Senin 7 Apr 2025

Notification

×
Senin, 7 Apr 2025

Iklan

Iklan

Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan di Tengah Krisis Moral dan Globalisasi

Kamis, 03 April 2025 | April 03, 2025 WIB | 13 Views Last Updated 2025-04-03T02:03:14Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Foto/Ilustrasi

Moral adalah suatu ajaran yang berisi nilai-nilai positif yang digunakan sebagai pedoman dalam bersikap dan berperilaku berdasarkan pandangan hidup atau ajaran agama tertentu. Adapun tujuan serta fungsi moral ialah untuk mengatur tingkah laku manusia agar bersikap dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai moral. Pelajar merupakan seseorang yang menjadi pelaku dalam Pendidikan atau orang yang dididik dan terdidik, dalam bersikap maupun berperilaku seorang pelajar harus menerapkan nilai moral, Dimana nilai-nilai moral tersebut ialah sopan santun, kejujuran, toleransi, bertanggungjawab, kebaikan hati, dan keadilan. Seorang pelajar harus menjunjung tinggi nilai moral. Namun, di era globalisasi masa sekarang nilai-nilai moral pelajar mulai berkurang dalam bersikap maupun bertingkah laku. 


Pendidikan Kewarganegaraan menjadi salah satu bidang studi yang mengajarkan nilainilai moral dan etika dalam bersikap dan berperilaku bagi pelajar. Untuk itu, dalam hal ini peran pendidikan kewarganegaraan sangat penting untuk mengatasi krirs moral di kalangan pelajar melalui metode pengajarannya. Pendidikan kewarganegaraan dapat memberikan pemahaman kepada pelajar untuk memahami nilai-nilai moral serta menerapkannya dalam kehidupan disekolah maupun di masyarakat. Artikel ini akan membahas terkait peran pendidikan kewarganegaraan dalam mengatasi krisis moral pada pelajar di era globalisasi. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah yang dilakukan melalui pendidikan kewarganegaraan dalam mengatasi krisis moral khususnya pada pelajar.

 

Pendidikan Pancasila berperan penting dalam membentuk karakter bangsa, karena karakter yang berkualitas akan memberikan landasan yang kokoh bagi pembangunan bangsa yang berkelanjutan. Dengan diwajibkannya mata pelajaran Pendidikan Pancasila ini di sekolah juga bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan filosofi hidup bagi setiap peserta didik di sekolah. Sejak mulai terbentuk, Pancasila telah menjadi ideologi yang berasal dari, dijalankan oleh, dan bertujuan untuk kepentingan bangsa Indonesia. Sebagai pandangan hidup dan filsafat nasional, Pancasila berfungsi sebagai kerangka kerja politik yang menjamin komitmen untuk bersatu dalam prinsip dan pandangan guna mencapai tujuan nasional. 


Pancasila sebagai ideologi merupakan way of life yang dijadikan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Begitu juga dalam politik kenegaraan nilai-nilai Pancasila harus menjadi acuan dalam mewujudkan sistem politik. Dalam budaya politik nilai-nilai Pancasila sebagai sebuah ideologi harus bisa membingkai perilaku politik warga negara yang dilembagakan dalam sebuah budaya politik. budaya politik Pancasila harus menjadi rujukan bagi pengembangan budaya politik yang ideal di Indonesia. Pancasila adalah dasar falsafah dan ideologi negara Indonesia. 


Di era globalisasi saat ini peran pendidikan pancasila sangat diperlukan untuk membangun karakter pelajar Indonesia, yang sekarang ini memburuk, dimana krisis moral pada pelajar banyak terjadi seperti tidak sopan, melawan guru/orang tua, membolos, serta kenakalan remaja lainnya membuat guru yang mengajar dalam pembelajaran PPKN harus bukan sekedar berceramah menyampaikan materi namun juga harus bisa mengintergrasikan nilai-nilai pancasila tersebut untuk anak-anak yang dididik. Dengan berpegang pada prinsip serta nilai-nilai luhur, dan budi pekerti yang terdapat dalam pancasila, serta metode pengajarannya, dan praktiknya yang tepat dapat membantu mengatasi masalah krisis moral pelajar di Indonesia. 


Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan salah satu komponen yang penting dalam sistem pendidikan nasional pada negara Indonesia. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan telah dimasukan pada kurikulum dimulai dari tingkatan sekolah dasar. Untuk itu pelajaran PPKN harus dimaksimalkan dengan baik agar ilmu serta nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajaran PPKN dapat diterapkan oleh siswa/i untuk membentuk karakter yang baik dalam diri pelajar dan membantu mengatasi krisis moral pada pelajar di Indonesia.


