(Foto/Ilustrasi) |
Ibadah merupakan sebuah perwujudan dan juga penerapan dari keyakinan yang ada dalam sebuah agama. Kata ibadah dalam istilah bahasa arab di artikan dengan tunduk, patuh, dan merendahkan diri. Di dalam bahasa Indonesia, itu berarti tindakan yang menunjukkan rasa patuh kepada Allah Ta’ala yang didasarkan pada ketaatan untuk melakukan dan meninggalkan perintahnya.
Sebagai seorang muslim tujuan kita diciptakan yaitu untuk beribadah kepada Allah Ta’ala. Allah berfirman :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالاءِنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونَ (الذاريات : ٥٦
”Dan aku tidak menciptakan Jin dan Manusia, melainkan agar mereka beribadah kepadaku (menyembahku)”. (Az-Zaariyat:56)
Seorang muslim hanya memperuntukkan ibadah kepada Allah semata. Tidak boleh memperuntukkan ibadahnya kepada selain Allah. Karena makna dari ibadah itu sendiri yaitu tunduk dan patuh. Yaitu kita patuh dna tunduk hanya kepada perintah Sang Khaliq yaitu Allah Ta’ala.
Adapun tujuan beribadah dalam Islam yang diringkas dari buku Al-Wafi: Syarah Hadits Arbain Imam An-Nawawi karangan Dr. Musthafa Dib Al-Bugha:
Ibadah dilakukan untuk menciptakan hubungan harmonis antara makhluk dan Sang Penciptanya, yaitu Allah .
Ibadah dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah karena telah menciptakan, memelihara, mengangkat manusia sebagai khilafah di bumi, serta mengizinkan manusia untuk mengambil manfaat yang disediakan oleh alam.
Ibadah dilakukan untuk mengukur sejauh mana kepatuhan para makhluk ciptaan Allah dalam melaksanakan perintah-Nya.
Patuh tidaknya seorang hamba dalam melaksanakan perintah Allah akan mempengaruhi nasib mereka di dunia maupun di akhirat untuk kehidupan yang akan datang.
Ibadah dapat mendatangkan rasa aman, damai, dan tenang.
Ibadah dilakukan untuk menghilangkan rasa takabur, karena hanya Allah yang memiliki segala kesempurnaan. Ibadah dilakukan sebagai bentuk ekspresi bahwa manusia hanya makhluk yang lemah dan membutuhkan setiap pertolongan dan kekuatan dari Allah.
Ibadah seorang muslim memiliki 2 syarat , yaitu :
1. Ikhlas dalam melakukan ibadah hanya semata mata untuk Allah Ta’ala. Karena sesungguhnya Allah tidak menerima ibadah seorang hamba melainkan dengan ikhlas. Allah berfirman :
وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوالصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗا
“Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif (istikamah), melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus (benar)”. (Q.S Al- Bayyinah : 5).
2. Mengikuti Rasulullah Shallahu Alaihi Wasallam. Karena sesungguhnya Allah tidak menerim ibada seorang hamba melainkan dengan petunjuk Rasulullah Shallahu Alaihi Wasallam. Allah berfirman :
{قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ}
“Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah (sunnah/petunjuk)ku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Ali ‘Imran:31).
Ibadah memiliki banyak macam. Dan seluruh amal sholih yang dicintai oleh Allah dan Allah ridho terhadap ibadah tersebut baik berupa perkataan maupun perbuatan secara dzohir ataupun tersembunyi maka itu termasuk dari macam - macam ibadah.
Berikut beberapa dari macam – macam ibadah :
1. Berdoa.
Berdoa memiliki dua macam yaitu doa mas’alah dan doa ibadah. Barang siapa yang berdoa kepada selain Allah maka pelakunya ditetapkan sebagai musyrik kafir. Sama halnya dengan berdoa kepad orang yang hidup dan atau mati. Barang siapa yang meminta bantuan kepada orang yang masih hidup dan orang yang masih hidup tersebut mampu untuk melakukannya seperti meminta air minum, atau meminta untuk diberikan makanan , maka hal ini tidak mengapa. Namun jika meminta atau berdoa kepada mayit dengan berdoa meminta sesuatu yang tidak mampu dilakukanya seperti, wahai fulan berikan saya makan dan lain sebagainya, maka hal ini dikategorikan sebagai kesyirikan. Karena seorang mayit tidak akan mungkin bisa melakukan hal tersebut.
