Notification

×

Iklan

Iklan

Tingkatkan Kualitas Pendidikan Melalui Penerapan Kurikulum Merdeka yang Berkelanjutan

Kamis, 04 Juli 2024 | Juli 04, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-07-04T03:01:22Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Azka Amalia (Foto/Ist)

Sebagaimana salah satu tujuan negara Indonesia yang tercantum pada pembukaan UUD tahun 1945 yaitu “…mencerdaskan kehidupan bangsa...”, peningkatan mutu pendidikan di Indonesia harus terus diupayakan. Sebagai negara berkembang, kualitas pendidikan Indonesia masing menempati posisi ke 55 dari 73 negara Di asia Tenggara pada tahun 2020. Ketertinggalan mutu pendidikan dapat disebabkan oleh beberapa faktor. faktor yang mempengaruhi ketertinggalan pendidikan Indonesia dari negara-negara lain diantaranya, rendahnya pemerataan pendidikan, sistem pendidikan yang pasif, rendahnya kualitas guru dsb. Terjadinya faktor-faktor tersebut karena kurangnya perhatian pemerintah mengenai sistem pendidikan di indonesia.

 

Pemerataan pendidikan yang belum efektif menjadi salah tantangan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini terjadi karena adanya ketimpangan pendidikan antara orang-orang yang tinggal di desa dengan orang-orang yang tinggal di kota. Kurangnya tenaga kerja yang berkualitas serta fasilitas yang kurang memadai turut  menyebabkan ketertinggalan pendidikan. Selain itu, sistem pendidikan yang pasif dan berubah-ubah juga mempengaruhi hal ini. Perubahan sistem pendidikan merupakan upaya yang dilakukan pemerintah untuk mendapatkan inovasi terbaik bagi sistem pendidikan Indonesia. Untuk merealisasikan hal tersebut, diperlukan inovasi strategi yang dapat mengubah paradigma seseorang mengenai pendidikan. Perubahan paradigma tersebut dapat dimulai dari pembaharuan kurikulum.

 

Sebagaimana kurikulum merupakan seperangkat perencanaan dan pengaturan yang memuat isi, tujuan, dan materi pembelajaran sebagai Indonesia sampai saat ini telah mengalami banyak macam kurikulum sejak tahun pedoaman dan acuan kegiatan pembelajaran. Kurikulum harus bersifat dinamis dan menyesuaikan kebutuhan siswa sehingga dapat beradaptasi dengan dengan konteks zaman sekarang.

 

Sampai saat ini, kurikulum pendidikan di Indonesia telah mengalami beberapa perubahan. Diawali dengan kurikulum tahun 1900-an, sampai kurikulum pada tahun 2000an yang diawali dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada tahun 2004, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006, Kurikulum 2013 (Kurtilas) pada tahun 2013, kurikulum darurat pada saat pandemi covid-19, dan yang digunakan sekarang yaitu Kurikulum Merdeka (Kumer) atau Kurikulum Nasional. Perubahan kurikulum dapat terjadi karena adanya perubahan sistem politik, sosial, budaya, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan kurikulum merupakan bentuk nyata pemerintah untuk menentukan inovasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa.

 

Kurikulum Merdeka memiliki beberapa keunggulan diatas kurikulum lain yang pernah diterapkan. Sebab kurikulum ini memberikan kebebasan, “Merdeka belajar” untuk para siswa. Kurikulum Merdeka memusatkan pembelajaran pada siswa. Sementara peran guru hanya sebagai fasilitator yang membersamai dan mengevaluasi pengetahuan siswa dalam belajar. Sumber pengetahuan pun tidak lagi hanya berpusat pada materi yang disampaikan guru, tetapi siswa bebas mengakses dan mengeksplor hal di luar kelas untuk menambah wawasannya. Penerapan kurikulum Merdeka pada sistem pendidikan di Indonesia diharapkan menjadi batu loncatan yang dapat meningkatkan mutu kualitas pendidikan di Indonesia.

 

Awal perancangan kurikulum Merdeka adalah penyempurnaan dari kurtilas dan kurikulum darurat yang dibentuk sejak pandemi covid-19. Kurikulum darurat dibuat untuk menunjang pembelajaran yang serba daring karena adanya kebijakan lockdown yang menghalangi pembelajaran synchronous langsung antara guru dan murid. Sejak saat itu, guru dituntut berpikir inovatif untuk mengembangkan pembelajaran yang dapat dijangkau oleh seluruh siswa dan tidak membosankan. Penggunaan teknologi menjadi alternatif inovasi untuk tetap melaksanakan pembelajaran di era covid-19.

 

Sejak saat itu, muncullah berbagai aplikasi-aplikasi pembelajaran yang dulu nya tidak umum digunakan untuk pembelajaran. Misalnya aplikasi zoom, yang semula hanya digunakan untuk rapat, sekarang lumrah digunakan untuk kelas online, seminar, dll. Semua akses seolah tanpa batas. Guru bisa saja memberikan tugas kapan saja dan dimana saja. Siswa pun dapat mengakses jawaban dari belahan bumi mana saja hanya dengan mengetik pertanyaan yang diajukan. Melalui media online, semua akses serba cekatan dan fleksibel.  Maraknya penggunaan teknologi pada setiap sisi kehidupan merupakan tanda dari munculnya era society 5.0 yang telah dicetuskan oleh Jepang yang merupakan sebuah rancagan inovasi sains dan teknologi.

