Himpunan Mahasiswa Ekonomi Syariah Universitas Pamulang Menggelar Pelatihan Softskill (Foto/IST)
Tamiang-News.com | Tangsel - Himpunan Mahasiswa Ekonomi Syariah Universitas Pamulang (HIMA Eksyar-Unpam) kembali menggelar pelatihan softskill yang Ke-3 pada Kamis (14/11/2024) s/d Kamis (28/11/2024) di ruang 529 gedung Viktor, Kampus 2, Universitas Pamulang dengan tema “Boost Your Photography Skills : Gen Z’s Guide to Standout Content (Tingkatkan Keterampilan Fotografi Anda: Panduan Generasi Z untuk Konten yang Menonjol)”.
Diharapkan dengan adanya pelatihan ini dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam membuat konten visual yang menarik.
Pelatihan ini mengahadirkan Kamil Falahi, seorang dosen Universitas Pamulang yang juga memiliki pengalaman di dunia perfilman sebagai ex-anggota Karnos Film. Pelatihan ini juga diikuti oleh banyak peserta yang terdiri dari mahasiswa Ekonomi Syariah dan beberapa mahasiswa Universitas Pamulang dengan prodi yang berbeda.
Pelatihan ini diawali dengan menyanyikan lagu indonesia raya dan mars unpam. Dilanjut dengan sambutan yang disampaikan oleh Mukhoyyaroh selaku Ketua Program Studi Ekonomi Syariah mengenai manfaat pelatihan ini. “Di tengah pesatnya perkembangan digital saat ini,kemampuan fotografi dan vidiografi yang sangat dibutuhkan.melalui pelatihan ini mahasiswa belajar teknik-teknik fotografi dan vidiografi yang benar sehingga hasil karya kita lebih profesional,dan dapat menghasilkan karya-karya yang kreatif” tegasnya.
Selanjutnya, dalam sambutannya, Mutawali selaku Kemahasiswaan Program Studi Ekonomi Syariah terkait pentingnya fotografi dan vidiografi dalam dunia bisnis. “Keterampilan fotografi dan vidografi sangatlah dibutuhkan dalam dunia bisnis, karena dengan kita memiliki keahlian dalam teknik pengambilan foto dan vidio, orang akan melihat kompotensi tersebut,kemudian orang akan membayar kita dengan bayaran yang tinggi, hal tersebut akan menjadi omset dan peluang bisnis” ujarnya dengan penuh semangat.
Dalam sambutannya, Desfia Ayu selaku Ketua Panitia dan Zenita Cahyani selaku Ketua HIMA-Eksyar Unpam menyampaikan harapannya untuk kegiatan ini “kami sebagai perwakilan panitia Soft Skill Mengucapkan terima kasih dan dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para peserta dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk mengembangkan kreativias serta teknik dalam fotografi dan vidiografi. terutama bagi generasi Z yang ingin mengembangkan bisnisnya, Adanya keterampilan ini kita dapat menciptakan konten promosi yang lebih menarik” ungkap mereka.
Pada pertemuan pertama, Kamil Falahi menjelaskan terkait teknik pengambilan gambar dan vidio, ” ada beragam teknik untuk pengambilan gambar dan vidio, diantaranya close-up, medium close up dan long shot” terangnya.
Dalam pemaparannya, Kamil Falahi juga mengajak peserta untuk memahami konsep Establishing Shot dan Master Shot ” Establishing Shot menampilkan lokasi mereka berada, sedangkan Master Shot merupakan pengambilan vidio dari awal hingga akhir, tujuannya untuk dokumentasi” jelasnya.
Melanjutkan penjelasannya, Kamil membandingkan dua jenis teknik fotografi. “Extreme Close-up yaitu mengambil hanya bagian dari tubuh kita seperti mata atau bibir, sementara dengan Medium Close-up itu mengambil gambar dengan menyisihkan sedikit head room (ruang kepala) biasanya digunakan di indoor atau dalam ruangan” tutur Kamil ex-anggota Karnos Film tersebut.
Lebih lanjut, Kamil juga menjelaskan pentingnya Long Shot dan Medium Shot dalam menghasilkan karya visul yang menarik. “Long Shot digunakan untuk memperlihatkan dimana seseorang itu berada,sedangkan Medium Long Shot digunakan untuk fokus terhadap aksi atau gerkan karakter tidak ada head room (ruang kepala)” tuturnya.
“Extreme Long Shot yaitu objek yang di tuju tidak terlihat, hampir sama dengan Extablisihing namun tidak terlihat jauh sehingga mencapai high angle, sedangkan Mid Shot yaitu cara pengambilannya dari punggung kekepala dan kepala harus ada ruangnya digunakan untuk shot yang diam” lanjutnya.
