 |
| Foto/ILUSTRASI |
Pengertian Munazzamun fi Syu’unihi
Secara bahasa, Munazzamun fi Syu’unihi berasal dari kata: Munazzamun (منظم) yang berarti teratur, tertata, atau tersusun rapi. Fi (في) yang berarti dalam. Syu’unihi (شؤونه) yang berarti urusan atau hal-hal yang menjadi tanggung jawab seseorang.
Secara istilah, Munazzamun fi Syu’unihi merujuk pada seseorang yang memiliki sistem dalam mengatur hidupnya, tidak berantakan, serta dapat menyeimbangkan berbagai aspek kehidupannya dengan baik.
Dalil dan Hadis tentang Kedisiplinan dalam Islam
Islam sangat menekankan pentingnya hidup teratur dan disiplin. Hal ini dapat ditemukan dalam berbagai ayat Al-Qur'an dan hadis Nabi.
1. Al-Qur'an tentang keteraturan dan kedisiplinan
QS. Al-Mu’minun: 1-2
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya.”
Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang beriman adalah mereka yang menjaga keteraturan dalam ibadahnya, khususnya dalam shalat.
QS. Al-Hasyr: 18
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)."
Islam mengajarkan agar setiap Muslim memiliki perencanaan dan keteraturan dalam menjalani kehidupan, termasuk dalam persiapan menuju akhirat.
2. Hadis Rasulullah ﷺ tentang kedisiplinan
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad)
Manusia yang bermanfaat adalah mereka yang memiliki keteraturan dalam hidupnya, sehingga dapat memberikan manfaat bagi orang lain.
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
"Sesungguhnya Allah mencintai jika seseorang bekerja, maka dia melakukannya dengan itqan (profesional dan rapi)." (HR. Thabrani)
Hadis ini menunjukkan pentingnya disiplin dalam bekerja dan melakukan sesuatu dengan baik dan teratur.
Aspek-aspek Munazzamun fi Syu’unihi dalam Kehidupan Seorang Muslim
Seorang Muslim yang menerapkan Munazzamun fi Syu’unihi dalam kehidupannya akan terlihat dari beberapa aspek berikut:
1. Kedisiplinan dalam Ibadah
Islam mengajarkan umatnya untuk memiliki keteraturan dalam beribadah, seperti: 1) Shalat lima waktu yang harus dilakukan sesuai jadwal tanpa ditunda; 2) Puasa Ramadhan yang harus dijalankan secara disiplin selama satu bulan penuh; 3) Haji dan Umrah yang memiliki tata cara dan aturan yang harus diikuti dengan tertib; dan 4) Membaca Al-Qur'an dan berdzikir secara rutin agar hati tetap terjaga dari kelalaian.
Contoh nyata dari kedisiplinan ibadah adalah bagaimana Rasulullah ﷺ selalu bangun sebelum subuh untuk menunaikan shalat tahajud, lalu memulai aktivitas hariannya dengan penuh keteraturan.
2. Kedisiplinan dalam Manajemen Waktu
Seorang Muslim yang teratur dalam hidupnya akan memiliki perencanaan waktu yang baik. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga manajemen waktu yang efektif antara lain: 1) Membuat jadwal harian yang mencakup ibadah, pekerjaan, istirahat, dan waktu bersama keluarga; 2) Menghindari kebiasaan menunda pekerjaan, sebagaimana dalam hadis: "Gunakanlah lima perkara sebelum datangnya lima perkara: masa mudamu sebelum masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu." (HR. Hakim); dan 3) Memanfaatkan waktu pagi dengan baik, karena Rasulullah ﷺ bersabda: "Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya." (HR. Abu Dawud).
3. Kedisiplinan dalam Bekerja dan Berbisnis
Dalam bekerja, Islam menekankan pentingnya amanah dan profesionalisme. Beberapa prinsip yang harus diterapkan adalah: 1) Bekerja dengan niat ibadah agar pekerjaan menjadi lebih bermakna; 2) Tidak bermalas-malasan, sebagaimana dalam QS. At-Taubah: 105, "Dan katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu."; 3) Menjaga integritas dan kejujuran, sebagaimana Rasulullah ﷺ dikenal sebagai pedagang yang jujur dan terpercaya.
4. Kedisiplinan dalam Hubungan Sosial
Seorang Muslim yang teratur juga menjaga hubungan baik dengan orang lain. Hal ini mencakup: 1) Menepati janji dan tidak mengingkari kesepakatan; 2) Menghormati waktu orang lain dengan tidak datang terlambat dalam pertemuan atau janji; dan 3) Bersikap sopan dan menghargai orang lain.
Teladan Rasulullah ﷺ dalam Kedisiplinan dan Keteraturan
Rasulullah ﷺ adalah contoh terbaik dalam menerapkan Munazzamun fi Syu’unihi. Beberapa contoh keteraturan dalam kehidupan beliau: 1) Jadwal harian Rasulullah ﷺ sangat tertata, mulai dari waktu ibadah, berdakwah, bekerja, hingga berinteraksi dengan keluarga; 2) Rasulullah ﷺ selalu tepat waktu dalam setiap urusannya, termasuk dalam shalat berjamaah dan pertemuan dengan para sahabat; dan 3) Beliau juga sangat disiplin dalam menjaga kebersihan, baik dalam pakaian, makanan, maupun tempat tinggalnya.
Cara Menjadi Pribadi yang Munazzamun fi Syu’unihi
Agar bisa menjadi pribadi yang teratur dalam hidup, beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah: 1) Membuat perencanaan hidup yang jelas, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang; 2) Menjaga kedisiplinan dalam menjalankan tugas dan kewajiban; 3) Meningkatkan kualitas ibadah dan selalu memperbaiki diri; 4) Menjaga kebersihan dan kerapihan dalam segala hal; dan 5) Memanfaatkan waktu dengan baik dan tidak menunda pekerjaan.
Kesimpulan
Konsep Munazzamun fi Syu’unihi mengajarkan kita untuk hidup dengan teratur, disiplin, dan penuh tanggung jawab. Islam telah memberikan panduan dalam setiap aspek kehidupan agar manusia bisa menjalani hidup dengan lebih produktif dan bermanfaat.
Rasulullah ﷺ sebagai teladan utama telah menunjukkan bagaimana hidup yang teratur dapat membawa keberkahan dan kesuksesan di dunia maupun di akhirat. Semoga kita semua dapat menerapkan Munazzamun fi Syu’unihi dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi pribadi yang lebih baik. Aamiin.[]
Pengirim :
Fitri Ambar Sari, Mahasiswa STMIK Tazkia Bogor
