Notification

×

Iklan

Iklan

Menjadi Pemuda Bertauhid di Zaman Serba Digital

Sabtu, 15 Februari 2025 | Februari 15, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-02-15T06:27:55Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Foto/ILUSTRASI

Oleh : Abdullah Mubarok Maspeke

 

Di era digital yang serba cepat ini, tantangan bagi para pemuda semakin kompleks. Kemajuan teknologi telah membawa kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan, tetapi juga membawa ancaman berupa arus informasi yang tidak terkendali, budaya hedonisme, dan paham-paham yang bertentangan dengan nilai-nilai tauhid. Oleh karena itu, menjadi pemuda bertauhid di zaman digital bukan hanya sebuah pilihan, tetapi juga sebuah keharusan agar tetap berada di jalan yang lurus sesuai ajaran Islam.

 

Memahami Makna Tauhid di Era Digital

 

Tauhid, yang berarti mengesakan Allah dalam segala aspek kehidupan, harus tetap menjadi pegangan utama dalam menjalani kehidupan di dunia digital. Pemuda bertauhid adalah mereka yang menjadikan Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang disembah dan tidak tergoda oleh berbagai tren yang dapat menjerumuskan ke dalam kemaksiatan.

 

Namun, dalam dunia digital, godaan untuk menyimpang dari nilai-nilai tauhid semakin besar. Akses mudah terhadap konten-konten negatif, hoaks, fitnah, hingga gaya hidup konsumtif yang berlebihan bisa melemahkan iman seseorang. Oleh karena itu, pemuda harus memahami bahwa tauhid tidak hanya sebatas keyakinan di dalam hati, tetapi juga harus tercermin dalam perilaku dan penggunaan teknologi secara bijak.

 

Menggunakan Teknologi untuk Kebaikan

 

Menjadi pemuda bertauhid di era digital berarti memanfaatkan teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan keimanan dan memperdalam ilmu agama. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan, di antaranya:

1. Memperbanyak Konsumsi Konten Islami: Pemuda bertauhid harus selektif dalam memilih konten yang dikonsumsi. Memanfaatkan internet untuk mengakses kajian Islam, membaca tafsir Al-Qur'an, serta mendengarkan ceramah dari ulama yang kredibel akan membantu memperkuat iman.

2. Menyebarkan Kebaikan di Media Sosial: Media sosial bisa menjadi ladang dakwah jika digunakan dengan benar. Pemuda bertauhid dapat membagikan konten-konten positif seperti ayat-ayat Al-Qur’an, hadits, dan nasihat Islami yang dapat menginspirasi orang lain untuk semakin dekat dengan Allah.

3. Menjaga Etika dan Akhlak di Media Sosial: Dunia digital memiliki banyak jebakan, termasuk ujaran kebencian, fitnah, dan perdebatan yang tidak sehat. Pemuda bertauhid harus menghindari perilaku tersebut dan selalu menjaga akhlak Islam dalam berinteraksi secara online.

 

Menjaga Iman di Tengah Godaan Digital

 

Tantangan terbesar bagi pemuda di era digital adalah bagaimana tetap menjaga keimanan di tengah gempuran informasi dan godaan dunia maya. Berikut beberapa cara untuk tetap istiqamah dalam keimanan:

1. Menjaga Waktu dan Menghindari Konten yang Tidak Bermanfaat: Waktu adalah anugerah yang harus digunakan dengan baik. Hindari menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, seperti menonton video yang mengandung maksiat atau bermain game secara berlebihan hingga melupakan kewajiban ibadah.

2. Bersikap Kritis terhadap Informasi: Dunia digital dipenuhi dengan hoaks dan propaganda yang bisa menyesatkan. Pemuda bertauhid harus memiliki sikap kritis dalam menyaring informasi dengan memastikan kebenarannya sebelum membagikan kepada orang lain.

3. Memperkuat Ibadah dan Koneksi dengan Allah: Kesibukan di dunia digital tidak boleh melalaikan kewajiban utama sebagai seorang Muslim. Shalat lima waktu harus tetap dijaga, begitu juga dengan ibadah-ibadah sunnah lainnya seperti membaca Al-Qur'an dan berdzikir agar hati tetap tenang dan terjaga dari pengaruh buruk dunia maya.

4. Berteman dengan Lingkungan yang Positif: Lingkungan digital yang sehat juga sangat berpengaruh dalam membentuk karakter seorang pemuda. Bergabung dengan komunitas Islami online, mengikuti kajian virtual, atau berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki visi keislaman yang kuat dapat membantu dalam menjaga keimanan.

 

Kesimpulan

 

Menjadi pemuda bertauhid di zaman serba digital bukanlah tugas yang mudah, tetapi juga bukan sesuatu yang mustahil. Dengan niat yang kuat, pemanfaatan teknologi secara bijak, serta menjaga hubungan dengan Allah dan sesama, pemuda dapat tetap istiqamah dalam keimanan meskipun di tengah derasnya arus digitalisasi. Teknologi seharusnya menjadi alat untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan sebaliknya. Oleh karena itu, marilah kita menjadi generasi yang tidak hanya melek teknologi, tetapi juga teguh dalam nilai-nilai tauhid agar tetap berada di jalan yang diridhai-Nya.[]

×
Berita Terbaru Update