Notification

×

Iklan

Iklan

Kepemimpinan Berbasis Lokal: Implementasi Nilai-Nilai Lokal dalam Kebijakan Ganjar Pranowo

Sabtu, 20 Juli 2024 | Juli 20, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-07-20T01:33:10Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

(Sumber foto : Bogorkita)

Pada era globalisasi dimana nilai-nilai universal sering kali lebih mendominasi, kearifan lokal menjadi salah satu hal penting untuk dipertahankan sebagai bentuk identitas dan karakter suatu daerah. Indonesia sendiri merupakan negara kepulauan dengan beragam kebudayaan, menyajikan kekayaan tradisi dan berbagai nilai-nilai lokal yang bervariasi pada setiap daerahnya.


Jawa sebagai salah satu pulau besar di Indonesia dengan kekayaan tradisi dan budaya yang diwariskan secara turun-temurun juga memberikan pilar-pilar dalam tatanan kepemimpinan untuk membentuk sebuah kepemimpinan yang bijaksana dan berintegrasi bahkan dapat menjadi pilar utama praktik kepemimpinan yang mampu menghadapi tantangan dewasa ini.


Jawa Tengah, sebagai salah satu provinsi yang terkenal dengan pembangunan dan keberhasilan dalam menyejahterakan rakyatnya tentunya tidak lepas dari seorang pemimpin yang hebat. Keberhasilan seorang pemimpin dalam memimpin sudah pasti tidak lepas dari kepemimpinan yang beliau terapkan. Tak asing lagi di telinga kita Gubernur Jawa Tengah yaitu Bapak H. Ganjar Pranawa , S.H., M.I.P. yang menunjukkan keberhasilan-keberhasilan yang beliau capai selama menjabat.


Gubernur Jawa Tengah selama dua priode 2013-2018 dan 2018-2023 Bapak H. Ganjar Pranowo, S.H., M.I.P. telah memberikan contoh kepemimpinan berbasis kearifan lokal yang cukup mendalam dalam beberapa kebijakan yang beliau ambil serta program-program beliau yang dicanangkan, dengan memadukan tradisi dan modernitas, beliau berhasil menghadirkan program-program yang tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik tetapi juga memperkuat nilai-nilai budaya dan sosial masyarakat. 


Diantara nilai lokal yang dapat diambil dari kebijakan program beliau adalah:


1. Ajining Dhiri Saka ing Lathi, Ajining Raga Saka Busana


Memiliki arti bahwasanya harga diri seorang dapat dilihat dari ucapannya dan bagaimana seorang berpakaian, pemimpin harus menjaga kehormatan dan integritas diri serta berpenampilan yang baik dan sopan. Bagi seorang pemimpin masuk juga dalam hal ini dia haruslah membuat keputusan-keputusan dan program-program yang bijak. Bapak Ganjar telah banyak mengimplementasikan hal ini dengan berbagai program pendidikan, kesehatan dan infrastruktur, dengan pendekatan yang humoris dan penuh empati.


2. Adigang, Adigung, Adiguna


Arti dari ungkapan ini adalah seorang pemimpin tidak boleh angkuh, congkak, dan sombong serta harus mementingkan kewibawaan, kesederhanaan dan moral. Nilai ini banyak tercermin dalam berbagai kebijakan beliau diantara program bapak Ganjar adalah “Blusukan” dimana beliau terjun langsung kelapangan seperti ke desa-desa, pasar, sekolah, dan tempat umum lainnya untuk melihat kondisi masyarakat dan mendengarkan keluhan mereka. Beliau juga  memiliki sebuah program “Jateng Gayeng” yang mengedepankan semangat gotong royong dalam pembangunan daerah. Melalui program ini, bapak Ganjar mendorong partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan pembangunan dan sosial, seperti kerja bakti, pembangunan infrastruktur desa, dan program kesehatan masyarakat.


3. Tepo Slira


Tepo Slira memiliki makna tenggang rasa dimana seorang pemimpin haruslah menempatkan dirinya pada posisi orang lain untuk dapat memahami kondisi masyarakat, memberikan toleransi, keadilan serta membangun keharmonisan dalam masyarakat. Salah satu program yang di usung oleh bapak Ganjar adalah “Dialog Publik” dimana beliau melakukan kegiatan ini secara rutin untuk mendengarkan aspirasi masyarakat secara langsung. Dalam forum ini, masyarakat diberikan kesempatan untuk menyampaikan keluhan, saran, dan ide-ide mereka, yang kemudian dibahas bersama untuk mencapai kesepakatan.


4. Rukun Agawe Santosa, Crah Agawe Bubrah


Ungkapan ini memiliki makna kerukunan membawa kekuatan dan pertikaian akan membawa keruntuhan, seorang pemimpin harus benar-benar memahami hal ini untuk mewujudkan masyarakat yang harmonis dan sejahtera. Pada tahun 2019 terjadi wabah Covid19 yang menelan banyak korban jiwa sehingga Lockdown pada suatu daerah bisa terjadi kapan saja salah satu kebijakan bapak Ganjar saat itu adalah “Jogo Tonggo” program ini mengajak masyarakat untuk saling menjaga dan membantu tetangga dalam hal kesehatan dan kebutuhan dasar. Semangat gotong royong sangat terlihat dalam program ini dengan adanya dukungan komunitas dalam berbagai bentuk.


5. Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani


Seorang pemimpin haruslah memberi teladan dari depan, membangun semangat dari tengah dan memberikan dorongan dari belakang pada orang-orang yang dipimpinnya. Salah satu inovasi yang dilakukan bapak Ganjar dalam hal ini adalah peluncuran aplikasi “Lapor Gub” untuk rakyat Jawa Tengah yang mana masyarakat dapat melaporkan masalah secara langsung kepada gubernur serta sebagai alat untuk mempromosikan berbagai inisiatif inovatif di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi.[]


Penulis :

Karisma Ayuningtyas, Yunita Eka Putri dan Salsabila Marista Septina Fauziyah, mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta, email : salsabilamarista16@gmail.com 

×
Berita Terbaru Update