Foto : ILUSTRASI |
Edukasi tentang penyakit mental seharusnya lebih di tingkatkan di Indonesia. Karna banyak dari masyarakat mengangap bahwa sakit mental adalah bagian dari lemah nya iman seseorang.sehingga penderita di judge sebagai orang yang kurang bertakwa dan kurang beriman, padahal jelas-jelas kita sebagai manusia yang ciptakan sebagai seorang hamba harus nya tidak berhak menghakimi orang lain, apa lagi mengklaim seseorang yang sakit mental dengan kurang iman dan kurang ibadah.
Namun penting di ingat bukan berarti ibadah bukan salah satu solusi untuk mengatasi sakit mental,ibadah sendiri mempunyai dukungan yang sangat berpengaruh, seperti ketika kita mendekat kan diri kepada allah swt pasti diri kita akan merasa lebih tenang. Karna ibadah dapat memberikan dukungan psikologis, jadi kita sebagai seorang hamba yang belum tentu sempurna imannya stop merasa paling sempurna,bukan kah tuhan yang maha tahu seberapa dekat hamba nya itu dengan tuhan? Sakit mental sendiri adalah penyakit medis yang menyerang otak yang sebabkan oleh beberapa faktor, baik dari sisi biologis,psikologi dan sosial atau bahkan lingkungan.
Jadi penting untuk kita memberi dukungan,perhatian, rangkul mereka atau bahkan kita dapat membantu mereka untuk mendapatkan perawatan yang lebih kompherensif dari tim kesehatan mental. Seperti banyak yang kita lihat di era sekarang ini banyak masyarakat yang menganggap orang penderita sakit mental adalah aib bahkan diacuh oleh orang orang terdekatnya mereka tidak diberi dukungan sama sekali, fatalnya mereka ini merasa semakin takut untuk mencari bantuan dan banyak yang terjadi saat ini mereka memilih untuk mengakhiri hidupnya.
Dan inilah penyebab salah satu Indonesia akhir-akhir ini banyak terjadinya kasus bunuh diri secara tiba-tiba, bahkan yang kita tahu korban bunuh diri ini baik baik saja, mereka masih bisa tersenyum lepas tanpa kita tahu mereka merasa bahwa dunia tidak ada yang mendukung dia. Jadi harusnya edukasi pada masyarakat Indonesia mengenai tentang kesehatan mental dan hubungannya dengan iman penting di lakukan sehingga dapat mengurangi stigma yang kurang tepat pada seseorang yang punya masalah mental.[]
Pengirim :
Nanda Marlinda, Mahasiswi Fakultas Psikologi, UIN Ar-Raniry Banda Aceh, email : nandamarlinda17@gmail.com