(Foto/Ilustrasi)
Riba, atau bunga dalam konteks keuangan, memiliki dampak yang signifikan baik dalam kehidupan pribadi maupun masyarakat secara lebih luas. Ini tidak hanya berdampak pada aspek ekonomi tetapi juga sosial dan moral.
Berikut adalah beberapa dampaknya:
1. Kehidupan Pribadi
ü Siklus Utang Berkepanjangan: Individu yang terjerat dalam pinjaman dengan bunga tinggi sering kali sulit untuk keluar dari siklus utang yang berkepanjangan. Bunga yang terus bertambah membuat pembayaran pokok utang semakin sulit dilakukan.
ü Stres dan Kecemasan Finansial: Hutang yang menumpuk dan tekanan untuk membayar bunga dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang serius dalam kehidupan pribadi seseorang. Ini dapat mempengaruhi kesehatan mental dan kesejahteraan secara keseluruhan.
ü Pengurangan Daya Beli:Bagi individu dengan utang riba yang besar, penghasilan mereka seringkali terkikis oleh pembayaran bunga, menyebabkan pengurangan daya beli yang signifikan dan menghambat kemampuan untuk menabung atau berinvestasi untuk masa depan.
2. Dampak pada Masyarakat.
ü Peningkatan Kesenjangan Sosial: Praktik riba dapat memperburuk kesenjangan sosial antara mereka yang memiliki akses ke modal dengan mudah dan yang tidak. Masyarakat yang kurang mampu sering kali terjebak dalam pinjaman bunga tinggi, yang menyulitkan mereka untuk meningkatkan taraf hidup mereka.
ü Melemahnya Solidaritas Sosial: Riba dapat merusak keharmonisan sosial di masyarakat. Orang-orang yang terlilit utang riba mungkin merasa terisolasi atau malu, sementara yang lain mungkin menjadi kurang empati terhadap mereka yang mengalami kesulitan finansial.
ü Potensi Krisis Ekonomi: Praktik riba yang tidak terkendali dapat berkontribusi pada krisis ekonomi makro, seperti yang terjadi dalam krisis utang di beberapa negara. Utang besar yang sulit dibayar dapat mempengaruhi stabilitas finansial suatu negara.
Dampak riba dalam kehidupan pribadi dan masyarakat menunjukkan betapa pentingnya adanya kesadaran akan prinsip-prinsip keuangan yang berkelanjutan dan adil. Mendorong akses ke keuangan inklusif yang tidak memanfaatkan orang-orang yang rentan dan mempromosikan pendidikan keuangan yang sehat dapat membantu mengurangi dampak negatif riba dalam masyarakat.
Dengan demikian, penting untuk mempertimbangkan alternatif keuangan yang lebih beretika dan berkelanjutan dalam upaya menciptakan keadilan sosial dan ekonomi yang lebih besar.[]
Penulis :
Astia Kinasih, mahasiswi Universitas Muhammadiyah Magelang, email : astiakinasihhhh@gmail.com