Notification

×

Iklan

Iklan

Petunjuk Al-Quran untuk Kehidupan yang Penuh Makna dan Tujuan

Sabtu, 11 Januari 2025 | Januari 11, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-01-11T02:21:52Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Foto/Ilustrasi

Artikel ini membahas petunjuk Al-Qur'an untuk hidup yang penuh makna dan tujuan. Al-Qur'an memberikan prinsip-prinsip moral, sosial, dan spiritual yang membantu individu mencapai keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Petunjuk seperti berbuat baik, niat ikhlas, dan mencari ilmu menjadi landasan untuk hidup yang bermakna, menuju kedamaian batin dan keridhaan Allah SWT.


Dalam kehidupan yang semakin kompleks, manusia akhir zaman seringkali merasa kehilangan arah dan tujuan.Di tengah gemerlap dunia yang penuh fatamorgana, kita terjebak dalam perlombaan urusan dunia yang sesaat. Al-Quran, sebagai kitab suci umat Islam, hadir sebagai petunjuk hidup yang komprehensif. Di dalamnya termaktub nilai-nilai universal yang relevan sepanjang zaman. Mulai dari tata cara beribadah, etika sosial, hingga pandangan tentang kehidupan setelah kematian, Al Quran memberikan panduan lengkap bagi setiap individu untuk menjalani hidup yang bermakna. Al-Qur’an memiliki sifat Al-Huda(petunjuk):  Ini menunjukkan bahwa kitab suci ini bertujuan untuk membimbing manusia ke jalan yang lurus.


Kebenaran al-Quran merupakan pokok penting status al-Quran bagi manusia. Kebenaran tersebut akan membawa manusia kepada kebutuhan kehidupan mereka. Mulai dari kehidupan spiritual yang murni, kekuatan politik dan militer, kekayaan dan peradaban, dan berkah yang tak terhitung jumlahnya oleh sebab itu Allah berfirman:  


إِنَّ هَٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا


Artinya: Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa bagi mereka ada pahala yang sangat besar (QS: Al-Isra: 9).


Ayat-ayat Al-Quran bukan hanya sekedar kata-kata yang indah, melainkan wahyu ilahi yang mengandung hikmah dan petunjuk bagi seluruh umat manusia. Dengan mengkaji dan mengamalkan ajaran-ajaran yang terdapat di dalam Al-Quran, kita dapat menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang kerap menghantui kita. Al-Quran mengajarkan kita tentang asal-usul kita, tujuan hidup kita dan bagaimana cara kita harus menjalani kehidupan di dunia ini.


Al-Quran juga memberikan motivasi dan inspirasi bagi kita untuk terus berbuat baik dan meraih kesuksesan. Ayat-ayat Al-Quran yang penuh dengan janji-janji Allah SWT memberikan semangat bagi kita  untuk menghadapi segala tantangan di dalam hidup. Dengan berpegang teguh dengan Al-Quran, kita akan selalu merasa optimis dan yakin akan masa depan yang cerah.


Tujuan Hidup Manusia menurut Al-Qur’an


Dalam perspektif Islam, bahwa sesungguhnya Allah menciptakan alam ini untuk berkhidmah kepada manusia.Dalam rangka menyelenggarakan kekhalifahan di muka bumi, Allah telah menundukkan alam semesta demi kemaslahatan manusia dan demi kemudahan mereka dalam menjalankan peran besarnya, khilafah fil ard.Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia adalah makhluk yang telah Allah istimewakan dari seluruh makhluk yang ada. Tentang hal ini, al-Qur'an telah menginformasikannya dengan sangat jelas:


وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ


Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.


إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ


Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” (QS. al-Baqarah: 30)


Islam telah memproklamirkan kemuliaan manusia dengan menjadikannya sebagai khalifah Allah di atas bumi ini. Ini adalah sebuah kedudukan yang membuat para malaikat bedecak kagum, lantaran kedudukan itu tidak diberikan kepada mereka, tetapi justru diberikan Allah kepada manusia. Allah SWT telah menobatkan manusia sebagai khalifah di muka bumi, dan agar manusia mampu menjalankan tugas besar ini Allah telah mengaruniainya akal dan ilmu pengetahuan yang menjadikannya dapat mengungguli para malaikat.


