Anjaz Saputra (Foto/Ist) |
Ayah sering kali disebut sebagai pilar keluarga, yang berperan penting dalam membentuk karakter dan pandangan hidup anak. Meski peran ibu sering menjadi sorotan karena kedekatannya dengan anak, peran ayah tidak kalah pentingnya. Dalam perspektif anak, ayah adalah sosok yang unik berbeda dengan ibu, tetapi melengkapi peran ibu dalam membesarkan mereka.
Bagi banyak anak, ayah adalah figur pelindung. Dalam pandangan mereka, ayah adalah orang yang kuat, mampu mengatasi masalah, dan menjadi tameng dari segala bentuk bahaya. Anak-anak sering merasa aman saat berada di dekat ayahnya. Gambaran ini tidak hanya muncul dari fisik ayah yang mungkin terlihat lebih besar dan kuat, tetapi juga dari sikapnya yang tegas dan tenang dalam menghadapi berbagai situasi.
Namun, perlindungan yang diberikan ayah tidak hanya bersifat fisik. Banyak anak melihat ayah mereka sebagai pelindung secara emosional. Ketika anak merasa takut atau bingung, keberadaan ayah yang memberikan rasa percaya diri menjadi sumber ketenangan. Ayah yang hadir secara emosional mampu menciptakan ikatan mendalam yang membuat anak merasa dicintai dan dihargai.
Dalam perspektif anak, ayah sering kali menjadi teladan. Anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan, cenderung melihat ayah sebagai panutan dalam bertindak. Ayah yang bekerja keras, berperilaku adil, dan memperlakukan orang lain dengan hormat akan meninggalkan kesan mendalam bagi anak-anaknya.
Bagi anak laki-laki, ayah sering dianggap sebagai gambaran ideal seorang pria. Mereka belajar dari ayah tentang bagaimana bersikap, menghadapi tantangan, dan menjalani kehidupan. Sementara itu, bagi anak perempuan, ayah dapat menjadi standar tentang bagaimana seorang pria seharusnya memperlakukan perempuan, sehingga membentuk pandangan mereka tentang hubungan di masa depan.
Bagi anak-anak, ayah juga bisa menjadi teman bermain yang menyenangkan. Aktivitas seperti bermain bola, bersepeda, atau bahkan sekadar bercanda bersama menciptakan momen kebersamaan yang berharga. Dalam perspektif mereka, ayah adalah sosok yang tidak hanya serius, tetapi juga memiliki sisi humoris yang membuat mereka merasa nyaman.
Selain itu, ayah sering kali menjadi tempat anak mencari nasihat. Sikapnya yang rasional dan logis membuat anak merasa bahwa ayah dapat memberikan solusi terbaik untuk masalah mereka. Ayah yang mendengarkan dan memberikan nasihat dengan bijaksana akan menjadi tempat anak menggantungkan harapan, terutama saat mereka menghadapi tantangan di luar rumah.
Seiring bertambahnya usia, pandangan anak tentang peran ayah semakin berkembang. Ketika kecil, anak mungkin hanya melihat ayah sebagai sosok yang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Namun, saat mereka tumbuh, anak mulai memahami bahwa peran ayah lebih kompleks. Ayah bukan hanya pencari nafkah, tetapi juga pembimbing, pendukung, dan sahabat.
Ada juga anak-anak yang menyadari pentingnya peran ayah setelah merasakan kekurangan figur ayah dalam hidup mereka. Ketidakhadiran ayah, baik secara fisik maupun emosional, sering meninggalkan kekosongan yang sulit diisi. Hal ini semakin menegaskan betapa pentingnya kehadiran ayah dalam kehidupan anak.
Di era modern, peran ayah terus mengalami transformasi. Jika dulu ayah lebih banyak berperan sebagai pencari nafkah, kini banyak ayah yang juga mengambil peran aktif dalam pengasuhan. Anak-anak yang melihat ayah mereka terlibat dalam kehidupan sehari-hari seperti membantu pekerjaan rumah, mendampingi belajar, atau menghadiri acara sekolah memiliki pandangan yang lebih positif tentang peran ayah.
Namun, kesibukan di dunia kerja sering kali membuat ayah kesulitan meluangkan waktu untuk anak. Dalam perspektif anak, ayah yang jarang hadir mungkin dirasakan sebagai sosok yang jauh dan sulit dijangkau. Hal ini menunjukkan bahwa kehadiran emosional tidak kalah penting dibandingkan kehadiran fisik.
Banyak anak memiliki harapan sederhana terhadap ayah mereka. Mereka ingin ayah menjadi sosok yang mendengarkan, mendukung, dan mencintai mereka tanpa syarat. Kehangatan dan perhatian dari ayah dapat memberikan rasa percaya diri yang besar bagi anak-anak.
Anak-anak juga berharap ayah dapat menjadi jembatan untuk memahami dunia di luar rumah. Nasihat, pengalaman hidup, dan nilai-nilai yang diajarkan ayah menjadi bekal yang sangat berharga bagi mereka dalam menghadapi kehidupan.[]
Penulis :
Anjaz Saputra, Mahasiswa Ekonomi Syariah Universitas Pamulang