Notification

×

Iklan

Iklan

Cara Generasi Z di Indonesia Memandang Pendidikan

Kamis, 04 Juli 2024 | Juli 04, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-07-04T03:08:35Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Epi Mulyadi (Foto/Ist)

Gen z adalah sebutan untuk generasi yang lahir antara tahun 1997 sampai 2010. Pertumbuhan gen z di iringi dengan perekembangan teknologi yang sangat pesat. Gen z lebih sering menghabiskan waktu pada perangkat elektronik sehingga mereka lebih mengikuti perekmbangan internet secara dekat. Gen z juga dapat mudah mengakses informasi secara cepat karena mereka terbiasa dengan lingkungan yang serba cepat.


Dalam Pendidikan, gen z memiliki kesempatan lebih untuk masuk ke sekolah pilihan atau favorit versinya masing masing. Mereka di kenal ambisisus sehingga mampu belajar dengan cepat terhadap hal-hal baru. Akan tetapi, tidak semua generasi z di Indonesia memiliki sudut pandang yang sama terhadap Pendidikan.


Akhir-akhir ini ramai di media sosial tentang bagaimana generasi muda sekarang memandang Pendidikan. Di tengah ambisi dan persaingan para gen z untuk masuk perguruan tinggi favorit, tidak sedikit pula yang berfifkir bahwa sekolah tinggi itu hanya membuang buang waktu. Hal ini sangat bertolak belakang dengan hal-hal positif yang ada pada gen z itu sendiri.


Pendidikan adalah hal yang sangat penting demi meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Bagaimana pola pikir bahwa Pendidikan hanya membuang buang waktu merupakan pandangan yang salah besar. Mirisnya, pola pikir itu ada pada generasi bangsa yang harusnya menjadi harapan Indoensia dalam membangun negeri.


Ekonomi merupakan faktor utama sesorang dalam menempuh Pendidikan. Tidak bisa di pungkiri angka kemiskinan di Indonesia sangat tinggi. Tapi bukan berarti menutup jalan untuk terus sekolah. Orang tua jaman dulu apalagi di desa-desa banyak yang putus sekolah karena faktor ekonomi, namun bukan berarti menganggap Pendidikan itu tidak penting.


Dari media sosial, banyak gen z yang menyuarakan bahwa Pendidikan tidak terlalu penting. Hal ini sebenarnya tidak dapat di pukul rata. Karena masih banyak juga generasi z yang berjuang demi Pendidikan. Akan tetapi, persebaran media sosial sangat cepat. Bagaimana pola pikir itu tesebar via media sosial dengan cepat dan akhirnya banyak yang terpengaruh dan menyetujui hal tersebut.


Pola pikir yang menganggap Pendidikan tidak terlalu penting merabah kepada tingkah dan prilaku pelajar sejak di sekolah dasar. Sekarang banyak kasus murid yang tidak menghormati guru bahkan lebih parah lagi. Seperti contoh kasus baru-baru ini, seorang siswi sekolah dasar di Solo melabrak gurunya melalui pesan Whatsapp lantaran guru tersebut bertukar pesan dengan guru laki-laki yang di idolakan nya.


Dalam kasus itu siswi tersebut sudah bukan hanya melanggar sopan santun dengan cara “melabrak” gurunya, akan tetapi di usianya yang masih kecil dia sudah bertingkah seperti orang dewasa. Bahkan masalah yang di hadapi pun tidak berhubungan dengan dirinya. Hal ini bukan masalah yang sepele dengan tindakan siswi tersebut. Peran orang tua di rumah sangat penting. Bukan sekedar mengawasi lingkungan si anak, akan tetapi mengontrol apa yang di lihat nya di media sosial.


Beberapa kasus  lagi seperti siswa yang tidur dengan sengaja saat guru sedang menerangkan, siswa SMA yang menantang gurunya untuk berkelahi dan masih banyak lagi. Dengan adanya kasus-kasus tersebut dapat di artikan banyak generasi sekarang yang mengaggap bahwa Pendidikan hanya sekedar formalitas. Apa yang di ajarkan gurunya di anggap tidak penting. 


Terkadang masih ada orang tua yang tidak memperdulikannya dan meneyrahkan semua didikan kepada pengajar. Padahal peran orang tua paling utama dalam mendidik etika dan prilaku anak. Era generasi z ini orang tua harus lebih memahami perasaan anak, keinginan, dan juga masalah yang di hadapi anak. Bukan hanya sekedar menjadikan anak sebagai investasi. Karena sebetulnya bebrapa anak memilki pola pikir bahwa Pendidikan tidak penting adalah dasar dari tuntutan orang tuanya secara tidak langsung.


Setiap generasi memiliki sisi positif dan negatifnya sendiri. Dan kita tidak boleh sama ratakan hanya karena beberapa orang yang meimiliki pemikiran yang salah. Akan tetapi, sebagai generasi z, kita harus lebih sadar terhadap pentingnya Pendidikan karena itu bukan lah hal yang merugikan. Jika kita berusaha dalam hal positif pasti akan selalu ada jalan mau bagaimanapun itu bentuknya.[]


Penulis :

Epi Mulyadi, Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi Universitas Pamulang, email : epimulyadi02@gmail.com

×
Berita Terbaru Update