(Foto/Ilustrasi) |
Sudah menjadi sunnatullah (kehendak Allah) subhanahu wata’ala; menjadikan terbaik di antara sesuatu yang baik, terbagus di antara yang bagus, dan terindah di antara yang indah, serta termulia di antara yang dimuliakan.
Ketika Al-Qur’an diturunkan pada hari Jumat, maka hari itu menjadi hari yang mulia sehingga disebut dengan ‘sayyidul ayyam’. Ketika Al-Qur’an diturunkan di bulan Ramadhan, maka bulan itu menjadi bulan yang diagungkan.
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa bulan Ramadhan memiliki keistimewaan dan berjuta nikmat. Hal ini tentunya dikarenakan kitab suci Al-Quran diturunkan pada malam “lailatul qadar” yang penuh rahmat. Kitab suci Al-Quran adalah kitab suci yang memiliki kemuliaan yang berisi tentang petunjuk kehidupan, pijakan setiap amal, tolok ukur, serta barometer dalam segala hal. Petujuk Al-Quran digaransi “terjamin” kesempurnaannya dan terjaga kemurniannya. firman Allah Swt dalam surat Al-Baqarah ayat 185:“Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan mengenai petunjuk itu dan menjadi pembeda (furqan, antara yang haq dengan yang bathil)”.
Nabi Muhammad yang menerima Al-Qur’an melalui Malaikat Jibril dan mengajarkannya kepada umatnya terpilih sebagai manusia terbaik. Ketika Makkah dan Madinah menjadi tempat diturunkannya Al-Qur’an, maka dua kota itu menjadi agung dan bercahaya.
Surat Al-A’la (87) Ayat 6
سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنْسَىٰ
Kami akan membacakan (Al Qur’an) kepadamu (Muhammad) maka kamu tidak akan lupa.
Terbukti mukjizat Al-Quran mudah dihafal, dipahami, dan tentunya diamalkan. Banyak ulama dan hafidz yang selalu menjaga kemurnian Al-Quran. Tumbuhnya mujaddid (pembaharu) yang mengembalikan kemurnian Islam. Tumbuh suburnya TPA, TPQ, TK Al-Qur’an. Maka satu huruf yang diganti, atau dipalsukan pasti Allah akan membeberkan kejahatan para pemalsu itu.
Al-Qur’anlah kehidupan yang paling pas bagi manusia dan seluruh alam. Berpijak di atasnya tidak akan tersesat selamanya. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman dalam surat Al-Isra ayat 9, Sesungguhnya Al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus. Rasulullah Saw bersabda, “Aku tinggalkan untukk kalian dua perkara yang apabila berpegang kepadanya niscaya tidak akan tersesat selamanya, yaitu Al-Quran dan Sunah.”
Sungguh benar sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:
«خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَعَلَّمَهُ»
“Sebaik-baik (manusia di antara) kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya” [HR. Bukhari][1].
Banyak sekali kemuliaan Al-Quran karena ia adalah kitab suci yang dipelihara oleh Allah, serta petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. Ibn ‘Amr meriwayatkan dari Jabir ra. Bahwa dalam sebuah hadis qudsi, Allah SWT berfirman, ”Barang siapa yang disibukkan dengan berzikir kepada-Ku daripada meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberinya lebih dari yang biasa dimintakan oleh para peminta.” (HR. Al-Bukhari dan Al-Baihaqi)
Al-Quran sebagai peringatan dan nasihat, yaitu suatu kalam yang diturunkan dari Allah ‘Azza wa Jalla yang menjadi ibadah karena membacanya. Al-Quran merupakan ruh dari hidayah dan rahmat dari Allah untuk seluruh hambaNya.
Al-Quran yang mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya, sebagaimana firmanNya, artinya: “Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (QS. Ibrahim: 1)
Sesungguhnya Al-Quran akan memberikan syafaat kepada orang yang membacanya pada hari kiamat. Lalu Al-Quran itu akan menyapa, “Kenalkah engkau denganku?” Orang itu menjawab, “Aku tidak mengenalmu.” Maka Al-Quran berkata, “Aku adalah temanmu, Al-Quran, yang membangunkanmu dari tidurmu, mengganggu waktu malammu. Walaupun setiap pedagang itu berada di balik dagangannya, tetapi pada hari engkau berada di setiap perdagangan. Maka Allah akan memberimu pertolongan dengan kekuasaanNya, keabadian dengan kekuasaanNya, dan meletakkan mahkota ketenangan di atas kepalamu.”[]
Pengirim :
Rosalya Iswandini, mahasiswi Fakultas Agama Islam Program Studi Ekonomi Syariah Universitas Pamulang