Notification

×

Iklan

Iklan

Stereotip pada Iklan dan Dampaknya Terhadap Masyarakat

Sabtu, 22 Juni 2024 | Juni 22, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-06-22T07:34:06Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

(Foto/Ilustrasi)

Iklan atau dalam bahasa Indonesia formalnya pariwara adalah segala bentuk pesan promosi benda seperti barang, jasa, produk jadi, dan ide yang disampaikan melalui media ditunjukan kepada sebagian besar masyarakat. Stereotip dalam iklan merujuk pada penggambaran atau representasi berlebihan dari karakteristik tertentu yang umumnya diasosiasikan dengan kelompok atau kategori sosial tertentu, seperti berdasarkan gender, ras, usia, atau latar belakang budaya. Stereotip ini sering kali digunakan untuk menyederhanakan pesan iklan dan membuatnya lebih mudah dipahami oleh audiens, tetapi mereka juga bisa memiliki berbagai dampak negatif.Upaya untuk mengatasi dan mengurangi stereotip dalam iklan sangat penting untuk menciptakan representasi yang lebih adil dan inklusif dalam media. 


Contoh Stereotip dalam Iklan 


Contoh kasusnya adalah iklan Hago Indonesia yang menampilkan seorang guru pada tahun 2019. Berdasarkan berita dari Detik, "Iklan tersebut awalnya memperlihatkan seorang guru yang menghukum salah satu siswa dan ditakuti oleh siswa lainnya. Lalu, seorang siswa yang terlambat datang. Alih-alih marah, guru ini justru mempersilakan siswa yang telat untuk duduk dan bahkan membawakan tasnya. Di akhir, ada adegan di mana guru itu bermain game bersama siswa yang terlambat." Iklan lengkap dan petisi yang dibuat sebagai respons terhadap iklan ini dapat dilihat dalam video dari Tempo.co melalui tautan www.youtube.com/watch?v=EDOLHykeIqI.


Iklan Hago Indonesia  melanggar etika periklanan dengan beberapa cara. Iklan tersebut merendahkan otoritas dan profesionalisme guru, memberikan pesan yang membingungkan mengenai disiplin sekolah, dan menunjukkan sikap permisif terhadap keterlambatan siswa tanpa konsekuensi. Selain itu, penggunaan anak-anak dalam iklan ini dilakukan tanpa mempertimbangkan pedoman etika yang melindungi mereka. Semua aspek ini menunjukkan bahwa iklan tersebut tidak sesuai dengan standar etika periklanan yang seharusnya diikuti.


Dampaknya terhadap masyarakat luas 


Iklan Hago Indonesia yang menampilkan stereotip tentang guru dan disiplin sekolah memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap masyarakat luas. Iklan yang kontroversial ini dapat memicu reaksi negatif dari masyarakat, termasuk orang tua, guru, dan pemerhati pendidikan. Kritik terhadap iklan ini dapat menciptakan citra negatif bagi perusahaan yang mengiklankan produk tersebut. Iklan tersebut dapat mengurangi rasa hormat terhadap guru, menyebarkan pesan yang salah tentang disiplin, dan mempengaruhi persepsi masyarakat tentang sistem pendidikan. Selain itu, iklan ini berpotensi mempengaruhi tingkah laku siswa, memicu kontroversi dan kritik, serta menurunkan standar kualitas iklan di Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk lebih berhati-hati dalam menyajikan konten iklan agar tidak melanggar etika periklanan dan menghindari penyebaran stereotip yang merugikan.[]


Pengirim :

Rosita Tri Cahya, Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta, email : rositacahya1@gmail.com 

×
Berita Terbaru Update