Pendidikan kewarganegaraan memainkan peran penting dalam mengatasi krisis moral yang dihadapi oleh para pelajar di era globalisasi (Gyimah, 2020). Pendidikan kewarganegaraan memiliki fungsi untuk membentuk karakter dan moralitas pelajar serta memberikan pemahaman tentang hak, kewajiban, dan tanggung jawab sebagai warga negara yang baik. Dalam era globalisasi, pelajar dihadapkan pada berbagai tantangan dan godaan yang dapat mempengaruhi moralitas dan karakter mereka. Pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh melalui pendidikan kewarganegaraan membantu para pelajar untuk memahami nilai-nilai yang penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta memberikan landasan etika yang kuat untuk menghadapi krisis moral yang terjadi.


Krisis Moral: Moral adalah seperangkat ide, ajaran, tingkah laku hidup manusia, yang mendasarkan pada kesadaran, bahwa ia terikat oleh keharusan untuk mencapai yang baik, sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam lingkungannya.berdasarkan pandangan hidup atau ajaran agama tertentu. Perilaku moral dikendalikan oleh konsep-konsep moral atau peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya yang ada. Menurut Hurlock definisi moral adalah perilaku yang sesuai dengan kode kelompok sosial. Moral itu sendiri berarti tata cara, kebiasaan, dan adat. Perilaku moral dikendalikan oleh konsep-konsep moral atau peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya yang ada (Nuraini & Najicha).


Faktor-faktor penyebab krisis moral pada pelajar: Permasalahan krisis moral di kalangan remaja belakangan ini menjadi cukup serius dan menurut penelitian jumlahnya terus meningkat. Yang menjadi perhatian khusus adalah Ketika masyarakat, termasuk orang tua, guru, dan pendidik, tidak menangani masalah ini secara sensitif. Dari fakta yang ada terlihat permasalahan yang terjadi pada remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan, sekolah, dan keluarga. Dalam hal ini peran orang tua dalam melakukan pencegahan terhadap perilaku normatif sangat penting dan harus diajarkan sejak dini.


Menurut Oktaviana & Dewi (2022), ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya krisis moral pada individu, yaitu:

1. Faktor keluarga ; Keluarga yang bermasalah dapat mempengaruhi kesehatan mental dan emosional anak.

2. Sekolah dan Wawasan ; Kenakalan remaja dapat terjadi akibat kurangnya perhatian guru, kebijakan sekolah yang lemah dan pengajaran yang tidak konsisten, kurangnya pemahaman siswa, dan kegagalan dalam mematuhi peraturan perundang-undangan.

3. Keyakinan yang menyimpang : Kurangnya iman, tidak beragama, takut akan Tuhan dapat menyebabkan krisis moral. 

4. Budaya dan manusia: Masyarakat saat ini sangat terbuka terhadap budaya asing, berpakaian tidak pantas, meniru gaya hidup asing, dan melupakan budaya Indonesia dan kekhasannya.

5. Penyimpangan teknologi ; Penggunaan teknologi yang tidak tepat untuk membuka situs pornografi, peretasan, komentar tidak pantas di jejaring sosial, (Anisa Nuraini) 



Gejala-Gejala Krisis Moral


Menurut Sudharminta, ada tiga gejala sosial yang bisa dianggap sebagai tanda bahwa negara Indonesia masih berada dalam krisis moral. Ketiga gejala sosial tersebut adalah: 1) Praktik korupsi masih merajalela di birokrasi pemerintah tingkat atas hingga bawah dan di berbagai aspek kehidupan masyarakat; 2) Para pemimpin dan pejabat nasional pada umumnya mempunyai rasa tanggung jawab sosial yang lemah; dan 3) Banyak orang di masyarakat yang kekurangan Perikemanusiaan.


Sebagaimana disebutkan di atas, meningkatnya praktik korupsi di Indonesia merupakan salah satu bentuk hilangnya jati diri bangsa, dan salah satu permasalahan mendasar bangsa saat ini adalah kecenderungan sosial yang mengarah pada kemerosotan atau perubahan moral.


Dalam berbagai bentuk penyimpangan sosial, Terkait tentang kejahatan yaitu: narkoba, minuman keras, perampokan, seks bebas, perilaku buruk dan tidak menghormati satu sama lain, yaitu: tidak hormat, ngebut di jalan raya, menerobos lampu merah, dan berkelahi. hal ini juga merupakan tanda-tanda merosotnya moral sosial di kalangan generasi muda. Pendidikan karakter (pendidikan akhlak) dengan mengoptimalkan peran pendidikan agama merupakan upaya untuk mengurangi dan mencegah perilaku-perilaku demoralisasi sosial yang saat ini menimpa generasi muda (mahasiswa, remaja, mahasiswa/remaja). (Tahaku, 2020)


