Notification

×

Iklan

Iklan

Peran Kyai dalam Membangun Ketahanan Budaya Pesantren di Tengah Arus Globalisasi

Rabu, 30 Oktober 2024 | Oktober 30, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-10-30T14:50:33Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik


Oleh : Anita Dewi Masitoh

Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta

Dosen Pengampu Ustdazah Qiyadah Robbaniyah M.Pd.I


Dengan tradisi pendidikan Islam yang kuat di masyarakat Indonesia, pesantren telah memainkan peran penting dalam mempertahankan dan mengembangkan budaya Islam. Namun, pesantren menghadapi tantangan baru dalam mempertahankan ketahanan budaya di era globalisasi. Nilai-nilai tradisional dan budaya pesantren berada dalam bahaya karena globalisasi, pengaruh budaya asing, kemajuan teknologi informasi, dan gaya hidup modern yang serba cepat. Peran Kyai sebagai pemimpin spiritual dan intelektual di pesantren semakin penting dalam membangun ketahanan budaya di tengah gempuran budaya global. 


Ada banyak cara pesantren dapat membantu melestarikan budaya, seperti:

1. Menjaga Tradisi dan Kearifan Lokal

Pesantren berpartisipasi secara aktif dalam mempertahankan tradisi dan kearifan lokal yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Mereka mengajarkan santri prinsip-prinsip moral, etika, dan tata krama lokal. Tradisi seperti pengajian, selawat, dan kegiatan keagamaan lainnya menjadi bagian penting dari kehidupan pesantren dan secara tidak langsung menjaga budaya lokal. 


2. Mempromosikan Toleransi dan Kerukunan

Pesantren berperan penting dalam mendorong toleransi dan kerukunan antar budaya dan agama. Mereka mengajarkan prinsip-prinsip Islam yang mendorong toleransi dan penghormatan terhadap perbedaan. Pesantren sering mengadakan kegiatan lintas agama dan budaya, seperti diskusi antara agama, festival budaya, dan kegiatan sosial bersama, yang membantu membangun rasa saling menghargai dan toleransi di masyarakat. 


3. Melestarikan Bahasa dan Sastra

Beberapa pesantren memiliki program khusus untuk melestarikan bahasa dan sastra daerah. Mereka mengajarkan santri bahasa daerah melalui pembelajaran formal dan nonformal, serta membaca, menulis, dan menampilkan karya sastra daerah.


4. Membangun Komunitas Madani 

Pesantren memainkan peran penting dalam membangun masyarakat madani, yaitu masyarakat yang demokratis, adil, sejahtera, dan berakhlak mulia. Pesantren mengajarkan nilai-nilai Islam seperti keadilan, kejujuran, toleransi, dan tanggung jawab. Pesantren juga berpartisipasi dalam aktivitas sosial, seperti membantu orang miskin, mengatasi buta huruf, dan membantu korban bencana. (Almaliki and Fahraini 2023)


Dengan segala dampaknya, globalisasi menantang ketahanan budaya pesantren. Terlepas dari fakta bahwa pesantren memainkan peran penting dalam mempertahankan prinsip-prinsip tradisional, pengaruh budaya asing, gaya hidup kontemporer, dan kemajuan teknologi informasi dapat mengubah prinsip-prinsip ini. 


Berikut adalah penjelasan tentang beberapa masalah globalisasi yang dihadapi pesantren:

a. Pengaruh Budaya Asing

Globalisasi membuat budaya asing masuk ke Indonesia, termasuk ke pesantren. Ada kemungkinan bahwa santri terpengaruh oleh gaya hidup konsumtif, individualisme, dan hedonisme yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam dan kearifan lokal karena budaya populer, seperti fashion, musik, dan film, seringkali memiliki standar yang bertentangan dengan nilai-nilai tradisional pesantren. (Putra 2009)


b. Gaya Hidup Modern

Nilai-nilai tradisional pesantren yang menekankan kesederhanaan, kesabaran, dan ketaatan dapat dipengaruhi oleh gaya hidup modern yang cepat dan praktis. Contohnya, terlalu banyak menggunakan teknologi informasi dapat mengurangi waktu yang dihabiskan untuk kegiatan keagamaan dan interaksi sosial yang mendalam. Guru mungkin tergoda untuk mengejar kenikmatan sementara melupakan prinsip-prinsip luhur yang diajarkan di pesantren.


c. Teknologi Informasi

Dunia pesantren sangat dipengaruhi oleh teknologi informasi, seperti internet dan media sosial. Di satu sisi, teknologi ini dapat membantu santri mendapatkan informasi dan memperluas pengetahuan mereka. Di sisi lain, teknologi ini juga dapat berfungsi sebagai alat untuk menyebarkan konten negatif, seperti pornografi, kekerasan, dan radikalisme. Santri yang tidak memiliki filter dan bimbingan yang tepat dapat terpapar konten negatif dan terpengaruh oleh nilai-nilai yang bertentangan dengan ajaran Islam. (Fauzi 2017)


Dengan banyaknya tantangan globalisasi diatas, maka sangatlah penting peran seorang kyai dalam membina pesantren. Berikut beberapa peran penting Kyai dalam menghadapi tantangan globalisasi:


1) Menjaga Nilai-nilai Islam dan Budaya Pesantren

Kyai membantu menjaga nilai-nilai Islam dan budaya pesantren yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Mereka mengajarkan ajaran Islam yang benar dan nilai-nilai luhur seperti toleransi, kejujuran, dan kesederhanaan. Kyai sangat membantu menjaga tradisi dan kearifan lokal pesantren, termasuk pengajian, selawat, dan kegiatan keagamaan lainnya. 


