Foto/Ilustrasi |
Artikel ini membahas petunjuk Al-Qur'an untuk hidup yang penuh makna dan tujuan. Al-Qur'an memberikan prinsip-prinsip moral, sosial, dan spiritual yang membantu individu mencapai keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Petunjuk seperti berbuat baik, niat ikhlas, dan mencari ilmu menjadi landasan untuk hidup yang bermakna, menuju kedamaian batin dan keridhaan Allah SWT.
Dalam kehidupan yang semakin kompleks, manusia akhir zaman seringkali merasa kehilangan arah dan tujuan.Di tengah gemerlap dunia yang penuh fatamorgana, kita terjebak dalam perlombaan urusan dunia yang sesaat. Al-Quran, sebagai kitab suci umat Islam, hadir sebagai petunjuk hidup yang komprehensif. Di dalamnya termaktub nilai-nilai universal yang relevan sepanjang zaman. Mulai dari tata cara beribadah, etika sosial, hingga pandangan tentang kehidupan setelah kematian, Al Quran memberikan panduan lengkap bagi setiap individu untuk menjalani hidup yang bermakna. Al-Qur’an memiliki sifat Al-Huda(petunjuk): Ini menunjukkan bahwa kitab suci ini bertujuan untuk membimbing manusia ke jalan yang lurus.
Kebenaran al-Quran merupakan pokok penting status al-Quran bagi manusia. Kebenaran tersebut akan membawa manusia kepada kebutuhan kehidupan mereka. Mulai dari kehidupan spiritual yang murni, kekuatan politik dan militer, kekayaan dan peradaban, dan berkah yang tak terhitung jumlahnya oleh sebab itu Allah berfirman:
إِنَّ هَٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
Artinya: Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa bagi mereka ada pahala yang sangat besar (QS: Al-Isra: 9).
Ayat-ayat Al-Quran bukan hanya sekedar kata-kata yang indah, melainkan wahyu ilahi yang mengandung hikmah dan petunjuk bagi seluruh umat manusia. Dengan mengkaji dan mengamalkan ajaran-ajaran yang terdapat di dalam Al-Quran, kita dapat menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang kerap menghantui kita. Al-Quran mengajarkan kita tentang asal-usul kita, tujuan hidup kita dan bagaimana cara kita harus menjalani kehidupan di dunia ini.
Al-Quran juga memberikan motivasi dan inspirasi bagi kita untuk terus berbuat baik dan meraih kesuksesan. Ayat-ayat Al-Quran yang penuh dengan janji-janji Allah SWT memberikan semangat bagi kita untuk menghadapi segala tantangan di dalam hidup. Dengan berpegang teguh dengan Al-Quran, kita akan selalu merasa optimis dan yakin akan masa depan yang cerah.
Tujuan Hidup Manusia menurut Al-Qur’an
Dalam perspektif Islam, bahwa sesungguhnya Allah menciptakan alam ini untuk berkhidmah kepada manusia.Dalam rangka menyelenggarakan kekhalifahan di muka bumi, Allah telah menundukkan alam semesta demi kemaslahatan manusia dan demi kemudahan mereka dalam menjalankan peran besarnya, khilafah fil ard.Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia adalah makhluk yang telah Allah istimewakan dari seluruh makhluk yang ada. Tentang hal ini, al-Qur'an telah menginformasikannya dengan sangat jelas:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.
إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ
Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” (QS. al-Baqarah: 30)
Islam telah memproklamirkan kemuliaan manusia dengan menjadikannya sebagai khalifah Allah di atas bumi ini. Ini adalah sebuah kedudukan yang membuat para malaikat bedecak kagum, lantaran kedudukan itu tidak diberikan kepada mereka, tetapi justru diberikan Allah kepada manusia. Allah SWT telah menobatkan manusia sebagai khalifah di muka bumi, dan agar manusia mampu menjalankan tugas besar ini Allah telah mengaruniainya akal dan ilmu pengetahuan yang menjadikannya dapat mengungguli para malaikat.
