Notification

×

Iklan

Iklan

Peran Manajemen dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan ‎Pesantren

Rabu, 30 Oktober 2024 | Oktober 30, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-10-30T10:59:22Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik


Oleh : Rabi’ulfiyani 

Dosen : Ustadzah Qiyadah Robbaniyah, M.Pd.I


Pendahuluan


Pendidikan merupakan fondasi krusial bagi perkembangan kepribadian dan peradaban ‎manusia. Dalam era yang terus berubah ini, dunia pendidikan mengalami dinamika yang ‎mencakup materi pelajaran, sistem dan metode pembelajaran, hingga manajemen pendidikan itu ‎sendiri. Perkembangan adalah bagian dari kehidupan yang selalu berlangsung seiring dengan ‎evolusi manusia. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki dampak signifikan pada ‎berbagai aspek kehidupan manusia. Pesantren, sebagai salah satu institusi pendidikan tertua, telah ‎berkontribusi secara signifikan dalam mencerdaskan bangsa, memperkuat nilai-nilai kebangsaan, ‎dan menanamkan nilai-nilai keagamaan yang menjadi ciri khasnya. Pada awal kemunculannya, ‎pesantren berkembang di daerah pedesaan, didukung oleh keinginan dan dorongan masyarakat ‎setempat. Hal ini menjadikan pesantren kuat dan kental dengan budaya lokal.‎


Manajemen memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan, termasuk ‎di pesantren. Sebagai lembaga yang menekankan nilai-nilai agama dan moral, pesantren ‎memerlukan sistem manajemen yang efektif untuk memaksimalkan sumber daya yang tersedia, ‎baik dari segi manusia, materi, maupun keuangan. Dengan manajemen yang baik, pesantren dapat ‎merancang kurikulum yang sesuai, melaksanakan pembelajaran yang inovatif, dan menciptakan ‎lingkungan belajar yang mendukung. Selain itu, manajemen yang efektif juga berkontribusi pada ‎pengembangan kompetensi pendidik dan santri, sehingga meningkatkan kualitas pendidikan yang ‎diberikan. Oleh karena itu, penting untuk mengeksplorasi strategi manajerial yang tepat, yang ‎dapat memberikan pengaruh positif terhadap proses pendidikan di pesantren, serta bagaimana ‎pesantren dapat beradaptasi dengan tantangan dan perubahan zaman untuk mencapai tujuan ‎pendidikan yang lebih baik.‎


Pembahasan


Banyak pemahaman mengenai manajemen dalam bahasa Inggris yang berarti "to manage," ‎yang mencakup pengaturan atau pengelolaan. Secara khusus, manajemen merujuk pada ‎kepemimpinan dalam organisasi, di mana orang yang memimpin disebut manajer. Istilah ‎‎"manajemen" berasal dari kata Latin "managio," yang berarti pengelolaan, atau "managiare," yang ‎berarti melatih dalam mengatur langkah-langkah. Ini menunjukkan bahwa manajemen adalah ‎ilmu, kiat, dan profesi yang mencakup dua kegiatan utama: berpikir (mind) dan bertindak ‎‎(action). Fungsi-fungsi manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, ‎koordinasi, dan pengendalian. 


Dalam konteks ini, manajemen dapat diartikan sebagai ‎pengelolaan, pengendalian, dan bimbingan. Manajemen adalah aktivitas untuk menggerakkan ‎orang lain menuju tujuan yang telah ditentukan. Menurut Johnson, manajemen merupakan proses ‎mengintegrasikan sumber daya yang beragam menjadi satu sistem untuk mencapai tujuan, di ‎mana sumber daya ini mencakup orang, alat, dan keuangan. Manajemen yang baik dalam ‎organisasi, khususnya di lembaga pendidikan pesantren, penting untuk menghasilkan hasil yang ‎optimal. Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam mengintegrasikan semua aspek pendidikan, ‎termasuk spiritual, intelektual, dan moral-emosional. 


Lingkungan pesantren perlu dirancang untuk ‎mendukung pendidikan, di mana semua yang dialami santri berkontribusi pada pencapaian tujuan ‎pendidikan. Hal ini mendorong terbentuknya masyarakat belajar atau learning society, yang tidak ‎dapat terwujud tanpa manajemen yang efektif. Pemimpin pesantren, yang biasanya adalah kyai, ‎harus memahami berbagai peran seperti pemimpin, manajer, dan evaluator. Dale mendefinisikan ‎manajemen sebagai upaya mengelola orang dan sumber daya untuk mencapai tujuan. 


Giegold ‎menekankan bahwa manajemen adalah proses siklis yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, ‎pengarahan, dan pengawasan. Dalam konteks pendidikan, Zakiah Daradjat menjelaskan bahwa ‎pendidikan adalah upaya yang dilakukan orang dewasa untuk membentuk kepribadian anak ‎didik. Kata pendidikan sendiri berasal dari “didik,” yang menunjukkan proses perubahan sikap ‎dan perilaku melalui pengajaran.‎


Menurut Muhammad Yacub, pesantren adalah lembaga pendidikan Islam non-klasikal, ‎yang sering menggunakan kitab kuning dalam pengajarannya. K.H. Imam Zarkasyi ‎mendefinisikan pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam dengan sistem asrama, di mana kyai ‎berperan sebagai guru dan masjid sebagai pusat kegiatan. Dengan demikian, manajemen ‎pendidikan pesantren adalah proses menyeluruh untuk mencapai tujuan yang terorganisir dan ‎diawasi, serta harus sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan. 