Kamil Falahi menjelaskan juga Aerial Shot dan Point of View. “Aerial Shot Diambil dari udara untuk menampilkan skala lokasi atau pemandangan, sering digunakan untuk menampilkan landscape, sedangkan Point of View ini memperlihatkan sudut pandang karakter, pandangan kearah kamera, POV Shot menciptakan pengalaman yang mendalam seakan penonton berada dalam posisi karakter tersebut” ungkapnya.
“kemudian Over the Shoulder Shot, diambil dari belakang bahu karakter, sering digunakan dalam percakapan untuk memperkuat narasi dan interaksi antar karakter, sedangkan Two Shot memperlihatkan dua karakter dalam satu frame, ini sering kali digunakan dalam adegan percakapan atau interaksi” jelasnya.
Pada pertemuan kedua, Kamil Falahi menjelaskan lebih lanjut mengenai angle.
“high angle adalah sudut pengambilan gambar di mana kamera ditempatkan lebih tinggi (kamera diatas objek) sehingga subjek terlihat lebih kecil atau inferior, high angle juga dapat digunakan untuk menunjukkan pemandangan yang lebih luas atau untuk menciptakan suasana yang lebih dramatis” jelasnya.
“kalau teknik low angle salah satu metode pengambilan gambar dalam sinematografi yang menempatkan kamera dibawah subjek (objek terlihat lebih tinggi dari karakter) sehingga sudut pandangnya mengarah ke atas.” lanjutnya
“kemudian ada canted angle yang memperkuat kesan aneh atau asing, untuk menciptakan canted angle memiringkan kamera pada porosnya antara 10 hingga 45 derajat. Penempatan ini sering kali digunakan dengan pencahayaan dramatis dan komposisi visual yang tidak simetris untuk memperkuat efek yang diinginkan” jelasnya mengenai canted angle.
Lebih lanjut, Kamil juga menjelaskan teknik pengambilan video seperti Tilt, Pan dan Handled untuk menciptakan efek dramatis, menunjukkan skala, atau memperkenalkan elemen penting dalam suatu adegan. “Teknik Tilt ini melibatkan gerakan kamera yang mengarah ke atas (tilt up) atau ke bawah (tilt down) pada sumbu vertikal, tanpa mengubah posisi kamera itu sendiri” ungkapnya.
“Gerakan pan membutuhkan kestabilan dan presisi. Biasanya, tripod dengan kepala fluida digunakan untuk memastikan gerakan yang mulus. Kecepatan gerakan juga perlu disesuaikan dengan suasana adegan, pan cepat (whip pan) memberikan kesan energi atau kejutan sementara pan lambat lebih cocok untuk membangun atmosfer atau menyampaikan informasi secara rinci” lanjutnya.
“Penggunaan handheld camera dan steadycam menjadi salah satu teknik penting untuk menciptakan pengalaman visual yang unik dan mendalam. Baik handheld camera maupun steadycam memiliki peran penting dalam membentuk gaya visual sebuah film. Pilihan antara keduanya bergantung pada kebutuhan narasi, genre, dan efek emosional yang ingin disampaikan kepada penonton” jelasnya.
Pada pertemuan ketiga fokus pertemuan beralih pada pentingnya menganalisis dan mengevaluasi video sebagai langkah untuk meningkatkan keterampilan teknis dan kreatif.
Kamil menjelaskan bahwa evaluasi video bukan sekadar melihat hasil akhir, tetapi juga merupakan langkah untuk mengidentifikasi area yang dapat diperbaiki. Evaluasi ini melibatkan analisis berbagai elemen seperti komposisi gambar, pencahayaan, gerakan kamera, hingga pengeditan. Dalam sinematografi, setiap detail memiliki pengaruh besar terhadap cara penonton merasakan dan memahami cerita.
Sebagai contoh, Kamil menunjukkan sebuah cuplikan film pendek yang dihasilkan oleh para peserta Kemudian, ia meminta para peserta untuk mengevaluasi apakah teknik tersebut berhasil dalam menyampaikan emosi karakter atau malah mengalihkan perhatian penonton. Suasana pelatihan pun semakin meriah dengan adanya antusias para peserta untuk menjawab.
Pelatihan ditutup dengan penyerahan sertifikat untuk peserta terbaik dan video terbaik, doa bersama dan sesi foto bersama sebagai bentuk penghargaan atas kerjasama dan partisipasi yang luar biasa selama acara berlangsung.[]
Pengirim :
Rosalya Iswandini, Mahasiswa Ekonomi Syariah Universitas Pamulang