Notification

×

Iklan

Iklan

Peningkatan Kualitas dan Efektivitas Pembelajaran Melalui Model Pembelajaran Kooperatif

Sabtu, 04 Januari 2025 | Januari 04, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-01-04T10:53:25Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

(Foto/ILUSTRASI)

Peningkatan kualitas pendidikan bergantung pada proses belajar yang efektif. Guru dan siswa perlu bekerja sama agar materi mudah dipahami. Guru juga harus kreatif dalam menyajikan pelajaran supaya tidak membosankan.Saat ini, pembelajaran PAI sering terasa monoton karena lebih banyak ceramah. Akibatnya, siswa menjadi pasif, kurang semangat, dan hasil belajarnya rendah.Sebagai solusinya, model pembelajaran kooperatif dianjurkan, karena model ini mendorong siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk saling membantu. Dengan cara ini, belajar jadi lebih menarik dan hasilnya lebih baik.


Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran dalam kelompok kecil yang melibatkan kerja sama antar siswa untuk saling membantu, memaksimalkan proses belajar, dan mencapai tujuan bersama. Menurut depdiknas: “Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) merupakan strategi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar” (Depdiknas, 2003). 


Model pembelajaran kooperatif bertujuan untuk memberikan pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman kepada peserta didik, di mana hal tersebut mereka butuhkan agar dapat menjadi anggota masyarakat yang bahagia serta memberikan manfaat dalam kehidupan bermasyarakat.


Jenis-jenis model pembelajaran Kooperatif:


1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match

Model pembelajaran tipe Make a Match adalah suatu model pembelajaran berkelompok dimana peserta didik mencocokkan soal dengan jawaban pada kartu yang telah disediakan oleh pendidik.


2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)

Model pembelajaran tipe Student Teams Achievement Division (STAD) adalah suatu model pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok beranggotakan empat sampai enam orang dengan menekankan peserta didik untuk menemukan jawaban sendiri pada suatu masalah sehingga peserta didik terlatih untuk berpikir kritis, kreatif dan guru bertugas mengontrol pembelajaran pada bagian-bagian tertentu.


3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

Model pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS) merupakan suatu jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang melibatkan tiga langkah: berpikir secara individu (Think), berdiskusi dengan teman sebangku (Pair), dan berbagi hasil diskusi dengan seluruh peserta didik di dalam kelas (Share), dengan tujuan untuk meningkatkan partisipasi siswa.


4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)

Model pembelajaran tipe Numbered Heads Together (NHT) merupakan salah satu jenis pembelajaran kooperatif yang dikembangkan untuk membuat peserta didik lebih aktif sehingga dapat bekerja sama dan selalu siap untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru. Setiap angggota kelompok diberikan nomor tertentu,guru akan mengajukan pertanyaan di kelas, kemudian seluruh kelompok berdiskusi untuk mencari jawaban. Setelah itu,guru akan mengambil nomor secara acak,dan siswa dengan nomor tersebut diminta untuk menjawab pertanyaan mewakili kelompoknya. 


5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)

Model pembelajaran tipe Teams Games Tournament (TGT) merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang menggabungkan kegiatan belajar kelompok dengan kompetensi kelompok.


Kelebihan Pembelajaran Kooperatif

1. Antar siswa di dalam kelas saling memiliki ketergantungan yang positif dalam proses pembelajaran. 

2. Adanya pengakuan antar siswa dalam merespon perbedaan pendapat. 

3. Peserta didik dilibatkan dalam perencanaan pembelajaran serta pengelolaan kelas pembelajaran. 

4. Suasana di dalam kelas akan menjadi menyenangkan dan rileks. 

5. Terjalinnya hubungan yang hangat dan sangat bersahabat antara peserta didik dengan guru dan antar peserta didik. 

6. Peserta didik menjadi memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan dalam proses pembelajaran di kelas.


Kekurangan Pembelajaran Kooperatif

1. Pendidik harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, selain itu juga harus memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran, dan waktu luang.

2. Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar. 

3. Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. 

4. Saat diskusi kelompok, terkadang masih didominasi oleh seseorang peserta didik saja, yang mengakibatkan peserta didik lainnya menjadi pasif.


Unsur-Unsur Dasar dalam Model Pembelajaran Kooperatif

1. Saling ketergantungan secara positif (Positive Interdependence)

2. Tanggung jawab perseorangan (personality responsibility)

3. Interaksi promotif (promotive interaction)

4. Komunikasi antar anggota (interpersonal skill)

5. Pemrosesan kelompok (group processing)


Penulis :

Abdi Hariawan Akbar, Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani (STITMA) Yogyakarta

×
Berita Terbaru Update