Petunjuk Al-Qur’an dalam Menemukan Tujuan


Al-Qur’an memberikan petunjuk yang sangat jelas dan mendalam tentang bagaimana kita dapat menemukan tujuan hidup yang sejati. Berikut beberapa petunjuk yang penting di dalam Al-Qur’an yang dapat membantu tujuan hidup:


1). Menjaga Hubungan dengan Allah SWT


Menurut tuntunan Agama Islam, tiap-tiap pribadi mausia mempunyai hubungan langsung dengan Allah SWT, selaku pencipta segala makhluk, termasuk pribadi-pribadi manusia. Banyak sekali ayat-ayat Alqur’an yang menjelaskan, bahwa kewajiban, kepantasan dan kewajaran taqwa kita hadapkan kehadirat Allah SWT dzat yang men ciptakan kita, yang menjadi tuhan kita,kita pantas untuk menyembahnya sesuai dengan firman-Nya:


وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ 


“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia.” (QS. al-Isra‟: 23).


Taqwa kepada Allah kita realisir dengan semangat pengabdian dan penghambaan, keikhlasan dan ketundukan, kepatuhan dan ketaatan, kehangatan cinta yang membara di dalam hati sanubari kita . Berzikir mengingat Allah dengan penuh kerinduan, menyembahnya dengan penuh tawadlu dan kekhusyuan, memelihara diri dari segala sesuatu yang mendatangkan kemurkaan dan azab siksaan, memelihara diri agar selalu mendapat ridla Tuhan. Dalam bidang keimanan, taqwa kita realisir dengan keyakinan hati yang membaja kepada keagungan Allah, tekun beribadah berdasarkan cinta, asyik berzikir disetiap waktu, terutama di malam buta dikala orang lain tidur nyenyak, bangun berwudhu, bersujud syukur shalat tahajjud secara teratur beraudensi dan bermuraqabah dengan bertafakkur, tangan menengadah hati terhibur, nikmat Allah diterima dengan penuh tasyakkur, pohon taqwa tumbuh subur, karena ditanam dalam hati yang penuh syukur. 


2). Mencari Ilmu Pengetahuan


Ilmu memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Al-Quran, dan Allah SWT secara eksplisit menegaskan keutamaan ilmu sebagai pilar utama dalam mencapai derajat yang lebih tinggi di sisi-Nya. Dalam Surah Al-Mujadilah ayat 11, Allah menyatakan bahwa orang yang berilmu akan diangkat derajatnya: 


وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ


Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan." 


Ayat ini menegaskan bahwa ilmu menjadi kriteria yang membedakan derajat manusia, tidak hanya dalam konteks sosial tetapi juga di hadapan Allah SWT. Orang yang beriman dan memiliki ilmu tidak hanya lebih mulia, tetapi juga lebih mampu memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan benar.


Selain itu, ayat-ayat lain seperti Surah Al-Alaq (96:1-5) yang memulai wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW, menekankan pentingnya ilmu dan pengetahuan, terutama melalui aktivitas membaca dan belajar. Ayat ini menjadi dasar bagi kewajiban menuntut ilmu dalam Islam.


3). Seimbang antara Dunia dan Akhirat


Di  dalam  Islam  kehidupan  akhirat  merupakan  fase  kehidupan setelah  kehidupan  di  dunia,  bahkan  kualitas  kehidupan  akhirat  adalah  konsekuensi  dari kualitas  kehidupan  di  dunia.  Segala  aktivitas  atau  perbuatan  seorang  muslim  dalam semua bidang memiliki kaitan dengan fase kehidupan akhirat.Islam menjadi agama yang memiliki sifat universal yang berisi ajaran-ajaran yang berfungsi  membimbing  umatnya  menuju  kebahagiaan  yang  hakiki  di  dunia  dan  akhirat. Sesuai  dengan  firman  Allah  SWT:  


وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ


Artinya:“Dan  carilah  (pahala)  negeri  akhirat dengan  apa  yang  telah  dianugerahkan  Allah  kepadamu,  tetapi  janganlah  kamu  lupakan bagianmu  di  dunia  dan  berbuatbaiklah  (kepada  orang  lain)  sebagaimana  Allah  telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al-Qashah :77)


Islam mengajarkan umatnya agar mampu menyeimbangkan hubungan yang baik secara vertical maupun horizontal. Sebagai makhluk yang diberikan Amanah yang besar berupa  tugas  menjadi  Khalifah  Fil  Ardh.  Sebagai    pengatur  kehidupan  di  alam  dunia, manusia  tidak    bisa  lepas  dengan  keterikatannya  dengan  sang  pencipta  dalam  hal  ini manusia  harus  senantiasa  bersyukur,  bersyukur  terhadap  dirinya  maupun  lingkungan hidupnya.