Petunjuk Al-Qur’an dalam Menemukan Tujuan
Al-Qur’an memberikan petunjuk yang sangat jelas dan mendalam tentang bagaimana kita dapat menemukan tujuan hidup yang sejati. Berikut beberapa petunjuk yang penting di dalam Al-Qur’an yang dapat membantu tujuan hidup:
1). Menjaga Hubungan dengan Allah SWT
Menurut tuntunan Agama Islam, tiap-tiap pribadi mausia mempunyai hubungan langsung dengan Allah SWT, selaku pencipta segala makhluk, termasuk pribadi-pribadi manusia. Banyak sekali ayat-ayat Alqur’an yang menjelaskan, bahwa kewajiban, kepantasan dan kewajaran taqwa kita hadapkan kehadirat Allah SWT dzat yang men ciptakan kita, yang menjadi tuhan kita,kita pantas untuk menyembahnya sesuai dengan firman-Nya:
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia.” (QS. al-Isra‟: 23).
Taqwa kepada Allah kita realisir dengan semangat pengabdian dan penghambaan, keikhlasan dan ketundukan, kepatuhan dan ketaatan, kehangatan cinta yang membara di dalam hati sanubari kita . Berzikir mengingat Allah dengan penuh kerinduan, menyembahnya dengan penuh tawadlu dan kekhusyuan, memelihara diri dari segala sesuatu yang mendatangkan kemurkaan dan azab siksaan, memelihara diri agar selalu mendapat ridla Tuhan. Dalam bidang keimanan, taqwa kita realisir dengan keyakinan hati yang membaja kepada keagungan Allah, tekun beribadah berdasarkan cinta, asyik berzikir disetiap waktu, terutama di malam buta dikala orang lain tidur nyenyak, bangun berwudhu, bersujud syukur shalat tahajjud secara teratur beraudensi dan bermuraqabah dengan bertafakkur, tangan menengadah hati terhibur, nikmat Allah diterima dengan penuh tasyakkur, pohon taqwa tumbuh subur, karena ditanam dalam hati yang penuh syukur.
2). Mencari Ilmu Pengetahuan
Ilmu memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Al-Quran, dan Allah SWT secara eksplisit menegaskan keutamaan ilmu sebagai pilar utama dalam mencapai derajat yang lebih tinggi di sisi-Nya. Dalam Surah Al-Mujadilah ayat 11, Allah menyatakan bahwa orang yang berilmu akan diangkat derajatnya:
وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan."
Ayat ini menegaskan bahwa ilmu menjadi kriteria yang membedakan derajat manusia, tidak hanya dalam konteks sosial tetapi juga di hadapan Allah SWT. Orang yang beriman dan memiliki ilmu tidak hanya lebih mulia, tetapi juga lebih mampu memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan benar.
Selain itu, ayat-ayat lain seperti Surah Al-Alaq (96:1-5) yang memulai wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW, menekankan pentingnya ilmu dan pengetahuan, terutama melalui aktivitas membaca dan belajar. Ayat ini menjadi dasar bagi kewajiban menuntut ilmu dalam Islam.
3). Seimbang antara Dunia dan Akhirat
Di dalam Islam kehidupan akhirat merupakan fase kehidupan setelah kehidupan di dunia, bahkan kualitas kehidupan akhirat adalah konsekuensi dari kualitas kehidupan di dunia. Segala aktivitas atau perbuatan seorang muslim dalam semua bidang memiliki kaitan dengan fase kehidupan akhirat.Islam menjadi agama yang memiliki sifat universal yang berisi ajaran-ajaran yang berfungsi membimbing umatnya menuju kebahagiaan yang hakiki di dunia dan akhirat. Sesuai dengan firman Allah SWT:
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
Artinya:“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al-Qashah :77)
Islam mengajarkan umatnya agar mampu menyeimbangkan hubungan yang baik secara vertical maupun horizontal. Sebagai makhluk yang diberikan Amanah yang besar berupa tugas menjadi Khalifah Fil Ardh. Sebagai pengatur kehidupan di alam dunia, manusia tidak bisa lepas dengan keterikatannya dengan sang pencipta dalam hal ini manusia harus senantiasa bersyukur, bersyukur terhadap dirinya maupun lingkungan hidupnya.
