![]() |
Foto/ILUSTRASI |
Manajemen adalah kunci keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Dalam dunia modern, pendekatan manajemen terbagi menjadi dua arus utama: konvensional dan syariah. Keduanya memiliki prinsip yang unik namun sama-sama bertujuan untuk menciptakan organisasi yang efektif dan beretika.
Mengapa Manajemen Itu Penting dalam Organisasi? 1) Menentukan Arah Organisasi; 2) Mengelola Sumber Daya; 3) Meningkatkan Koordinasi dan Kerja Tim; 4) Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas; dan 5) Menghadapi Perubahan dan Tantangan.
Selanjutnya, dua pendekatan utama dalam manajemen organisasi konvensional dan syariah. Secara konvensional Pendekatan ini bersifat sekuler dan rasional, banyak digunakan dalam dunia bisnis modern secara umum.contohnya perusahaan swasta yang mengutamakan profit, menggunakan tools seperti KPI, OKR, dan analisis.
Sedangkan secara syariahnya pendekatan ini menggabungkan prinsip-prinsip manajemen dengan nilai-nilai Islam berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis.Contohnya lembaga keuangan syariah, pesantren modern, atau yayasan Islam yang tetap profesional tapi sesuai syariat.
Membahas dasar manajemen dalam organisasi konvensional dan syariah penting karena dapat membantu memahami perbedaan pendekatan dalam menjalankan organisasi.
Dalam manajemen konvensional, terdapat sejumlah prinsip dasar yang menjadi fondasi dalam mengelola organisasi secara efektif dan efisien. Prinsip pertama adalah perencanaan, yaitu proses merumuskan tujuan dan strategi yang akan dijalankan untuk mencapai visi organisasi. Perencanaan ini menjadi langkah awal dalam menentukan arah gerak organisasi, termasuk dalam mengatur sumber daya yang dimiliki.
Selanjutnya adalah pengorganisasian, yakni proses menyusun struktur kerja, membagi tugas, menetapkan tanggung jawab, dan mengatur hubungan antar bagian dalam organisasi agar tercipta koordinasi yang baik.
Setelah itu, proses pengarahan menjadi hal yang krusial, di mana manajer bertugas untuk memotivasi, membimbing, dan mengarahkan seluruh anggota organisasi agar bekerja secara optimal. Kemudian, prinsip pengendalian berperan dalam memastikan bahwa seluruh kegiatan organisasi berjalan sesuai rencana.
Pengendalian dilakukan dengan memantau, mengevaluasi, dan memberikan umpan balik atas kinerja yang telah dicapai, serta melakukan koreksi bila terjadi penyimpangan.
Keseluruhan prinsip ini saling berkaitan dan menjadi landasan utama dalam menciptakan sistem manajemen yang efektif di berbagai jenis organisasi.
Dalam pendekatan manajemen syariah, prinsip-prinsip dasar yang digunakan mengacu pada nilai-nilai Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis. Perencanaan tetap menjadi langkah awal yang penting, namun tidak hanya berorientasi pada target duniawi, melainkan juga mempertimbangkan aspek halal, maslahat, dan ridha Allah.
Tujuan yang disusun dalam manajemen syariah harus bersifat baik dan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Pengorganisasian dalam konteks syariah dilakukan dengan menjunjung tinggi keadilan dan amanah. Tugas dan tanggung jawab dibagi secara proporsional, memperhatikan kemampuan individu, serta menjaga keharmonisan dan ukhuwah antar anggota.
Proses pengarahan dalam manajemen syariah tidak hanya mengandalkan motivasi duniawi, tetapi juga menanamkan kesadaran spiritual bahwa setiap amal perbuatan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Pemimpin dalam manajemen syariah berperan sebagai khalifah yang harus memberi teladan dalam akhlak, kejujuran, dan tanggung jawab.
Terakhir, pengendalian dilakukan dengan konsep muraqabah, yaitu kesadaran bahwa Allah senantiasa mengawasi. Evaluasi kinerja tidak hanya diukur dari hasil, tapi juga dari proses dan niat di balik tindakan tersebut.
Prinsip-prinsip ini menjadikan manajemen syariah bukan hanya sebagai alat pengelolaan organisasi, tapi juga sebagai sarana untuk mencapai keberkahan dan tujuan akhirat.
Memahami perbedaan dan kesamaan antara pendekatan manajemen konvensional dan syariah memberikan pandangan yang lebih luas dalam mengelola organisasi. Pendekatan konvensional memberikan penekanan pada profesionalitas, efisiensi, dan hasil nyata, sementara pendekatan syariah menawarkan dimensi spiritual yang memperkaya makna kerja dan kepemimpinan.
Integrasi antara keduanya bisa menjadi solusi ideal, khususnya bagi organisasi yang ingin tetap profesional tanpa mengabaikan nilai-nilai etika dan religius. Pada akhirnya, manajemen bukan sekadar alat pengatur, melainkan cerminan dari arah dan nilai yang ingin dibawa oleh organisasi itu sendiri.
Demikianlah artikel ini kami sajikan sebagai bagian dari pemahaman kita bersama mengenai dasar-dasar manajemen organisasi dalam perspektif konvensional dan syariah.
Disusun dengan semangat akademik oleh mahasiswa Universitas Pamulang, Prodi Ekonomi Syari’ah kami berharap karya sederhana ini bisa bermanfaat bagi pembaca, serta menjadi kontribusi kecil dalam dunia keilmuan dan praktik organisasi.[]
Penulis :
Fika Auliasyah, domisili Kp. Kebon Raya, Desa Banyu Asih , RT 011/003, Kec. Mauk Kab. Tangerang Mauk-15530