Allah SWT  memberikan   anugerah   potensi   kepada   manusia,   dianugerahkan   pula rahmat,  dan  rezeki  bagi  manusia  yang  tak  terhitung  jumlahnya.  Hal  ini  merupakan landasan rasa syukur manusia sebagai makhluk yang diberikan kesempurnaan penciptan oleh  Allah  SWT.  Syukur  memiliki  makna  menggunakan  atau  mengolah  segala  anugerah Allah dalam diri manusia atau mengambil manfaat dari segala hal yang ada di alam raya.  Manusia  juga  diharapkanmampu  menjalin  hubungan  yang  harmonis  antar  sesamanya maupun  dengan  alam  sekitar  yang  diamanahkan  agar  dipelihara  dan  dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.


Menghadapi Ujian Hidup


Manusia  senantiasa  menghadapi  masalah dalam  kehidupannya.  Idealnya sebagai seorang mukmin, manusia seharusnya mengetahui bahwa Allah SWT menciptakan  dunia  sebagai  ujian  belaka  bagi  manusia,  kesulitan  yang  diberikan Allah adalah untuk menguji manusia. Kesulitan tersebut dibuat untuk membedakan antara mereka yang benar-benar beriman dan mereka yang memiliki penyakit  di  hatinya, yaitu mereka yang tidak lulus dalam menyakini keimanan mereka.


Pada dasarnya  Allah  telah  memberikan pedoman kepada  manusia  dalam menghadapi masalah hidup. Allah SWT menurunkan surah Al-Insyirah yang di dalamnya berisi tentang kelapangan dada. Lapang dada yang diberikan kepada Nabi  Saw akan tetapi  bukan  menjadi pedoman  beliau  semata, akan  tetapi  juga diberikan  kepada umatnya  yang  mengalami  ujian  hidup.  Allah  menjamin  bahwa setiap  orang  yang  mengalami  ujian  pasti  akan  ada  keringanan  dan  pemecahan masalah kalau semua itu dihadapi dengan sabar dan tawakal pada Allah sehingga beliau diberi kelapangan dada.  


Dalam surahal-Insyirah ayat ke 6 dijelaskan bahwa  sesudah  kesulitan  pasti  ada jalan keluar, maka dapat disimpulkan kemudahan akan datang dua kali dalam kesulitan. Kesulitan bukanlah hal yang sangat menakutkan, janganlah memandangcobaan sebagai malapetaka,akan tetapi dilihat sebagai nikmat atas pemberian Allah karena kasih sayang. Makna surah alInsyirah ayat ke 6 bahwasanya antara kesulitan dan kemudahan itu datangnya bersamaan, datangnya kemudahan tidak menunggu kesulitan atau kemudahan muncul   setelah kesulitan   usai.   


Intinya   hanyalah   tergantung   pada   bagaimana   cara memandang  suatu  masalah  apabila  dipandang dengan hati sempit  maka  dipahami kemudahan muncul bersama   kesulitan.   Karena   dibalik   kesulitan   ada   kemudahan. Kehidupan  itu  pasti ada  cobaan  dan  ujian berhasil  ataupun  tidak  itu  tergantung  pada yang  melakukan.  Kalau  ujian  itu  dijalani  dengan  penuh  keimanan  dan  kebijaksanaan maka akan merasa ringan begitu juga sebaliknya.


Kesimpulan


Al-Qur’an memberikan petunjuk yang jelas tentang bagaimana menjalani kehidupan yang penuh makna dan tujuan. Tujuan utama hidup menurut Al-Qur’an adalah untuk beribadah kepada Allah SWT dan menjadi pemimpin di bumi, dengan menjalankan tugas kita dengan bijaksana dan penuh tanggung jawab. Petunjuk Al-Qur’an juga mengajarkan pentingnya menjaga hubungan dengan Allah SWT, mencari pengetahuan, serta mencapai keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Selain itu, Al-Qur’an mengingatkan kita untuk menghadapi ujian hidup dengan sabar, serta mengambil hikmah dari setiap cobaan. Dengan menerapkan ajaran-ajaran ini, kita dapat menjalani hidup dengan tujuan yang jelas, bermakna,dan penuh kedamaian.[]


Pengirim :

Nadhif Bayanaka Vimar, Mahasiswa Semester 1 Prodi Ekonomi Syari’ah Universitas Pamulang


×
Berita Terbaru Update