Dampak Era Globalisasi Terhadap Moralitas Pelajar Pada prinsipnya globalisasi mempunyai dampak positif dan negatif. Dari segi perekonomian dampak positifnya adalah terbukanya pasar internasional akan meningkatkan lapangan kerja dan meningkatkan devisa negara, Pada tataran politik, hadirnya pemerintahan yang terbuka dan demokratis memberikan dampak positif, dampak negatifnya adalah banyak produk luar negeri yang bebas dijual di Indonesia, hilangnya kecintaan terhadap produk dalam negeri. sosial budaya. dan hadirnya liberalisme yang memungkinkan terjadinya perubahan ideologi negara merupakan dampak negatif. Dampak globalisasi yang paling kuat terjadi pada beberapa dimensi: aspek politik, ekonomi. (Hermawan, 2019)


Kondisi Moral Pelajar Indonesia Krisis moral ialah memudarnya sikap dan tingkah laku yang mencerminkan nilai-nilai moral pada diri seseorang. Karakter yang ditunjukkan oleh orang-orang yang mengalami krisis moral ialah kebiasaan buruk dan tidak sesuai dengan nilai-nilai moral yang berlaku. Pada dasarnya karakter merupakan suatu implementasi dari tingkah laku dan sikap seseorang, dimana sikap dan karakter tersebut merupakan salah satu pedoman penting yang menentukan gambaran seseorang tersebut. Berbicara tentang krisis moralitas bagi generasi muda tidak terlepas dari etika, susila yang mencangkup nilai-nilai, dan norma kehidupan. dengan menyatunya masyarakat dan teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang dalam kehidupan masyarakat, memberi efek negatif menyebabkan merosotnya moralitas generasi muda. 


Krisis moral merambah hampir seluruh aspek kehidupan manusia tanpa memandang usia, tingkat pendidikan, status sosial, kedudukan dan pangkat manusia (Sukabawa, Maret 2017). Indonesia saat ini sedang dilanda krisis etika yang cenderung terjadi di kalangan pelajar. Krisis moral adalah hilangnya sikap, watak, serta sikap terpuji seseorang. (Dinda Oktaviana, 2022) Di era globaliasasi pada saat ini banyak pelajar yang cenderung egois dan menyampingkan sopan santun dan etika. Kaum pelajar yang berpendidikan pun tidak jarang moral dan etikanya memudar dikarenakan faktor globalisasi. Implementasi pelajaran yang didapat di sekolah melalui pengajaranpengajaran guru tidak dipraktekkan. Tidak jarang pelajar melupakan sopan santun kepada guru, orang tua, dan orang-orang disekitarnya. 


Seperti masalah yang banyak terjadi saat ini para pelajar kehilangan budaya "maaf, terimakasih, dan tolong" dan anak-anak pelajar yang keras kepala, membantah perkataan orangtua dan gurunya, membuat Indonesia darurat krisis moral. Kondisi moral pelajar yang banyak menyimpang dari nilai-nilai kebaikan mengakibatkan rusaknya karakter pelajar. Harus diakui bahwa moralitas insan pelajar bersifat fleksibel (merupakan bisa diubah atau dibuat). Moralitas insan itu sendiri mampu baik di satu ketika serta buruk di satu waktu. Inilah sebabnya mengapa karakter/moral insan fleksibel. Perubahan kepribadian/spiritual ini bisa terjadi tergantung bagaimana proses hubungan antara potensi manusia serta alam mengikuti keadaan menggunakan lingkungan, budaya, proses pendidikan, demografi dan alam. 


Hal ini sangat berpengaruh pada pembentukan kepribadian/moralitas pada masyarakat khususnya pelajar yg kebetulan masih pada proses pembentukan karakter serta seleksi. seringkali remaja mengalami kesulitan dalam menentukan kepribadian/moralnya. karena pelajar lah yang akhirnya menciptakan karakter negatif dan bisa berdampak untuk orang lain. Merosotnya nilai moral pelajar Indonesia tidak terlepas dari pengaruh zaman yang semakin maju dimana semakin canggihnya alat teknologi sehingga membuat turunnya motivasi belajar pelajar, kurang bersosialisasi, serta lemahnya kesadaran dalam menjalankan kewajibannya sebagai pelajar yang baik diantaranya tawuran antar pelajar, balapan liar, kurangnya toleransi antar sesama, melakukan tindakan kriminal seperti bullyng, pelecehan seksual, mencuri, Narkoba, serta tindakan lain yang melanggar nilai moral. (Anggraini, 2022) 

Maka dari itu perlu ditingkatkan pengawasan terhadap para pelajar Indonesia melalui peningkatan pendidikan karakter guna mengatasi krisis moralitas yang melanda Indonesia saat ini.


