Foto/ILUSTRASI |
Era digital telah membawa perubahan besar dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi generasi Z, yang tumbuh bersama perkembangan teknologi dan internet. Meskipun teknologi memberikan banyak manfaat, seperti akses cepat ke informasi dan kemudahan dalam komunikasi, penggunaan yang berlebihan dan tidak sehat dari teknologi juga dapat membawa dampak negatif terhadap kesehatan mental. Generasi Z kerap menghadapi tekanan dari media sosial, kecemasan akan citra diri, serta tantangan dalam hubungan interpersonal yang sering kali terputus akibat dominasi interaksi virtual.
Di sinilah konseling komunitas memainkan peran penting dalam membantu generasi muda menavigasi era digital dengan lebih baik.
1. Menyediakan Dukungan Psikologis dalam Lingkungan Komunitas.Salah satu fungsi utama dari konseling komunitas adalah menyediakan dukungan emosional dan psikologis yang dibutuhkan oleh generasi Z, yang sering kali merasa tertekan oleh standar-standar yang tidak realistis di media sosial. Konselor komunitas membantu remaja mengatasi perasaan cemas, depresi, atau rasa tidak berharga yang muncul dari perbandingan sosial, bullying online, atau tekanan akademik yang tinggi. Konseling komunitas menawarkan pendekatan yang lebih terjangkau dan lebih mudah diakses dibandingkan layanan kesehatan mental klinis. Menurut (Prasad et al., 2023), program konseling berbasis komunitas di daerah perkotaan menunjukkan dampak yang signifikan dalam mengurangi tingkat kecemasan dan depresi di kalangan remaja yang terpapar penggunaan media sosial secara berlebihan. Konselor dalam penelitian ini menekankan pentingnya dukungan komunitas yang teratur sebagai cara untuk memberikan dukungan emosional kepada remaja.
2. Mengajarkan Kesadaran Kesehatan Mental dan Literasi Digital Konseling komunitas berperan dalam meningkatkan kesadaran generasi Z tentang pentingnya kesehatan mental. Ini termasuk mengajarkan keterampilan untuk mengenali tanda- tanda stres atau kecemasan akibat konsumsi konten digital yang berlebihan. Selain itu, konselor komunitas sering mengadakan seminar atau lokakarya di sekolah atau lingkungan komunitas yang membahas dampak negatif dari teknologi terhadap kesehatan mental. Mereka juga mendidik generasi muda tentang strategi penggunaan media sosial yang lebih sehat, seperti membatasi waktu layar dan memilih konten yang positif. Gumirez,L., et al. (2014) meneliti pentingnyaliterasi digital dalam mengurangi risiko kesehatan mental yang dihadapi generasi Z. Merekamenemukan bahwaprogram konseling yang memasukkan elemen pendidikan tentang dampak psikologis dari media sosial secara signifikan meningkatkan kesadaran dan kontrol diri di kalangan remaja. Program ini juga mendorong remaja untuk lebih selektif dalam memilih konten digital yang mereka konsumsi.
3. Membangun Keterampilan Sosial dan Emosional Konseling komunitas juga berfokus pada pengembangan keterampilan sosial dan emosional, yang sangat penting dalam membantu generasi Z mengelola tantangan interpersonal, baik online maupun offline. Ini termasuk kemampuan untuk mengelola stres, meningkatkan rasa percaya diri, dan berkomunikasi secara efektif. Pelatihan keterampilan ini dilakukan melalui sesi- sesi kelompok di mana remaja dapat belajar bersama dalam suasana yang mendukung dan tanpa stigma. Menurut Anguyo, M., et al. (2023) program konseling yang menekankan pengembangan keterampilan sosial dan emosional terbukti efektif dalam meningkatkan kesejahteraan mental generasi Z. Program ini membantu remaja mengembangkan cara berpikir yang lebih positif dan meningkatkan ketahanan terhadap tekanan sosial yang mereka hadapi, baik dari teman sebaya maupun dari ekspektasi media sosial.
4. Pemberdayaan Melalui Dukungan Sosial dari Komunitas Salah satu kekuatan besar dari konseling komunitas adalah kemampuannya membangun jaringan dukungan sosial yang kuat di sekitar generasi Z. Dukungan sosial ini sangat penting karena keterhubungan sosial yang rendah sering kali berkontribusi pada isolasi dan kesepian, yang merupakan prediktor utama dari depresi dan kecemasan. Konselor komunitas berperan sebagai penghubung antara remaja dan sumber-sumber dukungan di komunitas mereka, termasuk kelompok sebaya, organisasi non-profit, serta sumber daya lokal lainnya. (Sukmawati, 2021) mengidentifikasi bahwa remaja yang terlibat dalam kelompok- kelompok konseling berbasis komunitas lebih sedikit mengalami masalah kesehatan mental dibandingkan mereka yang tidak memiliki dukungan sosial. Studi ini menunjukkan pentingnya pemberdayaan melalui keterlibatan komunitas dalam memperkuat daya tahan mental di tengah tekanan era digital.
