Notification

×

Iklan

Iklan

Digitalisasi Jalan Surga yang Tak Disadari

Jumat, 27 Desember 2024 | Desember 27, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-12-27T13:20:50Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Muhaimin (Foto/IST)

Di era digital yang terus berkembang Pesat ini, kehidupan manusia mengalami transformasi yang sangat signifikan. Tidak hanya dalam bidang komunikasi dan teknologi, tetapi juga dalam cara manusia memahami spiritualitas dan akhlak, Spiritualitas adalah pencarian makna hidup, kedamaian batin, hubungan dengan tuhan atau kekuatan transenden, serta pengembangan moral dan Etika, teknologi, jika digunakan dengan bijaksana, dapat menjadi jalan menuju penguatan akhlak dan pengembangan tasawuf. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana digitalisasi dapat menjadi jalan menuju surga yang sering kali tak disadari oleh banyak orang. 


Tasawuf, sebagai cabang dari ilmu Islam, fokus pada pembersihan hati dan peningkatan hubungan manusia dengan Allah. Salah satu elemen utama tasawuf adalah pengembangan akhlak mulia seperti sabar, syukur, tawadhu, dan ikhlas. Dalam tasawuf, perjalanan menuju Allah disebut sebagai suluk, yang melibatkan upaya kontemplatif untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Akhlak mulia dianggap sebagai jalan utama untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Namun, di tengah derasnya arus digitalisasi ini, banyak orang merasa bahwa kehidupan modern menjauhkan mereka dari prinsip-prinsip akhlak dan tasawuf. 


Media sosial, teknologi, dan hiburan digital sering kali dianggap sebagai penghalang dalam mencapai ketenangan batin dan kedekatan dengan Allah. Padahal, jika dimanfaatkan dengan bijaksana, era digital ini justru bisa menjadi sarana baru dalam memperkuat tasawuf dan akhlak, Karna baik dan buruk nya digital ini tergantung siapa yang memakai nya, jika gunakan dengan baik maka akan menjadi baik jika digunakan buruk maka akan menjadi buruk, karna dengan adanya digital ini akan lebih mempermudah seseorang dalam segala hal, seperti meningkatkan spiritualitas kita atau bisa di sebut, hablumminallah dan hablumminannas .


Digitalisasi Sebagai Tantangan Dan Peluang


Digitalisasi menghadirkan tantangan baru dalam menjaga akhlak dan nilai-nilai spiritual. Ketergantungan pada teknologi dapat menyebabkan manusia kehilangan fokus pada hal-hal esensial dalam hidup, Informasi yang berlimpah dan akses yang mudah terhadap hiburan sering kali mengalihkan perhatian manusia dari ibadah dan refleksi diri, Namun di sisi lain, digitalisasi juga membuka peluang besar untuk memperdalam pemahaman agama dan membangun akhlak mulia,  tantangan digitalisasi ini merupakan renungan  bagi manusia yang dimana manusia sebagai makhluk tuhan yang paling sempurna  kedudukan nya, dibanding dengan makhluk lain nya, yaitu dengan diberikan akal kepada manusia agar mereka menggunakan akal nya dengan sebaik mungkin, dan  tidak terjebak oleh digital sehingga lupa kepada tuhan yang maha kekal. Beberapa tantangan utama digitalisasi dalam konteks akhlak dan tasawuf: 


1. Disinformasi dan Hoaks

Penyebaran informasi yang salah dapat menyebabkan fitnah, adu domba, dan hilangnya kepercayaan di antara umat Islam, Ini bertentangan dengan nilai-nilai akhlak yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, seperti berkata benar dan menjaga amanah, jadi jalan yang harus diambil ketika mendapatkan informasi dari digital Seperti tiktok facobook instagram dan yang lain lain, analisis dulu cari ke validan dari informasi tersebut agar hati kita bersih dari hal yang bersifat buruk sangka( Su’donni).


2. Hedonisme dan Konsumerisme

Media digital sering kali mendorong gaya hidup yang materialistis dan menjauhkan manusia dari nilai-nilai zuhud, yakni kesederhanaan dan ketidak bergantungan pada dunia, ketergantungan pada  dunia ini yang akan perlahan lahan menghilangkan sifat spritualitas manusia yang dimana manusia akan mementingkan dunia nya dari pada akhirat nya.


3. Kehilangan Fokus pada Ibadah

Ketergantungan pada perangkat digital, seperti ponsel pintar, dapat mengurangi kualitas ibadah karena distraksi yang terus-menerus, bukan hanya dalam bidang ibadah prangkat digital juga akan mengurangi dalam minat bilajar. 