Fungsi manajemen terdiri ‎dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. Penjelasan lebih rinci adalah ‎sebagai berikut:‎

‎1.‎ Perencanaan, proses menetapkan tujuan dan menentukan cara serta sumber daya yang ‎diperlukan untuk mencapainya. Ini mencakup merumuskan tujuan, memilih program, dan ‎mengidentifikasi sumber daya yang terbatas.‎

‎2.‎ Pengorganisasian, mengatur kerja sama dalam kelompok dengan membagi tugas dan ‎menetapkan unit kerja untuk mencapai tujuan bersama.‎

‎3.‎ Penggerakan, menempatkan anggota kelompok agar bekerja dengan sadar menuju tujuan ‎sesuai rencana.‎

‎4.‎ Pengawasan, memantau pelaksanaan kegiatan organisasi agar sesuai dengan rencana yang ‎telah ditetapkan.‎


Dalam manajemen pesantren, terdapat dua peran: kepemimpinan yang berkaitan dengan visi, ‎dan manajemen yang berfokus pada pelaksanaan. Ini mencakup empat fungsi utama: ‎perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. Perencanaan meliputi pengembangan ‎rencana program, rencana kerja, dan anggaran, serta identifikasi risiko yang mungkin dihadapi. ‎Pesantren perlu memahami lingkungan eksternal untuk menghadapi peluang dan tantangan. ‎Pengorganisasian menekankan kerja tim untuk mencapai tujuan bersama, di mana pemimpin ‎memetakan sumber daya yang tersedia. 


Pelaksanaan memerlukan penerapan teknik manajemen ‎profesional meskipun lembaga pendidikan bukanlah organisasi laba. Pemasaran juga penting ‎untuk membentuk citra positif dan menarik siswa baru. Pengendalian dan Evaluasi membutuhkan ‎informasi yang akurat untuk memastikan kegiatan berjalan sesuai rencana. Evaluasi harus ‎aplikatif, memperhatikan aspek praktis dalam penilaian keseharian santri. Dengan demikian, ‎manajemen pendidikan pesantren menjadi kunci untuk mencapai hasil yang optimal dan ‎memastikan bahwa semua aspek pendidikan berjalan dengan baik.‎


Kesimpulan


Manajemen pendidikan pesantren adalah proses yang terintegrasi untuk mencapai tujuan ‎pendidikan melalui berbagai fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, ‎penggerakan, dan pengawasan. Manajemen yang efektif dalam pesantren sangat penting untuk ‎menghasilkan output yang berkualitas, karena pesantren berperan sebagai lembaga pendidikan ‎Islam yang menyeluruh. Pengertian manajemen mencakup usaha untuk mengelola sumber daya, ‎mengambil keputusan, dan mengoptimalkan segala aspek demi mencapai tujuan yang telah ‎ditetapkan. Fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan melibatkan penetapan tujuan dan ‎identifikasi sumber daya, sedangkan pengorganisasian menciptakan kerjasama tim yang efektif. 


‎Pelaksanaan menekankan pada teknik manajemen yang profesional, dan pengawasan bertujuan ‎untuk memastikan semua kegiatan berjalan sesuai rencana. Sebagai lembaga pendidikan yang ‎menerapkan sistem asrama, pesantren harus mampu merancang lingkungan belajar yang ‎mendukung, mengembangkan tim yang solid, serta melakukan evaluasi yang menyeluruh untuk ‎meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan demikian, manajemen yang baik di pesantren tidak ‎hanya berfokus pada aspek administratif, tetapi juga pada pengembangan karakter dan ‎kepribadian santri agar siap menghadapi tantangan di masa depan.‎[]


Referensi :


Aini, Erhat Zakiyatul. “Manajemen Pondok Pesantren Dalam Pengembangan Mutu Pendidikan ‎Islam Di Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro Sleman.” Edukatif : Jurnal Ilmu ‎Pendidikan 3, no. 6 (2021): 4750–56. https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i6.1543.‎


Azhari, Muhammad. “Manajemen Kurikulum Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan (Studi Kasus ‎Pondok Pesantren Ulumul Qur’an Stabat).” Analytica Islamica 06, no. 02 (2017): 124–35. ‎http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/analytica/article/viewFile/1277/1040.‎


Faj, Awaluddin. “Manajemen Pendidikan Pesantren Dalam Perspektif Dr. KH. Abdullah Syukri ‎Zarkasyi, M.A.” At-Ta’dib 6, no. 2 (2011). https://doi.org/10.21111/at-tadib.v6i2.558.‎


Pendidikan, Jurnal, and Islam Vol. “MANAJEMEN UNIT USAHA PESANTREN Muhammad ‎Anggung Manumanoso Prasetyo” 6, no. 1 (2017): 18–36.‎


Saihu, Made. Sekolah Dan Pesantren Made Saihu, 2020.‎


Syarifudin, Aip. “Manajemen Mutu Pendidikan Pesantren Di Era Megatrend (Analisis Dan ‎Kajian Literatur).” Al-Afkar: Journal of Islamic Studies 5, no. 2 (2022): 191–201. ‎https://al-fkar.com/index.php/Afkar_Journal/issue.‎

×
Berita Terbaru Update