Notification

×

Iklan

Iklan

Mengukir Kemuliaan: Seni Beramal dan Beribadah di Bulan Zulhijah

Kamis, 13 Juni 2024 | Juni 13, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-06-13T00:48:37Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Foto : ILUSTRASI

Bulan Zulhijah merupakan bulan terakhir dalam kalender Islam, bulan ini memiliki keistimewaan yang besar, hari-hari pertama bulan Zulhijjah dianggap sangat istimewa. Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada hari-hari di mana amal shalih lebih dicintai oleh Allah daripada sepuluh hari pertama Zulhijjah...” (HR. Bukhari).


Di antara keistimewaan tersebut terdapat waktu pelaksanaan ibadah haji dan merupakan pelaksanaan hari raya Idul Adha bagi umat Islam. Namun, lebih dari sekadar ritual ibadah, bulan ini juga memberikan peluang besar bagi umat Islam untuk mengukir kemuliaan melalui berbagai amal shalih dan ibadah yang dilakukan dengan ikhlas dan penuh kekhusyukan.


Mengapa Bulan Zulhijah Penting?


Bulan Zulhijah penting dan memiliki keistimewaan dalam Islam karena merupakan bulan terpilih untuk menjalankan satu ibadah besar yang disebut dengan haji. Firman  Allah Subhanahu wata’ala. 


"dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh QS. Al-Hajj (22): 27”


Haji adalah salah satu rukun Islam yang lima, yang menjadi perwujudan dari kepatuhan seorang hamba terhadap perintah Allah Subhanahu wata’ala. Melakukan haji merupakan amalan paling utama bagi umat Islam yang mampu secara fisik, finansial dan memiliki kesempatan untuk melakukannya. Keistimewaan lain dari Zulhijah yaitu terdapat salah satu hari besar dalam agama Islam yaitu Idul Adha.  Secara harfiah,  Idul Adha berarti “hari raya pengorbanan. Momentum ini diperingati oleh seluruh umat Islam di dunia untuk mengenang pengorbanan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam yang bersedia untuk mengorbankan putranya (Nabi Isma’il alaihissalam) sebagai bentuk keta’atan kepada Allah Subhanahu wata’ala. 


Seni Beramal di Bulan Zulhijah

1. Berkurban dengan Ikhlash pada hari tasyrik: sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa Ibadah kurban adalah satu amalan utama di bulan Zulhijah. Namun, lebih dari sekadar menyembelih hewan, yang penting dalam ibadah ini adalah niat dan ikhlas dalam berkurban. Sejatinya seni dalam beramal kurban yaitu ketulusan hati dalam berbagi rezeki terhadap sesama.

2. Puasa Arafah (9 Zulhijjah): Hari Arafah adalah hari puncak ibadah haji, di mana para jamaah haji berkumpul di Padang Arafah untuk wukuf. Puasa pada hari Arafah sangat dianjurkan bagi mereka yang tidak menunaikan haji. Rasulullah SAW bersabda: “Puasa pada hari Arafah, aku berharap kepada Allah, akan menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. Muslim).

3. Memperbanyak Shalat Dzikir dan Takbir: Meningkatkan ibadah shalat, dzikir dan takbir selama bulan Zulhijah merupakan cara yang efektif untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wata’ala, memanfaatkan waktu malam di 10 hari terakhir Zulhijah untuk bertafakur dan berdoa merupakan bentuk seni dalam beribadah.

4. Menghidupkan Sunnah-sunnah Rasulullah: Bulan Zulhijah menjadi ajang untuk memperbanyak amalan-amalan sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah Shallahu’alaihi wasallam. Mulai dari sedekah, puasa sunnah, hingga meningkatkan hubungan silaturahmi, setiap amalan sunnah yang dilakukan dengan ikhlas akan menjadi seni yang mengukir kemuliaan di bulan ini. 

5. Merenungi Makna dan Hikmah. Selain melakukan amal ibadah, merenungi makna dan hikmah di balik ibadah-ibadah yang dilakukan juga merupakan bagian dari seni beramal dan beribadah di bulan Zulhijah. Ini adalah momen yang tepat untuk merefleksikan pengorbanan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, keikhlasan Nabi Ismail alaihissalam, dan kepatuhan mereka kepada perintah Allah Subhanahu wata’ala. Dengan memahami dan menghayati makna-makna ini, setiap amal yang dilakukan akan menjadi lebih bermakna dan bernilai di sisi Allah Subhanahu wata’ala.


Demikian sebagian seni dan amalan yang dapat dilakukan dalam di bulan haji atau yang biasa dikenal Zulhijah.[]


Penulis :

Yelis Nurwahidah, Afiliasi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Madani Yogyakarta, email : yelisnurwahidah@gmail.com 

×
Berita Terbaru Update