Notification

×

Iklan

Iklan

30 hari Menjelajahi Dunia PNF : Transformasi seorang Mahasiswa

Minggu, 08 September 2024 | September 08, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-09-08T02:05:27Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

(Novia Eka Safitri/Ist)

Menjadi seorang mahasiswa tidak hanya tentang menimba ilmu di bangku kuliah. Pengalaman di dunia kerja nyata seringkali menjadi pelengkap yang tak ternilai. 


Magang merupakan salah satu pengalaman berharga yang tidak hanya memberikan wawasan, tetapi juga melatih kemampuan dan keterampilan praktis di dunia kerja. Di tengah kesibukan perkuliahan, magang menjadi jembatan penghubung antara teori yang dipelajari di kampus dan praktik di lapangan.


Hal inilah yang saya rasakan selama menjalani program magang 30 hari di Bidang Pendidikan Nonformal (PNF), Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga daerah istimewa yogyakarta Selama 30 hari saya berkesempatan untuk menyelami dunia pendidikan dari sudut pandang yang berbeda. Pengalaman ini menjadi momen berharga yang penuh tantangan dan pelajaran yang tak terlupakan.


Memahami Pendidikan Non Formal (PNF)


Pendidikan Non Formal (PNF) merupakan salah satu pilar penting dalam sistem pendidikan yang kerap kali kurang mendapatkan sorotan. Berbeda dengan pendidikan formal yang bersifat struktural dan sistematis.


PNF mencakup segala bentuk pendidikan di luar sekolah formal, seperti kursus, pelatihan, dan pembelajaran masyarakat. PNF berfokus pada kebutuhan belajar individu yang tidak dapat dipenuhi oleh pendidikan formal, misalnya pendidikan anak usia dini (PAUD), kursus keterampilan, atau program kesetaraan untuk mereka yang tidak sempat menyelesaikan pendidikan formal.


Selama magang, saya ditempatkan di bagian yang menangani berbagai kegiatan terkait PNF, seperti penyusunan program pelatihan bagi pengajar, pengembangan kurikulum, dan berbagai kegiatan yang mendukung peningkatan kualitas pendidikan di luar jalur formal. Hal ini membuka mata saya terhadap pentingnya peran PNF dalam memberikan kesempatan belajar yang lebih luas kepada masyarakat.


Menjalankan Tugas Sehari-hari: Antara Stempel, Surat, dan Rapat


Di hari-hari pertama, saya mulai dengan tugas administratif seperti memberikan penanda cap pada surat dan mengelola penggolongan surat-surat yang masuk. Meski tampak sederhana, pekerjaan ini menuntut ketelitian dan kesabaran. Setiap surat yang diterima harus diolah dengan cepat dan tepat, memastikan tidak ada kesalahan dalam penanganan dokumen penting.


Selain tugas administratif, saya juga turut serta dalam berbagai kegiatan yang lebih dinamis, seperti membantu jalannya rapat pertemuan guru PAUD. Rapat ini merupakan momen penting bagi para guru untuk berdiskusi, berbagi pengalaman, dan mendapatkan informasi terbaru mengenai kebijakan dan program pendidikan. Selama rapat, saya membantu menyiapkan materi, mengatur tempat, serta mendampingi proses diskusi agar berjalan lancar. 


Dari sini, saya belajar bagaimana pentingnya komunikasi dan koordinasi dalam sebuah tim untuk menyukseskan sebuah acara.


Workshop Pengajar: Meningkatkan Kompetensi dan Kreativitas 


Salah satu kegiatan paling berkesan adalah saat saya terlibat dalam pelaksanaan workshop bagi para pengajar. Workshop ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan kreativitas para pengajar, terutama dalam menghadapi tantangan pendidikan di era digital. Selama workshop, para pengajar diajak untuk memperbarui metode pembelajaran, menggunakan teknologi dalam kelas, dan menemukan cara-cara baru untuk lebih dekat dengan peserta didik.