5. Intervensi Krisis di Era Digital Dengan maraknya permasalahan kesehatan mental, seperti kecemasan berlebihan atau ide bunuh diri yang muncul akibat tekanan digital, konseling komunitas memiliki peran penting dalam intervensi krisis. Konselor komunitas dapat menjadi baris depan dalam mendeteksi tanda-tanda awal krisis mental dan memberikan intervensi yang cepat dan efektif sebelum masalah semakin parah. Hal ini dapat dilakukan melalui jaringan pendampingan atau platform online yang memfasilitasi komunikasi cepat antara remaja dan konselor. Penelitian yang dilakukan oleh (Gita et al., 2020) menunjukkan bahwa intervensi konseling berbasis komunitas mampu mengurangi tingkat keparahan krisis kesehatan mental pada remaja, khususnya mereka yang mengalami tekanan dari paparan negatif di media sosial. Konselor yang bekerja di komunitas dapat memberikan intervensi dini dan dukungan jangka panjang bagi remaja yang membutuhkan.
6. Mengajarkan Penggunaan Teknologi yang Sehat dan Seimbang Dalam era digital, salah satu fokus utama konseling komunitas adalah mengajarkan generasi Z cara menggunakan teknologi secara sehat dan seimbang. Konselor membantu remaja mengidentifikasi batasan dalam penggunaan media sosial dan teknologi agar tidak mengganggu keseimbangan antara kehidupan online dan offline mereka. Selain itu, mereka juga mendidik remaja tentang risiko paparan informasi yang tidak akurat atau negatif, serta dampak psikologis dari cyberbullying. Penelitian oleh (Johnson & Parker, 2021) menunjukkan bahwa konseling berbasis komunitas sangat efektif dalam memberikan dukungan emosional, meningkatkan keterampilan koping, dan mengurangi stigma terkait kesehatan mental.
Dukungan komunitas yang kuat dapat memberikan kenyamanan dan rasa diterima, yang membantu Generasi Z merasa bahwa mereka tidak sendirian dalam perjuangan mereka. Konseling berbasis komunitas menciptakan lingkungan dimana remaja dapat merasa didengar, didukung, dan diberdayakan untuk menghadapi masalah kesehatan mental mereka. Smith & Nguyen (2020) menyoroti bahwa konseling digital juga sangat efektif dalam membantu Generasi Z mengatasi kecemasan dan depresi. Platform digital memungkinkan remaja untuk berbicara tentang isu-isu mental mereka dengan cara yang lebih anonim dan pribadi, sehingga membuat mereka lebih nyaman. Layanan konseling online memfasilitasi akses yang lebih luas dan fleksibel bagi mereka yang mungkin tidak dapat menghadiri konseling tatap muka karenaalasan geografis, jadwal yang padat, atau kenyamanan pribadi.
Kesimpulan
Konseling komunitas memiliki peran yang sangat penting dalam mengatasi tantangan kesehatan mental yang dihadapi oleh Generasi Z, terutama akibat dampak media sosial dan kehidupan digital. Generasi ini cenderung lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan perasaan isolasi sosial, yang sering kali diperburuk oleh paparan media sosial yang berlebihan dan ekspektasi sosial yang tidak realistis. Konseling komunitas menyediakan dukungan sosial yang efektif, membantu remaja mengembangkan keterampilan koping yang penting untuk menghadapi tekanan psikologis di era digital. Pendekatan berbasis komunitas yang menekankan solidaritas dan jaringan sosial dapat membantu mengurangi isolasi serta menciptakan lingkungan yang lebih sehat secara mental.
Seiring dengan perkembangan teknologi, konseling berbasis teknologi juga menjadi relevan. Generasi Z, yang sudah akrab dengan platform digital, lebih mudah mengakses layanan konseling tanpa batasan geografis dan waktu. Inovasi ini memungkinkan konselor untuk menjangkau lebih banyak individu, menjadikannya solusi yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan mental di era yang semakin terhubung. Dengan mengintegrasikan literasi digital, keterampilan manajemen stres, dan pendekatan teknologi, konseling komunitas dapat memberikan dukungan yang lebih komprehensif dan efektif bagi Generasi Z. Secara keseluruhan, konseling komunitas diharapkan dapat menjadi solusi holistik yang mendukung kesehatan mental remaja di tengah tantangan kompleks yang dihadapi di era digital. Untuk peneliti selanjutnya yang ingin membahas topik permasalahan yang serupa diharapkan dapat mengembangkan program konseling komunitas yang secara spesifik memfokuskan pada literasi digital dan penggunaan media sosial yang sehat, serta mengukur dampaknya terhadap kecemasan dan depresi pada Gen Z. Kemudian peneliti selanjutnya dapat fokus padapengembangan intervensi yang melibatkan keluargasecara lebih aktif dalam proses konseling. Ini dapat termasuk edukasi tentang kesehatan mental untuk orang tua atau wali.[]
Pengirim :
Selimatul Islamiyah, mahasiswi Psikologi Islam IAIN Langsa