Notification

×

Iklan

Iklan

Guru Sebagai Teladan: Menghidupkan Etika Profesi di Ruang Kelas

Minggu, 29 Desember 2024 | Desember 29, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-12-29T04:42:19Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

(Foto/ILUSTRASI)

Dalam ranah pendidikan, guru tidak hanya bertugas menstranfer ilmu, tetapi juga menjadi figur teladan bagi peserta didik. Peran ini menjadikan guru sebagai representasi utama yang mempengaruhi perkembangan tingkah laku peserta didik. Salah satu aspek penting yang harus diberdayakan oleh pendidik di ruang kelas adalah etika profesi, yang menjadi landasan pacu moral dalam menjalankan tuntutan mereka.


Etika profesi guru mencangkup beberapa hal diantaranya tanggung jawab, keadilan, moralitas dalam menjalankan peran sebagai pendidik. Guru tidak serta merta hanya menyampaikan materi saja, tetapi juga membentuk moral dan perilaku peserta didik. Ketika pendidik menunjukkan tentang sikap nilai nilai professional, seperti menghargai perbedaan, disiplin dengan afeksi, dan berprilaku jujur, guru secara tidak langsung menanamkan karakter serupa pada siswa. Namun, tantangan dalam menjalani etika profesi di ruang kelas tidaklah ringan. Perubahan zaman pada saat ini, tuntutan administratif, dan ekspektasi masyarakat yang tinggi kerap membuat guru terjebak dalam rutinita tanpa sempat merenungkan makna etika profesi mereka. Padahal, justru di tengah kondisi saat inilah peran guru sebagai teladan semakin dibutuhkan.


Menghidupkan etika profesi di ruang kelas dapat dimulai dengan hal-hal sederhana. Sebagai contoh, guru harus konsisten menunjukkan sikap adil kepada seluruh siswa tanpa memandang latar belakang mereka. Keadilan ini tidak hanya membangun rasa percaya siswa terhadap guru, tetapi juga menumbuhkan budaya inklusivitas di kelas. Selain itu, guru juga dapat mengajarkan nilai-nilai disiplin melalui tindakan nyata, seperti datang tepat waktu dan menyelesaikan tugas dengan tanggung jawab. Selain itu, komunikasi yang empatik juga menjadi konsep utama. Guru yang mampu mendengarkan keluhanan dan memberikan perhatian kepada setiap siswa menciptakan suasana kelas yang nyaman dan menghargai keberagaman. Sikap ini memberikan contoh nyata bagaimana seseorang dapat mengelola hubungan sosial dengan baik, yang menjadi keterampilan penting di masa depan.


Di sisi lain, guru juga harus berani mengakui kesalahan yang telah dilakukan. Ketika seorang guru berbuat salah, ia dapat menjadikannya momen pembelajaran dengan meminta maaf dan memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan. Tindakan ini tidak hanya mencerminkan integritas, tetapi juga mengajarkan kepada siswa bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar.


Penerapan etika profesi di ruang kelas juga berimplikasi pada citra guru di mata masyarakat. Guru yang menjunjung tinggi nilai-nilai profesi secara tidak langsung akan mengembalikan marwah pendidikan sebagai wahana pembentukan karakter bangsa. Dengan demikian, masyarakat pun semakin percaya pada institusi pendidikan. Namun, upaya ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk sekolah, pemerintah, dan orang tua. Peningkatan kapasitas guru melalui pelatihan etika profesi serta penghargaan terhadap dedikasi mereka menjadi bagian penting dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik. Etika profesi bukan hanya sekadar konsep teoritis, tetapi harus menjadi praktik sehari-hari di ruang kelas. Keteladanan guru dalam menerapkan nilai-nilai etika profesi adalah investasi jangka panjang untuk mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat dalam moral dan karakter.


Akhrinya, guru bukan hanya sosok yang mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai teladan dalam membentuk karakter dan nilai moral peserta didik. Pendidikan sejatinya bukan sekadar mengejar nilai akademik, melainkan upaya membangun manusia yang utuh dan berintegritas. Dengan menanamkan etika profesi di ruang kelas, guru menjadi fondasi yang kokoh dalam menopang lahirnya generasi penerus yang berakhlak mulia, bertanggung jawab, dan siap menghadapi tantangan di masa depan.[] 


Penulis :

Zahra Filqia Ananta, mahasiswi Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung 

×
Berita Terbaru Update