Notification

×

Iklan

Iklan

Ujian-Ujian Kehidupan

Selasa, 16 Juli 2024 | Juli 16, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-07-16T16:16:10Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

(Foto/Ilustrasi)

Manusia diciptakan oleh Allah untuk diuji. Oleh Karenanya, ujian merupakan sifat yang melazimi manusia. Makhluk apa saja yang hidup di muka bumi ini, pasti diuji oleh Allah dan tidak mungkin tidak diuji. Tidak mungkin ujian tersebut terlepas darinya, karena mereka diciptakan untuk diuji. Allah telah menegaskan hal ini dalam banyak ayat :


وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ


Seperti firman Allah,

“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)


Ujian merupakan satu hal yang pasti dan tidak bisa terpisah dari manusia yang hidup di atas muka bumi. Tidak ada satu manusia pun yang ingin hidup di dunia ini, melainkan pasti diuji. Jika tidak ingin hidup tanpa ujian, maka lebih baik dia mati. Tidak mungkin, manusia hidup tanpa ujian, semua manusia yang hidup pasti diuji oleh Allah.


Macam-macam ujian


1. Ujian dengan hal-hal yang di luar keinginan hamba


Ujian ini terjadi bukan karena keinginan seorang hamba. Tujuan Allah memberikan ujian ini adalah untuk mengangkat derajat hamba-hamba-Nya. Ujian ini sering di alami oleh para nabi, para sahabat, begitu juga dengan para ulama dan orang-orang saleh. Allah menguji mereka dalam rangka untuk mengangkat derajat mereka. Orang-orang yang mendapatkan ujian ini adalah golongan yang istimewa.


2. Ujian karena sebab perbuatan hamba


Kebanyakan orang mendapatkan ujian karena banyak sebab dan Barang siapa yang dapat menghadapinya, maka dia akan mendapatkan pahala. Di antara sebab-sebabnya adalah: 

Karena ketaatan yang dilakukan oleh seorang hamba, misalnya adalah:


1. Berjihad.

Tatkala seseorang berjihad, maka dia akan mengalami banyak ujian. Allah berfirman

وَلَا تَهِنُوا فِي ابْتِغَاءِ الْقَوْمِ إِنْ تَكُونُوا تَأْلَمُونَ فَإِنَّهُمْ يَأْلَمُونَ كَمَا تَأْلَمُونَ وَتَرْجُونَ مِنَ اللَّهِ مَا لَا يَرْجُونَ

“Dan janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka ketahuilah mereka pun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu rasakan, sedang kamu masih dapat mengharapkan dari Allah apa yang tidak dapat mereka harapkan.” (QS. An-Nisa’: 104)


2. Ibadah haji dan umrah

Orang yang melaksanakan haji dan umrah, pasti akan menemukan kesulitan-kesulitan yang akan dia hadapi. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah radhiallahu anha, bertanya kepada Nabi,

يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَلْ عَلَى النِّسَاءِ مِنْ جِهَادِ؟ قَالَ نَعَمْ، عَلَيْهِنَّ جِهَادٌ لَا قِتَالَ فِيهِ الْحَجُّ وَالْعُمْرَةُ

“Wahai Rasulullah, apakah ada jihad bagi para wanita?’ beliau bersabda, ‘Benar, Hendaknya kalian melakukan satu jihad yang tidak ada peperangan di dalamnya, yaitu haji dan umrah’.”


3. Amar makruf nahi munkar

Setiap orang beriman yang berusaha mengamalkan ilmunya, ber-amar makruf nahi munkar, khususnya di tempat dia berdakwah, pastinya ada ujian yang menyertainya. Ketika ada orang-orang sedang bersenang-senang, tiba-tiba dia datang dan mengatakan bahwa apa yang dinikmatinya itu adalah haram. Dia memutuskan hawa nafsu manusia yang sedang dalam kesenangan secara tiba-tiba, pastinya hal ini akan menimbulkan permasalahan.


4. Karena kemaksiatan

Terkadang Allah memberikan ujian kepada hamba-hamba-Nya, disebabkan karena maksiat yang telah dilakukannya. Banyak sekali orang yang mendapatkan ujian, dikarenakan mereka bermaksiat kepada Allah. Apabila mereka bersabar dengan ujian tersebut, maka akan menggugurkan dosa-dosanya dan mengangkat derajatnya. Akan tetapi, apabila tidak bisa bersabar, maka akan menjadi bagian hukuman yang Allah berikan kepadanya dan semakin menambah dosa-dosanya.


Sikap manusia dalam menghadapi ujian 

1. Mengeluh atau tidak menerima (الجزئ)

Hukumnya adalah haram. Orang yang mengeluh dan tidak menerima ujian yang diberikan oleh Allah kepadanya, akan tampak dari lisan, tulisan dan perbuatan. Semua itu berasal dari hati, yang kemudian terlampiaskan dalam macam-macam bentuk tersebut. Di antara contohnya adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu berkata, bahwa Rasulullah bersabda,

لَيْسَ مِنَّا مَنْ ضَرَبَ الْخُدُودَ، أَوْ شَقَّ الْجُيُوبَ، أَوْ دَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّة

“Bukan dari golongan kami orang yang menampar pipinya, merobek bajunya atau menyeru dengan seruan jahiliyah (apabila seorang tertimpa musibah).”


2. Bersabar (الصابر)

Hukumnya adalah wajib. Seseorang yang tertimpa musibah, pasti hatinya akan terasa pedih, namun dalam hal ini dia mampu untuk menahan diri, baik lisannya maupun perbuatannya. Secara bahasa,(الصبر) bermakna ((الحبس menahan’. Hatinya merasa sedih, namun sejatinya dia menerima musibah tersebut. Meskipun dia tidak suka dengan hal tersebut, namun dia berusaha tetap sabar. Orang yang melakukan hal ini akan mendapatkan pahala, diampuni dosa-dosanya dan diangkat derajatnya.


3. Rida dengan musibah 

Ketika Allah memberikan ujian ataupun musibah kepadanya, dia tidak merasa perih, marah ataupun menyesal di dalam hatinya. Bahkan, dia menerima ujian tersebut, karena dia merasa rida dengan ujian yang Allah berikan kepadanya. Tentunya, derajat ini lebih tinggi daripada sabar.


4. Bersyukur ( الشاكر )  

Ini merupakan derajat yang paling tinggi ketika seseorang tertimpa suatu ujian ataupun musibah. Dia merasa senang dengan musibah tersebut. Baginya tidak bermasalah jika musibah tersebut senantiasa bersamanya. Tentu sangat sulit untuk mencapai derajat ini, yaitu dia merasa bersyukur dengan adanya musibah yang menimpanya. Namun, orang yang berada pada kondisi seperti ini sangat sedikit.


Ada hal-hal yang perlu diperhatikan agar seseorang bisa bersyukur dengan musibah-musibah yang menimpanya : 

1. Melihat kepada orang yang lebih susah

Riwayat Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata, bahwa Rasulullah bersabda,

انظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ، فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ

“Lihatlah kepada orang yang berada di bawah kalian dan janganlah melihat orang yang berada di atas kalian, karena sesungguhnya hal itu lebih pantas agar kalian tidak merendahkan nikmat Allah kepada kalian.”

2. Merenungkan ganjaran dari musibah

3. Mengangkat derajat

4. Besarnya pahala di akhirat


Allah berfirman,

إِنَّما يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10).


Pengirim :

Hana Auliya, Mahasiswa Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta, email : hanaauliya18@gmail.com

×
Berita Terbaru Update