 

Perkembangan zaman pada era society 5.0 menuntut semua bidang untuk menyesuaikan laju percepatan kehidupan, termasuk pendidikan. Dibutuhkan sistem pendidikan yang fleksibel dan dapat menyesuaikan perkembangan zaman. Kurikulum Merdeka menjadi Solusi terbaik yang didapatkan sampai saat ini. Sebab, Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang dirancang untuk mendukung pemulihan pembelajaran melalui penerapan pembelajaran berbasis proyek yang mengembangkan soft skill siswa.

 

Selain itu,  kurikulum Merdeka mencakup tiga prinsip utama: Profil siswa Pancasila adalah pembelajaran berbasis proyek untuk mengembangkan soft skill dan kepribadian, berkonsentrasi pada konten penting untuk memastikan waktu yang cukup untuk mempelajari keterampilan dasar secara mendalam, Fleksibilitas guru dalam menerapkan pembelajaran yang berbeda sesuai kemampuan siswa dalam membaca, menulis, berhitung, dan lain-lain serta beradaptasi dengan kondisi dan konten lokal turut mendorong kesesuaian kurikulum Merdeka di era Society 5.0 yang meningkatkan kreatifitas dan keterampilan dengan menerapkan soft skills dan hard skills menggunakan teknologi modern yang semakin canggih.

 

Siswa dituntut untuk dapat mengakses teknologi dengan baik untuk mengembangkan potensi dengan baik. Munculnya inovasi teknologi baru seperti Internet on Things (internet untuk segala sesuatu), Artificial Intelligence (Kecerdasan buatan) akan membantu siswa untuk menjawab tantangan-tantangan zaman yang muncul pada era society 5.0. oleh karena itu, dengan digagasnya kurikulum Merdeka oleh menteri pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi- nadiem makarim, akan membawa dampak besar bagi kemajuan mutu pendidikan di Indonesia. tentunya tidak hanya pada siswa, tetapi juga untuk para tenaga pendidik.

 

Para era society 5.0, guru pun dituntut untuk mengembangkan inovasi yang baik untuk menunjang pendidikan yang berkualitas. Guru tidak lagi mengajar dengan cara konvensional seperti menggunakan metode ceramah. Akan tetapi, guru harus mengedepankan penggunaan teknologi agar menciptakan pembelajaran yang menarik dan interaktif bagi siswa. Guru harus memiliki kemampuan untuk menciptakan konten yang membentuk keterampilan siswa berdasarkan pada 5C (critical thinking, communication, collaboration, creativity, dan character). Akses guru dalam mengajar tidak lagi dibatasi oleh buku-buku pelajaran, tetapi guru bebas menentukan teknologi pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan siswa.

 

Kurikulum Merdeka tidak hanya bermaksud pada Merdeka belajar bagi siswa, tetap Merdeka mengajar pula bagi guru. Salah satu model pembelajaran yang kompatibel dengan kurikulum Merdeka adalah model pembelajaran Blended Learning yang mengkombinasikan pembelajaran virtual (online) dan pembelajaran tatap muka (offline). Harapannya apabila siswa mengalami kesulitan pada saat pembelajaran tatap muka, dan jam pelajaran telah habis, siswa dapat bertanya kepada guru pada sesi pembelajaran online. Model pembelajaran ini memberikan kemudahan dan fleksibilitas dalam proses pembelajaran dengan menggabungkan metode penyampaian, model pembelajaran, dan gaya belajar yang berbeda, serta memperkenalkan  pilihan  media interaksi yang berbeda.

 

Pada hakikatnya, perubahan kurikulum yang terjadi sejak dulu merupakan bentuk ikhtiar para pengembang pendidikan untuk menemukan inovasi bagi pendidikan di Indonesia. kurikulum Merdeka yang digagas tidak hanya berlaku untuk siswa, tetapi juga untuk guru. Masing- masing diberi kebebasan untuk memilih teknologi yang tepat guna meningkatkan pengetahuan mereka. Pengembangan dan inovasi kurikulum memerlukan landasan yang kuat dan dilandasi oleh pemikiran yang mendalam.  Apabila pengembangan kurikulum tidak dilandasi landasan yang kuat, maka akan berdampak buruk bagi sistem pendidikan itu sendiri. Sebab hal ini berkaitan langsung  dengan kegagalan proses pembangunan manusia.

 

Landasan pengembangan kurikulum adalah filsafat, sosial budaya dan keyakinan agama, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, kebutuhan masyarakat, dan pengembangan masyarakat. Kurikulum ini bertujuan untuk mencerminkan tujuan pendidikan nasional, namun tetap memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan lingkungan. Oleh karena itu, perlu adanya komitmen  dan kemandirian belajar untuk mewujudkan keberhasilan penerapan kurikulum Merdeka, agar mewujudkan pula generasi bangsa yang berkualitas dan berintegritas.[]

 

Penulis :

Azka Amalia, mahasiswa Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Pendidikan Kimia S-1 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, email : azka.amalia005@gmail.com

×
Berita Terbaru Update