Siska Dian Putri (Foto/Ist) |
Saat ini banyak Gen Z yang mengalami kelemahan mental yang faktor utamanya disebabkan oleh keluarga, salah satunya yaitu generasi sandwich. Generasi sandwich adalah dimana seorang anak yang harus menanggung biaya orang tua, diri sendiri, dan anak-anak.
Penyebab munculnya generasi sandwich karena kurangnya literasi keuangan, ketidakstabilan ekonomi, dan asumsi bahwa anak adalah investasi masa depan.
Karena banyaknya kelemahan mental pada Gen Z, Indonesia banyak mengeluarkan film layar lebar yang dapat mempengaruhi kesehatan mental Gen Z. Salah satunya film “Home Sweet Loan”.
Film Home Sweet Loan adalah film drama Indonesia tahun 2024, yang disutradarai oleh Sabrina Rochelle Klangie berdasarkan novel berjudul sama karya Almira Bastari. Film ini produksi Visinema Pictures ini dibintangi oleh Yunita Siregar, Derby Romero, dan Fita Anggriani.
Cerita Home Sweet Loan mengisahkan kehidupan Kaluna, anak bungsu yang bermimpi mempunyai rumah tetapi harus menanggung beban keluarga yang biasa terhubung dengan para sandwich generation.
Film ini menggambarkan bagaimana tekanan tersebut dapat menyebabkan perasaan putus asa dan keterasingan, terutama ketika individu merasa tidak memiliki ruang untuk diri sendiri di rumah yang sempit dan penuh sesak.
Film ini juga menggambarkan realita kehidupan generasi sandwich, yang sering ditekankan oleh tanggung jawab finansial terhadap keluarga sambil berjuang untuk menerpa impian pribadi. Karakter utama, Kaluna, mencerminkan pengalaman Gen Z yang menghadapi tantangan serupa di kota besar seperti Jakarta.
Film Home Sweet Loan berhasil menghubungkan cerita Kaluna dengan pengalaman nyata Gen Z. film ini tidak hanya menggambarkan kesulitan memiliki rumah di kota besar seperti Jakarta, tetapi juga menyoroti bagaimana media sosial sering sekali memperburuk perasaan tidak mampu
Gaya hidup glamor yang ditampilkan di media sosial dapat menciptakan ekspektasi yang tidak realistis, membuat mereka gagal jika tidak mampu mencapainya.
Dengan meningkatnya biaya hidup dan ketidakpastian ekonomi, film ini menjadi relevan bagi banyak orang muda yang merasa terjebak antara tanggung jawab keuangan terhadap keluarga dan aspirasi pribadi mereka. Ini memberikan wawasan tentang bagaimana sistem ekonomi saat ini dapat membebani individu, terutama mereka yang berada dalam posisi rentan.
Film ini juga menunjukkan pentingnya dukungan sosial dalam menghadapi tantangan hidup. Karakter sahabat Kaluna berperan sebagai sistem dukungan yang membantu meringankan beban emosionalnya. Ini menggarisbawahi bahwa memiliki teman atau komunitas yang memahami situasi kita dapat menjadi faktor penting dalam menjaga kesehatan mental.
Dalam konteks ini, "Home Sweet Loan" berfungsi sebagai cermin bagi penonton untuk menyadari bahwa mereka tidak sendirian dalam perjuangan mereka. Penonton dapat melihat bahwa perasaan tertekan dan terbebani adalah hal yang umum, sehingga dapat mengurangi stigma terkait kesehatan mental.
Selain dampak emosional, film ini juga menyampaikan pesan moral yang penting. Kaluna digambarkan sebagai sosok yang berjuang untuk mencapai impiannya meskipun berada dalam situasi sulit. Ini memberikan inspirasi kepada generasi Z untuk tidak menyerah pada impian mereka meskipun harus menghadapi berbagai rintangan.
Film ini juga menyoroti nilai-nilai kekeluargaan dan persahabatan. Hubungan antara Kaluna dan teman-temannya menunjukkan betapa pentingnya dukungan sosial dalam menghadapi kesulitan hidup. Ini mengingatkan generasi Z akan pentingnya membangun jaringan dukungan di sekitar mereka, baik itu melalui keluarga atau teman-teman, untuk membantu mengatasi tantangan emosional.
Secara keseluruhan, "Home Sweet Loan" memiliki pengaruh signifikan terhadap mental generasi Z dengan menyajikan gambaran realistis tentang perjuangan hidup sehari-hari. Film ini tidak hanya berhasil menciptakan rasa keterhubungan emosional tetapi juga memberikan pesan moral tentang ketekunan dan pentingnya dukungan sosial. Dengan menggambarkan tantangan ekonomi yang dihadapi oleh generasi sandwich, film ini mengajak penonton untuk merenungkan situasi mereka sendiri dan menemukan cara untuk mengatasi tekanan tersebut.
Film ini menjadi lebih dari sekadar hiburan; ia berfungsi sebagai alat refleksi bagi banyak orang muda di Indonesia. Dengan demikian, "Home Sweet Loan" bukan hanya sekadar tontonan tetapi juga sebuah karya seni yang mampu memicu diskusi penting tentang kesehatan mental dan tantangan sosial-ekonomi yang dihadapi oleh generasi Z saat ini.[]
Pengirim:
Siska Dian Putri, Status Mahasiswa S1 / Ilmu Komunikasi, No. Hp : 08812587597