Saya berperan dalam membantu tim penyelenggara menyiapkan bahan workshop, memastikan perlengkapan berjalan dengan baik, dan mendampingi para peserta selama kegiatan berlangsung. Melihat antusiasme para pengajar dalam belajar hal baru memberikan semangat tersendiri bagi saya. Saya menyadari bahwa dunia pendidikan terus berkembang, dan para pengajar adalah garda terdepan yang harus selalu siap beradaptasi dengan perubahan. 


Sebagai bagian dari program magang, saya juga berkesempatan untuk mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PLP) dan menghadiri rapat agenda Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Kegiatan-kegiatan ini memberikan saya wawasan yang lebih luas tentang upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan bagi masyarakat dewasa dan belajar sepanjang hayat.


Tantangan dan Pelajaran Berharga


Magang di Dinas Pendidikan dan Pemuda Olahraga bukan tanpa tantangan. Salah satu tantangan yang saya hadapi adalah beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru dan beragam tugas yang harus diselesaikan dengan cepat. Tuntutan untuk selalu sigap dan tanggap terhadap berbagai permintaan kadang membuat saya merasa kewalahan. 


Namun, dengan bimbingan staf yang sabar dan kompeten, saya berhasil melewati berbagai rintangan tersebut.


Dari pengalaman ini, saya belajar pentingnya manajemen waktu dan kemampuan berkomunikasi yang baik. Setiap tugas, sekecil apapun, memiliki peran penting dalam kelancaran kerja di sebuah lembaga. Saya juga belajar untuk lebih berani mengemukakan pendapat dan ide, meskipun masih dalam kapasitas sebagai anak magang.


Kesimpulan: Sebuah Pengalaman Tak Tergantikan


Magang selama 30 hari di Dinas Pendidikan dan Pemuda Olahraga memberikan saya lebih dari sekadar pengalaman kerja. Saya belajar langsung tentang dinamika dunia pendidikan non formal yang sering kali luput dari perhatian masyarakat. Saya juga merasakan bagaimana rasanya menjadi bagian dari tim yang bekerja keras untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Saya menjadi lebih mandiri, bertanggung jawab, dan memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi. Selain itu, saya juga belajar banyak hal baru, baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan. Pengalaman magang ini telah membuka mata saya tentang betapa luasnya cakupan dunia pendidikan. Saya menyadari bahwa pendidikan tidak hanya terjadi di dalam kelas, tetapi juga dapat terjadi di mana saja dan kapan saja.


Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa pendidikan bukan hanya tentang apa yang terjadi di dalam kelas, tetapi juga bagaimana kita bisa berkontribusi di luar sekolah untuk menciptakan masyarakat yang lebih terdidik dan berdaya saing. Melalui pendidikan non formal, kita dapat memberikan akses belajar kepada semua lapisan masyarakat, memperkaya pengetahuan, keterampilan, dan membangun masa depan yang lebih cerah.


Dengan semangat yang saya dapatkan dari magang ini, saya berharap dapat terus berkontribusi dalam dunia pendidikan, baik formal maupun non formal. Karena pada akhirnya, pendidikan adalah hak setiap individu dan jalan menuju kemajuan bangsa. Bagi saya, magang di bidang PNF adalah sebuah anugerah. Saya sangat bersyukur atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya untuk belajar dan berkontribusi. Pengalaman ini akan menjadi bekal berharga bagi saya dalam menjalani karir di masa depan, baik itu di bidang pendidikan maupun di bidang lainnya. Saya berharap agar semakin banyak mahasiswa yang memiliki kesempatan untuk menjalani program magang seperti ini. Melalui program magang, mahasiswa tidak hanya dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah, tetapi juga dapat mengembangkan soft skills yang sangat dibutuhkan di dunia kerja.


Pengalaman magang di bidang Pendidikan Nonformal telah membuka mata saya tentang betapa pentingnya peran pendidikan dalam membentuk masa depan bangsa. Mari kita bersama-sama membangun ekosistem pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan, sehingga setiap anak Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk meraih cita-citanya. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat penting dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Mari kita bergandengan tangan untuk menciptakan Indonesia yang lebih cerdas.[]

Penulis :

Novia Eka Safitri, mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Alamat : Asrama Randik Musibanyuasin Jl. Melati Wetan No.60 Gondokusuman Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta

×
Berita Terbaru Update