![]() |
Foto/Ilustrasi |
حَرِيصٌ عَلَى وَقْتِهَا (Haritsun ‘Ala Waqtiha) berasal dari bahasa Arab yang berarti “sangat menjaga waktunya” atau “bersungguh-sungguh dalam memanfaatkan waktu dengan baik”.
Frasa ini sering dikaitkan dengan manajemen waktu, disiplin, dan kesungguhan dalam menjalani kehidupan. Dalam Islam, konsep ini sangat ditekankan karena waktu adalah salah satu nikmat terbesar yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Mereka yang mampu menjaga waktu dengan baik akan mendapatkan keberkahan, sedangkan mereka yang menyia-nyiakannya akan mengalami kerugian.
Makna Penting "Haritsun ‘Ala Waqtiha" dalam Kehidupan
Orang yang haritsun ‘ala waqtiha adalah mereka yang sadar akan nilai waktu dan tidak menggunakannya untuk hal yang sia-sia. Beberapa karakteristik utama dari mereka yang menjaga waktunya dengan baik meliputi:
1. Menjaga Waktu dengan Disiplin dan Tidak Menyia-nyiakan Waktu
* Menjadikan setiap detik dalam hidupnya berarti, baik untuk ibadah, belajar, bekerja, maupun beristirahat yang bermanfaat.
* Tidak membuang waktu untuk hal-hal yang tidak memberikan manfaat, seperti terlalu banyak menghabiskan waktu dengan media sosial tanpa tujuan jelas, bergosip, atau menunda pekerjaan yang seharusnya dilakukan.
* Selalu memiliki rencana dalam hidup dan mengikuti jadwal yang telah ditetapkan.
2. Menghargai Waktu sebagai Amanah dari Allah
Islam mengajarkan bahwa waktu adalah amanah yang harus dijaga dengan baik, karena setiap manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas bagaimana mereka menghabiskan waktunya.
* Dalam hadits Nabi Muhammad ﷺ disebutkan:
“Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai ia ditanya tentang empat perkara: tentang umurnya untuk apa dihabiskan, tentang ilmunya bagaimana ia mengamalkannya, tentang hartanya dari mana ia peroleh dan ke mana ia belanjakan, serta tentang tubuhnya untuk apa ia gunakan.” (HR. Tirmidzi)
→ Hadits ini menunjukkan bahwa waktu adalah salah satu aspek utama yang akan dipertanyakan di akhirat kelak.
3. Menetapkan Prioritas dalam Hidup
* Orang yang haritsun ‘ala waqtiha selalu mendahulukan yang lebih penting daripada yang kurang penting.
* Tidak menghabiskan waktu untuk hal-hal yang remeh, tetapi berfokus pada aktivitas yang memberikan manfaat besar bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat.
* Misalnya, lebih memilih membaca Al-Qur’an atau belajar ilmu yang bermanfaat daripada hanya menonton hiburan tanpa tujuan.
4. Menghindari Sikap Menunda-nunda (Tasaswuf / التسويف)
* Salah satu kebiasaan buruk yang sering membuat seseorang kehilangan banyak waktu adalah menunda-nunda pekerjaan.
* Orang yang haritsun ‘ala waqtiha akan segera menyelesaikan tugasnya tepat waktu dan tidak membiarkan dirinya terjebak dalam kebiasaan malas.
* Seperti dalam pepatah Arab:
"لا تؤجل عمل اليوم إلى الغد" (Jangan menunda pekerjaan hari ini hingga besok).
5. Selalu Berusaha Produktif dan Efisien
* Orang yang menjaga waktunya akan selalu mencari cara agar lebih produktif.
* Mereka memahami konsep barakah dalam waktu, yaitu ketika seseorang bisa menyelesaikan banyak hal dalam waktu yang singkat karena keberkahan dari Allah.
* Misalnya, dengan menggunakan metode time management seperti:
- Membuat to-do list setiap hari.
- Menggunakan teknik Pomodoro (bekerja selama 25 menit, lalu istirahat 5 menit).
- Menjaga keseimbangan antara pekerjaan, ibadah, dan waktu istirahat agar tetap sehat dan bugar.
Dalil Al-Qur’an dan Hadits tentang Pentingnya Menjaga Waktu
1. QS. Al-‘Asr (103:1-3)
"Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal saleh, dan saling menasihati dalam kebenaran serta kesabaran."
Ayat ini menegaskan bahwa waktu adalah sesuatu yang sangat berharga, dan orang yang tidak menggunakannya dengan baik akan mengalami kerugian.
2. Hadits Nabi ﷺ:
"Dua nikmat yang banyak membuat manusia tertipu: kesehatan dan waktu luang." (HR. Bukhari)
Banyak orang yang tidak sadar akan nilai waktu luang hingga mereka kehilangan kesempatan untuk memanfaatkannya dengan baik.
Contoh dalam Kehidupan Sehari-hari
Untuk memahami bagaimana seseorang bisa menjadi haritsun ‘ala waqtiha, berikut adalah beberapa contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari:
Seorang Muslim yang bangun pagi dan langsung shalat Subuh tepat waktu, kemudian melanjutkan aktivitas hariannya dengan terencana, seperti membaca Al-Qur'an, belajar, bekerja, atau berbisnis.
Seorang pelajar yang mengatur waktunya dengan baik, belajar dengan tekun, tidak menunda tugas sekolah, dan tetap menyisihkan waktu untuk beribadah dan membantu orang tua.
Seorang pekerja yang disiplin dan tidak menunda pekerjaan, sehingga tugasnya selesai dengan baik dan tidak ada yang terbengkalai.
Seorang ibu rumah tangga yang mengatur waktu antara mengurus rumah, mendidik anak, dan beribadah sehingga semua berjalan dengan baik.
Seorang pemimpin yang efektif, menggunakan waktunya untuk berpikir, merancang strategi, dan menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab demi kemajuan umat.
Cara Menjadi "Haritsun ‘Ala Waqtiha" dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Bangun pagi dan memulai hari dengan doa serta ibadah agar hari tersebut penuh keberkahan.
2. Buat jadwal atau perencanaan harian agar waktu tidak terbuang sia-sia.
3. Utamakan ibadah dan kewajiban sebelum hal-hal lain yang kurang penting.
4. Kurangi kebiasaan membuang waktu di media sosial, menonton TV tanpa tujuan, atau hal-hal lain yang tidak produktif.
5. Jangan menunda pekerjaan—selesaikan tugas tepat waktu agar tidak menumpuk.
6. Gunakan waktu luang untuk hal-hal yang bermanfaat, seperti membaca, belajar, atau melakukan aktivitas sosial yang membawa kebaikan.
7. Tidur cukup dan istirahat yang teratur agar tubuh tetap sehat dan bisa produktif.
Kesimpulan
Menjadi haritsun ‘ala waqtiha adalah salah satu kunci kesuksesan dalam hidup. Waktu adalah nikmat yang tidak bisa kembali, sehingga siapa pun yang menyia-nyiakannya akan mengalami kerugian, baik di dunia maupun di akhirat.
Sebagai Muslim, kita diajarkan untuk menghargai setiap detik kehidupan dan menggunakannya untuk hal-hal yang bermanfaat. Dengan manajemen waktu yang baik, kita bisa menjadi pribadi yang lebih sukses, disiplin, dan mendapatkan keberkahan dalam hidup.[]
Pengirim :
Denvi Sekartazi Iskandar, Mahasiswa STMIK Tazkia Bogor