Notification

×

Iklan

Iklan

Pemikiran ‘Kolot’ Orang Tua - Faktor Utama Sebaran Tenaga Kerja di Indonesia Tidak Merata

Rabu, 27 November 2024 | November 27, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-11-27T14:34:11Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Sever Tania (Foto/Ist)

Tak kala, seringkali kita mendengar omongan orang tua kita bahwa standar  kesuksesan seorang anak ataupun keluarga ialah bekerja sebagai pegawai kantoran yang bekerja dikota besar ? Pernahkah kalian mendengar asumsi orang tua bahwa bekerja pada sektor pertaniaan dianggap rendah ? Ya, seringkali kita mendengar ucapan – ucapan tersebut yang tanpa kita sadari bahwa hal-hal tersebut ialah segelintir faktor penyebab sebaran tenaga kerja di Indonesia tidak merata.


Hal- hal ini disebabkan karena persepsi “sukses” dimata orang tua yang sempit. Orang tua banyak menganggap bahwa bekerja dikota ialah pekerjaan yang sangat menjanjikan karena banyak orang tua yang melihat bahwa bekerja dikota besar lebih menjaminkan kehidupan yang lebih baik. Padahal dalam faktanya pandangan tersebut justru mengakibatkan berbagai masalah seperti meningginya  angka pengangguran di ibu kota, terpecahnya fokus untuk menyeimbangkan tenaga kerja antara tenaga kerja di kota besar maupun tenaga kerja daerah.


Tak hanya itu, pola pikir orang tua yang dapat menjadi penyebab sebaran tenaga kerja tidak merata ialah banyak orang tua yang menganggap pendidikan dan kemajuan teknologi tidak lah terlalu berpengaruh dalam dunia kerja. Pada nyatanya hal-hal tersebut menjadi penunjang utama dalam bekerja di zaman yang semakin modern ini. Banyak orang tua beranggapan bahwa pendidikan formal jauh lebih utama dibandingkan pendidikan keterampilan. Faktanya, pendidikan keterampilan justru menjadi modal besar bagi para tenaga kerja karena tidak semua orang memiliki keterampilan yang ia miliki. Keterbatasan informasi dan teknologi yang dialami oleh orang tua yang tidak dapat mencari akses ataupun peluang informasi  yang cukup kepada kaum generasi muda mengenai peluang kerja menyebabkan ketimpangan antara tenaga kerja di kota besar dengan tenaga kerja daerah.


Pemikiran kuno seperti ini dapat memperburuk kualitas tenaga kerja di Indonesia antara tenaga kerja daerah dengan tenaga kerja di kota besar. Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah, generasi muda dan orang tua perlu lah saling memahami, mempelajari, serta menerapkan cara-cara agar pemikiran tradisional tersebut tidak lagi menjadi penyebab sebaran tenaga kerja di Indonesia tidak merata. Cara-cara tersebut antara lain meningkatkan kualitas pendidikan non akademik atau keterampilan di daerah, mengubah persepsi tersebut melalui sosialisasi dan edukasi, serta mengoptimalkan teknologi informasi guna mengakses informasi kerja.


Dengan upaya tersebut diharapkan persebaran tenaga kerja di Indonesia lebih merata dan dapat mengurangi ketimpangan antara kualitas tenaga kerja daerah dengan tenaga kerja kota, serta memberikan kesempatan yang adil bagi seluruh masyarakat.[]


Penulis :

Sever Tania, Mahasiswa Jurusan Hukum Universitas Bangka Belitung

×
Berita Terbaru Update