Di balik tantangan ini, ada banyak peluang untuk menjadikan digitalisasi sebagai sarana menuju surga, karna digital adalah sebuah alat yang tidak bisa bergerak sedangkan manusia sebagai penggerak, jika digerakan dengan baik  maka digital akan menjadi sarana untuk menjadi jalan untuk menuju surga seperti:


a.  Akses Ilmu Pengetahuan yang Luas

Dengan adanya internet, umat Islam dapat dengan mudah mengakses kajian tafsir, hadis, dan ilmu tasawuf dari berbagai ulama di seluruh dunia. Podcast, video ceramah, dan buku digital memudahkan siapa saja untuk belajar kapan saja dan di mana saja.


b.  Media untuk Berdakwah

Platform seperti YouTube, Instagram, dan TikTok dapat digunakan sebagai sarana dakwah kreatif. Banyak pendakwah muda yang menggunakan media ini untuk menyampaikan pesan-pesan Islam yang relevan dengan generasi saat ini.


c.  Komunitas Digital

Komunitas daring seperti grup WhatsApp, Telegram, atau forum online memungkinkan umat Islam untuk saling mendukung dalam beramal saleh dan berbagi pengalaman spiritual.


Etika Bermuamalah di Dunia Maya


Dalam tasawuf, akhlak bukan hanya sebatas hubungan manusia dengan Allah (habluminallah), tetapi juga hubungan manusia dengan sesama (habluminannas). Di era digital, akhlak ini perlu diterapkan dalam interaksi di dunia maya karna di dunia maya akan menemukan orang yang beragam Sehingga sangat di butuhkan etika di dunia maya sperti: 


1.  Tanggung Jawab dalam Menyebarkan Informasi

Dalam dunia maya harus mempunyai rasa tanggung jawab yang besar  atas segala yang di informasikan  dan mengetahui bahwa infomarsi tersebut valid agar tidak menimbulkan fitnah kepada pihak lain, Sebagaimana Allah telah  berfirman dalam QS. Al-Hujurat [49]:6

"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu seorang fasik membawa berita, maka periksalah dengan teliti."

Prinsip ini mengajarkan pentingnya tabayyun atau verifikasi informasi sebelum menyebarkannya.


2.  Menjaga Adab dalam Berkomunikasi

Dalam berkomentar atau berdiskusi di media sosial, karna dalam media sosial akan menemukan hal  yang kita sukai dan hal yang tidak  disukai jadi seorang Muslim harus menjaga adab dengan tidak menggunakan kata-kata kasar atau menghina orang lain, Rasulullah SAW bersabda:


“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim)”.


Digitalisasi Sebagai Sarana Tazkiyatun Nafs


Tazkiyatun nafs, atau pembersihan jiwa, adalah inti dari tasawuf. Dunia digital dapat digunakan untuk mendukung proses ini Karna Tazkiyatun nafs tidak hanya bisa dilakukan dengan kita menyendiri dan menjauh dari lingkungan sosial tapi bisa dilakukan dengan beberapa cara seperti:


1.  Aplikasi Pengingat Ibadah

Berbagai aplikasi seperti pengingat shalat, Al-Qur’an digital, dan dzikir harian membantu umat Islam untuk tetap konsisten dalam ibadah. Dengan  aplikasi seperti Al-Qur’an digital akan mempermudah manusia kapanpun untuk senantiasa membaca Al-Qur’an.


2.  Kajian Online

Webinar, grup kajian daring, dan kelas tafsir online memudahkan umat Islam untuk memperdalam ilmu agama tanpa terhalang oleh jarak geografis, Teknologi juga menyediakan akses ke konten meditasi Islami, seperti muraja'ah Al-Qur’an dan dzikir terpandu, yang membantu seseorang untuk lebih fokus dan khusyuk dalam beribadah.


Seperti yang telah di bahas dari awal, setiap aspek kehidupan, termasuk teknologi, dapat menjadi jalan menuju surga jika digunakan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Maka, marilah kita jadikan era digital ini sebagai ladang amal dan sarana untuk mencapai keridhaan Allah, menjadikannya jalan surga yang mungkin selama ini tak kita sadari, karna digitalisasi bukan menjadi penghalang untuk kita mendapatkan ridha sang ilahi.[]


Penulis :

Muhaimin, Mahasiswa STIT Al-Ibrohimy Bangkalan

×
Berita Terbaru Update