Foto/ILUSTRASI
Waktu adalah sumber daya yang tidak dapat diperbarui. Begitu berlalu, ia tak akan kembali. Oleh karena itu, manajemen waktu menjadi kunci kesuksesan, baik dalam perspektif konvensional maupun syariah. Meski tujuannya sama efisiensi dan produktivitas pendekatan keduanya memiliki perbedaan mendasar.
Manajemen Waktu Secara Konvensional
Dalam pandangan konvensional, manajemen waktu berfokus pada produktivitas, pencapaian target, dan keseimbangan hidup. Beberapa prinsip utamanya meliputi:
1. Prioritaskan Tugas (Eisenhower Matrix) : 1) Tugas dibagi menjadi penting-mendesak, penting-tidak mendesak, tidak penting-mendesak, dan tidak penting-tidak mendesak; 2) Fokus pada hal yang memberi dampak besar.
2. Hindari Prokrastinasi : 1) Menunda pekerjaan hanya menumpuk stres. Gunakan teknik seperti Pomodoro (kerja 25 menit, istirahat 5 menit) untuk menjaga fokus; 2) Work-Life Balance; dan 3) Waktu kerja dan istirahat harus seimbang agar tidak burnout.
3. Teknologi sebagai Alat Bantu : 1) Gunakan aplikasi seperti Google Calendar, Trello, atau Notion untuk mengatur jadwal; 2) Pendekatan konvensional cenderung sekuler—tujuan utama adalah kesuksesan duniawi.
Manajemen Waktu dalam Perspektif Syariah
Islam mengajarkan bahwa waktu adalah amanah dari Allah. Manajemen waktu dalam syariah tidak hanya tentang produktivitas duniawi, tetapi juga bernilai ibadah. Beberapa prinsipnya:
1. Waktu adalah Nikmat yang Dipertanggungjawabkan : a) Rasulullah ﷺ bersabda: "Dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu padanya: kesehatan dan waktu luang." (HR. Bukhari); b) Setiap detik akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat.
2. Pembagian Waktu yang Proporsional : a) Islam mengatur waktu untuk ibadah (shalat, tilawah, dzikir), bekerja, keluarga, dan istirahat; b) Shalat lima waktu menjadi pengingat disiplin waktu.
3. Hindari Aktivitas yang Tidak Bermanfaat : a) Rasulullah ﷺ bersabda: "Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat." (HR. Tirmidzi); b) Hindari ghibah, scrolling media sosial tanpa faedah, atau menunda kebaikan.
4. Niat Ibadah dalam Setiap Aktivitas : a) Bekerja untuk menafkahi keluarga bernilai ibadah jika diniatkan karena Allah; b) Istirahat pun bisa bernilai pahala jika untuk menjaga kesehatan agar kuat beribadah.
5. Gunakan Waktu Pagi dengan Baik : a) Rasulullah ﷺ mendoakan umatnya agar diberkahi di waktu pagi (HR. Abu Dawud); b) Bangun sebelum subuh (tahajud/qiyamul lail) meningkatkan produktivitas.
Manajemen waktu terbaik adalah menggabungkan keduanya: a) Produktif ala konvensional (target jelas, tools efektif); dan b) Bermakna ala syariah(setiap aktivitas bernilai ibadah, tidak sia-sia).
Dengan begitu, waktu tidak hanya menghasilkan kesuksesan dunia, tetapi juga bekal akhirat.[]
Pengirim :
Safira Aulia Rahma, domisili Gang Haji Amsar, Cipulir, Kebayoran Lama, email : safirarahma215@gmail.com