2. Bertawakkal.
Bertawakkal kepada Allah adalah percaya dan menyerahkan urusan hanya kepada Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman :
فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْه
“Maka sembahlah Dia, dan bertawakallah kepada-Nya” (QS. Hud: 123).
3. Al –Ragbah (harap)
Adalah Keinginan untuk mendapatkan sesuatu yang dicintai.
4. Al-Rahbah
Adalah takut yang berakibat seseorang lari dari yang ditakuti. Takut yang disertai tindakan.
5. Khusyu’
Adalah tunduk dan patuh karena keagungan Allah dimana seseorang berserah diri kepada Allah yang kauni maupun syar’i.
Dalil untuk Al-Ragbah, Al-Rahbah dan Khusyu’ :
﴿إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ﴾
“Mereka adalah orang-orang yang bersegera dalam kebaikan dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas, dan mereka khusyuk kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya’: 90)
6. Al - Khasyah
Adalah takut yang dibangun diatas ilmu karena merasakan keagungan dan kesempurnaan kekuasaan dari yang diikuti. Allah Ta’ala berfirman :
فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِي
“Maka, janganlah engkau takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah [2]: 150)
7. Al – inabah
Adalah kembali kepada Allah dengan ketaan dan menjauhkan kemaksiatan. Allah Ta’ala berfirman :
﴿وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ﴾“Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan.” (QS. Al-Fatihah [1]: 4)
“Dan bertaubatlah kepada Rabbmu dan serahkanlah dirimu kepada-Nya.” (QS. Az-Zumar [39]: 54).
8. Al – istianah
Adalah meminta bantuan atau pertolongan dari Allah pada urusan dunia dan akhirat. Allah Ta’ala berfirman :
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
9. Al – istigotsah
Adalah meminta pertolongan dan bantuan ketika dalam keadaan sempit dan susah. Allah Ta’ala berfirman :
إِذۡ تَسۡتَغِيثُونَ رَبَّكُمۡ فَٱسۡتَجَابَ لَكُمۡ أَنِّي مُمِدُّكُم بِأَلۡفٖ مِّنَ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ مُرۡدِفِينَ
”(Ingatlah), ketika kamu beristighosah (memohon pertolongan) kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu, “Sungguh, Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut.” (QS. Al-Anfal, Ayat 9)
10. Penyembelihan atau berkurban
Adalah melenyapkan ruh dengan mengalirkan darah dengan cara yang khusus. Allah Ta’ala berfirman :
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Katakanlah: sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidup, dan matiku hanya untuk Allah Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya.” (QS. Al-An’am [6]: 162-163)
11. Nadzar
Adalah ilzam, seseorang menyatakan dirinya bertekad melakukan sesuatu ketaatan kepada Allah, bukan suatu yang wajib, bukan suatu yang dilarang.
Allah Ta’ala berfirman :
يُوْفُوْنَ بِالنَّذْرِ وَيَخَافُونَ يَوْمًا كَانَ شَرُّهُ مُسْتَطِيرًا
“Mereka menunaikan nadzar dan takut akan suatu hari yang adzabnya merata dimana mana.” {Q.S Al- Insan [76] : 7 )
Ibadah terbagi menjadi empat jenis berdasarkan perbuatannya :
1. Ibadah Qalbiyyah
Ibadah yang mencakup aspek keyakinan dari hati, seperti : cinta, takut, iman kepada Allah, berharap dan lain sebagainya.
2. Ibadah Qauliyah
Ibadah yang menggunakan lisan, seperti : berdzikir, beristigfar, membaca Al-Qur’an, dan lain sebagainya.
3. Ibadah Amaliyyah atau jawarih
ibadah yang menggunakan anggota badan, seperti: sholat, puasa, haji dan lain sebagainya.
4. Ibadah Maaliyyah
Ibadah yang dilakukan dengan mengeluarkan harta, seperti : zakat, sedekah, haji, dan lain sebagainya.[]
Pengirim :
Durratul Lutfiah Qaidah, Mahasiswi STIT Madani Yogyakarta, email : durratul.lutfiah@gmail.com