Peran PPKn dalam Mengatasi Krisis Moral Pelajar di Indonesia: Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan merupakan salah satu inisiatif strategis untuk memperkuat pendidikan karakter warga negara, khususnya pengembangan karakter sejak usia dini, seperti di tingkat sekolah dasar. Melalui pengembangan karakter sejak dini, anak menjadi warga negara muda yang nantinya terintegrasi dalam kehidupan sosial berbangsa dan bernegara. Proses pemberian kehidupan sosial kepada peserta didik harus dihubungkan dengan pemahaman terhadap nilai, norma, dan adat istiadat sosial budaya masyarakat Indonesia. Hal-hal tersebut merupakan jati diri negara dan membentuk karakter anak Indonesia yang jujur. Agar anak dapat tumbuh hingga mempunyai kualitas untuk berperan aktif sebagai anggota masyarakat, berpartisipasi aktif dalam kehidupan sosial bernegara dan berbangsa. Rakyat yang mewarisi negara Indonesia dalam proses penyelenggaraan negara.


Pendidikan karakter merupakan upaya yang disengaja untuk membantu masyarakat memahami, mengembangkan, dan bertindak berdasarkan nilai-nilai etika/moral. Bangsa Indonesia saat ini sedang kehilangan moralitas dan jati diri bangsa yang menjunjung ideologi Pancasila sebagai nilai intinya, sehingga pendidikan karakter harus dilaksanakan. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan menitikberatkan pada pengembangan pemahaman konsep bangsa dan mencakup konsep-konsep yang lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih lanjut, pembelajaran ini diharapkan akan menghasilkan generasi yang menghargai dan menjunjung tinggi keutuhan dan persatuan bangsa. Pemahaman dan peningkatan sikap dan perilaku yang berakar pada nilai-nilai Pancasila dan budaya bangsa menjadi prioritas pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan dan pendidikan karakter merupakan mata pelajaran yang sangat erat hubungannya. 


Nilai-nilai pendidikan karakter di Indonesia didasarkan pada empat sumber: Pancasila, tujuan pendidikan nasional, agama, dan budaya. Fokus pembelajaran PPKn adalah menyampaikan ilmu politik dan hukum yang mengatur masyarakat Indonesia, berbagai nilai moral dan kebijakan serta penerapannya, yang dituangkan dalam bahan ajar baik secara teoritis, konseptual, dan normatif. Program PPKn menitikberatkan pada pengembangan masyarakat yang demokratis, berkompeten, religius, cinta tanah air, cinta bangsa, dan membela kehormatan dan harkat dan martabat bangsa dalam proses hubungan dunia yang berkelanjutan. Pembelajaran PKn prosedural mencakup materi yang membentuk, membina, dan mengembangkan potensi siswa baik dalam lingkungan fisik maupun non fisik secara manusiawi, demokratis, dan fungsional. (Lubis)


Krisis moral yang terjadi di kalangan pelajar Indonesia di era globalisasi saat ini merupakan suatu hal yang sangat memprihatinkan yang harus dicegah. Anak Muda merupakan generasi penerus bangsa yang menentukan nasib bangsa di masa depan. Oleh karena itu, Indonesia perlu memberdayakan generasi muda untuk meningkatkan keterampilan intelektual dan profesional, sikap, karakter dan kualitas moral. Oleh karena itu, sekolah memerlukan pengawasan dan perlindungan orang tua dan guru untuk membimbing generasi muda dari perilaku menyimpang. Karakter saat ini sedang menarik banyak perhatian. Karena tingginya kejadian perilaku menyimpang di kalangan pelajar Indonesia, pemerintah Indonesia terus berupaya untuk menanamkan nilai-nilai karakter melalui pendidikan sekolah.


Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan krisis moral dengan menjadikan peserta didik memahami pentingnya moralitas dalam kehidupan melalui kajian pendidikan kewarganegaraan. Untuk itu peran pendidikan kewarganegaraan diharapkan dapat membentuk kepribadian peserta didik menjadi individu yang berakhlak mulia. 


Dengan keterampilan dan sikap pelajar Indonesia tersebut, maka pelajar Indonesia tidak hanya akan mengenyam pendidikan, namun juga menjadi pelajar yang bermartabat di mata masyarakat dunia. Perlu adanya peningkatan pendidikan moral melalui pendidikan kewarganegaraan bagi generasi muda dan pelajar. Upaya peningkatan pendidikan akhlak generasi muda dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain melalui pendalaman religiusitas dan penanaman nilai-nilai akhlak melalui bimbingan guru, bimbingan guru, dan pertimbangan orang tua khususnya pada mata pelajaran PPKN.[]


Penulis :

Farish Jam’an, Mahasiswa Universitas Pamulang

×
Berita Terbaru Update