Notification

×

Iklan

Iklan

Dampak Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Generasi Muda

Sabtu, 22 Juni 2024 | Juni 22, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-06-22T06:27:50Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, terutama bagi generasi muda. Generasi yang tumbuh di era digital ini menghabiskan banyak waktu di platform seperti Instagram, TikTok, dan Twitter. Sementara media sosial menawarkan berbagai manfaat, seperti akses informasi yang cepat dan koneksi dengan teman-teman, ada juga dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan mental mereka. 


Manfaat Media Sosial


Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial menawarkan berbagai keuntungan. Bagi banyak anak muda, platform ini menjadi sarana untuk mengekspresikan diri, menemukan komunitas yang mendukung, dan mendapatkan informasi. Media sosial memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dalam diskusi global, memperluas wawasan, dan mengembangkan keterampilan digital yang penting di era modern.


Selain itu, media sosial dapat memberikan dukungan emosional. Ketika seseorang merasa terisolasi atau kesepian, mereka bisa mencari dukungan dari teman-teman online atau komunitas yang memiliki minat yang sama. Hal ini bisa membantu dalam mengurangi rasa kesepian dan meningkatkan perasaan kebersamaan.


Dampak Negatif Media Sosial


Namun, di balik semua manfaat tersebut, terdapat sejumlah dampak negatif yang serius terhadap kesehatan mental generasi muda. Salah satu yang paling menonjol adalah peningkatan kecemasan dan depresi. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat memicu perasaan tidak aman, kecemasan, dan depresi, terutama ketika seseorang mulai membandingkan dirinya dengan orang lain yang terlihat lebih sukses atau bahagia di media sosial.


Durasi Memengaruhi Risiko Kesehatan Mental


Tiga platform media sosial paling populer di kalangan remaja adalah YouTube (digunakan oleh 85 persen remaja, menurut survei 2018 Pew Research CCenter Instagram (72 persen) dan SnapChat (69 persen). Menurut laporan 2018 yang dikeluarkan oleh GlobalWebIndex, orang berusia 16–24 tahun menghabiskan rata-rata tiga jam menggunakan media sosial setiap hari. 


Penelitian yang dilaporkan dalam jurnal JAMA Psychiatry menemukan bahwa remaja yang menggunakan media sosial lebih dari tiga jam per hari berisiko tinggi terhadap masalah kesehatan mental terutama masalah internalisasi alias citra diri.


Jean M. Twenge dalam bukunya “iGen: Why Today’s Super-Connected Kids Are Growing Up Less Rebellious, More Tolerant, Less Happy – and Completely Unprepared for Adulthood” menyatakan:“Kedatangan smartphone telah mengubah secara radikal setiap aspek kehidupan remaja, dari sifat interaksi sosial mereka hingga kesehatan mental mereka. Tingkat depresi dan bunuh diri remaja telah melonjak sejak 2011, dan tidak berlebihan untuk menggambarkan iGen sebagai berada di ambang krisis kesehatan mental terburuk dalam beberapa dekade.”


Fitur-fitur seperti “like” dan “comment” juga bisa menjadi sumber tekanan sosial. Remaja sering merasa perlu untuk mendapatkan persetujuan dalam bentuk “like” atau komentar positif, yang bisa menyebabkan stres dan kecemasan jika tidak terpenuhi. Selain itu, cyberbullying atau perundungan daring menjadi masalah serius yang bisa berdampak buruk pada kesehatan mental anak muda, menyebabkan trauma, rasa takut, dan bahkan keinginan untuk mengisolasi diri.


Di satu sisi, media sosial dapat membantu generasi muda merasa lebih terhubung dan didukung, tetapi di sisi lain, mereka juga bisa merasa tertekan dan cemas. Penting untuk menemukan keseimbangan yang tepat dalam penggunaan media sosial. Salah satu cara untuk mengurangi dampak negatif adalah dengan menerapkan batasan waktu penggunaan, berfokus pada interaksi yang positif, dan menghindari konten yang dapat memicu perasaan negatif.


Nadwa Adila (foto/Ist) 

Pendidikan digital juga memegang peran penting dalam hal ini. Mengajarkan anak muda tentang literasi digital, etika dalam berinteraksi di dunia maya, dan cara menjaga kesehatan mental di tengah arus informasi yang tak henti-hentinya bisa membantu mereka menggunakan media sosial secara lebih sehat.


Sebagai Kesimpulan Media sosial merupakan pedang bermata dua bagi kesehatan mental generasi muda. Sementara menawarkan banyak manfaat dalam hal koneksi sosial dan akses informasi, ada juga risiko signifikan yang harus dikelola. Dengan pendekatan yang bijaksana dan pendidikan yang tepat, kita dapat membantu generasi muda untuk mendapatkan manfaat maksimal dari media sosial sambil mengurangi dampak negatifnya. Kita harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan digital yang lebih sehat dan mendukung bagi mereka, memastikan bahwa teknologi berfungsi sebagai alat yang memperkaya kehidupan, bukan yang merusaknya.[]


Pengirim :

Nadwa Adila, Alamat Domisili  Jln. Kp. Sawah, Jabon Mekar, Kec. Parung, Kabupaten Bogor, email : nadwaadilaadila@gmail.com

×
Berita Terbaru Update