Allah SWT memberikan anugerah potensi kepada manusia, dianugerahkan pula rahmat, dan rezeki bagi manusia yang tak terhitung jumlahnya. Hal ini merupakan landasan rasa syukur manusia sebagai makhluk yang diberikan kesempurnaan penciptan oleh Allah SWT. Syukur memiliki makna menggunakan atau mengolah segala anugerah Allah dalam diri manusia atau mengambil manfaat dari segala hal yang ada di alam raya. Manusia juga diharapkanmampu menjalin hubungan yang harmonis antar sesamanya maupun dengan alam sekitar yang diamanahkan agar dipelihara dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Menghadapi Ujian Hidup
Manusia senantiasa menghadapi masalah dalam kehidupannya. Idealnya sebagai seorang mukmin, manusia seharusnya mengetahui bahwa Allah SWT menciptakan dunia sebagai ujian belaka bagi manusia, kesulitan yang diberikan Allah adalah untuk menguji manusia. Kesulitan tersebut dibuat untuk membedakan antara mereka yang benar-benar beriman dan mereka yang memiliki penyakit di hatinya, yaitu mereka yang tidak lulus dalam menyakini keimanan mereka.
Pada dasarnya Allah telah memberikan pedoman kepada manusia dalam menghadapi masalah hidup. Allah SWT menurunkan surah Al-Insyirah yang di dalamnya berisi tentang kelapangan dada. Lapang dada yang diberikan kepada Nabi Saw akan tetapi bukan menjadi pedoman beliau semata, akan tetapi juga diberikan kepada umatnya yang mengalami ujian hidup. Allah menjamin bahwa setiap orang yang mengalami ujian pasti akan ada keringanan dan pemecahan masalah kalau semua itu dihadapi dengan sabar dan tawakal pada Allah sehingga beliau diberi kelapangan dada.
Dalam surahal-Insyirah ayat ke 6 dijelaskan bahwa sesudah kesulitan pasti ada jalan keluar, maka dapat disimpulkan kemudahan akan datang dua kali dalam kesulitan. Kesulitan bukanlah hal yang sangat menakutkan, janganlah memandangcobaan sebagai malapetaka,akan tetapi dilihat sebagai nikmat atas pemberian Allah karena kasih sayang. Makna surah alInsyirah ayat ke 6 bahwasanya antara kesulitan dan kemudahan itu datangnya bersamaan, datangnya kemudahan tidak menunggu kesulitan atau kemudahan muncul setelah kesulitan usai.
Intinya hanyalah tergantung pada bagaimana cara memandang suatu masalah apabila dipandang dengan hati sempit maka dipahami kemudahan muncul bersama kesulitan. Karena dibalik kesulitan ada kemudahan. Kehidupan itu pasti ada cobaan dan ujian berhasil ataupun tidak itu tergantung pada yang melakukan. Kalau ujian itu dijalani dengan penuh keimanan dan kebijaksanaan maka akan merasa ringan begitu juga sebaliknya.
Kesimpulan
Al-Qur’an memberikan petunjuk yang jelas tentang bagaimana menjalani kehidupan yang penuh makna dan tujuan. Tujuan utama hidup menurut Al-Qur’an adalah untuk beribadah kepada Allah SWT dan menjadi pemimpin di bumi, dengan menjalankan tugas kita dengan bijaksana dan penuh tanggung jawab. Petunjuk Al-Qur’an juga mengajarkan pentingnya menjaga hubungan dengan Allah SWT, mencari pengetahuan, serta mencapai keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Selain itu, Al-Qur’an mengingatkan kita untuk menghadapi ujian hidup dengan sabar, serta mengambil hikmah dari setiap cobaan. Dengan menerapkan ajaran-ajaran ini, kita dapat menjalani hidup dengan tujuan yang jelas, bermakna,dan penuh kedamaian.[]
Pengirim :
Nadhif Bayanaka Vimar, Mahasiswa Semester 1 Prodi Ekonomi Syari’ah Universitas Pamulang