(Moh Khairus Shalih/IST) |
Jaringan komputer dengan model client-server adalah salah satu arsitektur jaringan yang banyak digunakan, terutama dalam lingkungan perusahaan atau organisasi besar. Model ini memungkinkan pengelolaan data dan layanan dilakukan secara terpusat, di mana server bertindak sebagai pusat kendali yang menyediakan berbagai sumber daya, seperti file, aplikasi, atau basis data, dan klien berfungsi untuk meminta akses ke layanan-layanan tersebut.
Salah satu keunggulan utama dari model client-server adalah kemudahan dalam pengelolaan data secara terpusat, yang memastikan bahwa data dapat dikelola, diatur, dan diamankan dengan lebih efisien. Selain itu, tingkat keamanan yang lebih tinggi dapat dicapai karena kontrol penuh terhadap akses dan data berada di server. Model ini juga memiliki skalabilitas yang baik, memungkinkan server untuk ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan sehingga mampu mendukung lebih banyak klien seiring pertumbuhan organisasi.
Seperti teknologi lainnya, model client-server memiliki beberapa kelemahan. Ketergantungan yang tinggi pada server merupakan salah satu kelemahan utamanya; jika server mengalami kegagalan atau gangguan, seluruh jaringan akan terganggu dan aktivitas pengguna akan terhenti.
Selain itu, biaya pengadaan dan pemeliharaan server, termasuk perangkat keras dan perangkat lunaknya, sering kali cukup tinggi, menjadikannya investasi yang signifikan bagi perusahaan. Pengelolaan jaringan ini juga membutuhkan administrator yang kompeten dan berpengalaman untuk memastikan jaringan beroperasi dengan baik dan untuk mengantisipasi serta menyelesaikan masalah yang mungkin muncul.
Karena alasan tersebut, model client-server lebih cocok digunakan dalam perusahaan besar atau organisasi dengan kebutuhan pengelolaan data yang kompleks. Sementara itu, untuk skala kecil atau individu yang mencari solusi yang lebih hemat biaya, model peer-to-peer dapat menjadi alternatif yang lebih praktis.
Model peer-to-peer menawarkan kemudahan dengan tidak memerlukan server pusat, sehingga lebih fleksibel dan murah dalam implementasi. Namun, model ini memiliki keterbatasan dalam hal keamanan dan pengelolaan data yang kompleks, sehingga penggunaannya harus disesuaikan dengan kebutuhan spesifik pengguna atau organisasi.[]
Pengirim :
Moh Khairus Shalih, mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Malang