Foto/Ilustrasi |
Kemiskinan merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh masyarakat di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Fenomena ini tidak hanya berdampak pada aspek ekonomi, tetapi juga mempengaruhi pendidikan, kesehatan, dan kualitas hidup secara keseluruhan. Dalam upaya mengatasi masalah kemiskinan, berbagai solusi telah dicari dan diterapkan, salah satunya melalui instrumen keuangan sosial yang berbasis pada nilai-nilai agama, yaitu zakat, infaq, dan shadaqah.
Zakat di dalam islam adalah suatu kewajiban yang harus di penuhi bagi orang yang mampu. Bukan hanya sebagai sarana pembersih harta, tetapi juga sebagai sarana untuk mendistribusikan kekayaan kepada mereka yang membutuhkan. Selain Zakat, infaq dan shadaqah merupakan bentuk sumbangan sukarela yang dapat diberikan kapan saja, memberikan fleksibilitas dalam membantu sesama. Ketiga instrumen ini memiliki potensi besar untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama bagi mereka yang berada dalam kondisi rentan.
Untuk mengurangi kemiskinan di Indonesia ini Zakat dapat dimanfaatkan untuk modal usaha bagi masyarakat miskin, membantu mereka untuk mandiri dan meningkatkan taraf hidup. Dengan di bantu adanya infaq yang dapat di salurkan kapan dalam waktu fleksibel yang memungkinkan individu untuk berkontribusi sesuai dengan kemampuan mereka. Dari ketiga praktik tersebut bukan hanya membantu masyarakat miskin tetapi juga mendorong masyarakat untuk lebih dermawan dan peduli terhadap sesama, yang pada gilirannya dapat menciptakan budaya saling membantu.
Menurut Noor Achmad, " ZIS memiliki potensi besar untuk menjadi fondasi ekonomi yang mampu membawa Indonesia menuju kesejahteraan yang lebih merata. "Kita semua harus bersatu untuk mendorong potensi ZIS, agar menjadi pilar yang kokoh dalam pengentasan kemiskinan di negeri ini," kata Noor dalam keterangannya di Jakarta, Jumat. Dia mendorong terjalinnya sinergi berbagai pihak melalui program-program konkret yang mampu memberikan dampak nyata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia dengan skema yang lebih terstruktur dan tepat sasaran.
Misalnya bidang pendidikan, Noor mengajak seluruh Lembaga Amil Zakat (LAZ) di Indonesia untuk bersama-sama mewujudkan visi Indonesia Emas tahun 2045 dengan bersinergi memberikan beasiswa bagi generasi muda yang menekuni program studi STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics).
"Langkah tersebut bertujuan mempersiapkan SDM unggul untuk menghadapi tantangan di masa depan. Program studi STEM dianggap menjadi salah satu program studi yang strategis dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045," ujar Noor.
Menurut dia, kolaborasi antara Baznas dan LAZ merupakan fondasi penting dalam mencapai visi kesejahteraan umat. Ia menekankan perlunya kebersamaan antarlembaga zakat agar tujuan membantu masyarakat bisa tercapai". Ujar Noor Achmad.
Zakat, infaq, dan shadaqah memiliki potensi besar untuk mengatasi kemiskinan di masyarakat. Dengan pengelolaan yang baik dan pemahaman yang mendalam, ketiga instrumen ini dapat berkontribusi dalam menciptakan keadilan sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam mengatasi kemiskinan.[]
Pengirim :
Muhammad Asykar Ardhana, Mahasiswa Universitas Pamulang