2) Membantu Guru Mengatasi Tantangan Globalisasi

Kyai membantu santri menghadapi pengaruh budaya asing, gaya hidup modern, dan teknologi informasi. Mereka memberikan pemahaman yang benar tentang nilai-nilai Islam dan budaya pesantren, dan membimbing santri untuk menggunakan teknologi informasi secara bijak dan bertanggung jawab. Kyai juga membantu santri mengembangkan karakter yang kuat, akhlak mulia, dan ketahanan mental untuk menghadapi arus globalisasi. (Rojak, Solihin, and Naufal 2021)


3) Membangun Ketahanan Budaya Pesantren 

Kyai adalah bagian penting dari upaya untuk mempertahankan budaya pesantren. Mereka mendorong pengembangan program yang memperkuat nilai-nilai Islam dan budaya pesantren, seperti program keagamaan, pendidikan karakter, dan kegiatan sosial. Kyai juga mendorong santri untuk berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan sosial dan kemasyarakatan agar mereka dapat menjadi agen perubahan yang positif di masyarakat. 


4) Menciptakan Generasi Bangsa yang Bermoral 

Kyai sangat membantu menyiapkan generasi penerus yang baik hati dan memiliki kemampuan untuk menghadapi tantangan globalisasi. Mereka mendorong siswa untuk mengembangkan potensi mereka, meningkatkan kualitas pendidikan, dan memiliki jiwa kepemimpinan. Kyai juga mengajarkan nilai-nilai Islam yang berlaku untuk semua orang dan relevan dengan perkembangan zaman. (Indah, Niah, and Rijal 2018)


Kesimpulan


Peran Kyai dalam membangun ketahanan budaya pesantren di tengah arus globalisasi sangatlah penting dalam menjaga nilai-nilai tradisional dan budaya Islam. Pesantren, sebagai lembaga pendidikan Islam yang kuat, memiliki tantangan baru dalam mempertahankan ketahanan budaya di era globalisasi. Kyai, sebagai pemimpin spiritual dan intelektual di pesantren, memiliki peran krusial dalam membangun ketahanan budaya di tengah arus global yang membawa pengaruh budaya asing, gaya hidup modern, dan teknologi informasi yang cepat.


Kyai membantu menjaga nilai-nilai Islam dan budaya pesantren dengan menjaga tradisi, kearifan lokal, dan mempromosikan toleransi serta kerukunan antar budaya dan agama. Mereka juga berperan dalam melestarikan bahasa, sastra, dan membangun komunitas madani yang adil, demokratis, dan berakhlak mulia. Dengan tantangan globalisasi seperti pengaruh budaya asing, gaya hidup modern, dan teknologi informasi, Kyai memiliki tugas penting dalam membantu santri menghadapi tantangan tersebut dan menjaga nilai-nilai luhur pesantren.


Dengan peran Kyai yang kuat dalam menjaga nilai-nilai Islam dan budaya pesantren, serta membantu santri dalam menghadapi tantangan globalisasi, pesantren dapat terus memainkan peran penting dalam mempertahankan dan mengembangkan budaya Islam di tengah arus globalisasi. Kyai membantu membangun ketahanan budaya pesantren melalui pendekatan yang holistik, melibatkan nilai-nilai Islam, tradisi lokal, dan keterampilan sosial untuk menciptakan generasi bangsa yang bermoral dan siap menghadapi tantangan zaman.[] 


Referensi: 

Almaliki, Muhammad Fikri, and Sovia Fahraini. 2023. “Pesantren Sebagai Agen Penguatan Budaya Lokal: Strategi Pemberdayaan Masyarakat Dan Peran Moderasi Dalam Mewujudkan Harmoni Sosial.” Prosiding AnSoPS (Annual Symposium on Pesantren Studies) 2: 124–31.


Fauzi, Ahmad. 2017. “Core Values Satlogisantri Di Pesantren Zainul Hasan Genggong Dalam Tantangan Globalisasi.” PROSIDING Seminar Nasional &Temu Ilmiah Jaringan Peneliti 1 (2): 163–74. http://ejournal.iaida.ac.id/index.php/proceeding/article/view/146.


Indah, Ariski Nuril, Isna Niah, and Muhammad Khairul Rijal. 2018. “Tantangan Dan Solusi Bagi Madrasah Dan Pesantren Dalam Menghadapi Era Globalisasi.” Tarbiyah Wa Ta’lim: Jurnal Penelitian Pendidikan Dan Pembelajaran 5 (1): 7–13. https://doi.org/10.21093/twt.v5i1.2214.


Putra, Hermansyah. 2009. “Pondok Pesantren Dan Tantangan Global.”


Rojak, Muhammad Abdul, Iing Solihin, and Ahmad Halil Naufal. 2021. “Dan Miftahul Falah Bandung.” Manazhim : Jurnal Manajemen Dan Ilmu Pendidikan 3 (1): 83–109.

×
Berita Terbaru Update