Notification

×

Iklan

Iklan

Menggali Perbedaan: Politik Lingkungan di Indonesia dan Negara-Negara Maju dalam Perspektif Perubahan Iklim

Jumat, 24 Mei 2024 | Mei 24, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-05-24T07:49:23Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Foto : ILUSTRASI

Oleh : Arival Aryadi*

 

Apa itu Perubahan Iklim ?

 

Perubahan iklim telah menjadi fokus utama pada abad ini. Tidak lagi hanya menjadi isu ilmiah, perubahan iklim kini memainkan peran penting di ranah politik, ekonomi, dan kehidupan sehari-hari kita. Namun, masih banyak yang belum memahami secara menyeluruh tentang perubahan iklim, apa penyebabnya, dan dampaknya, baik secara lokal maupun global.

 

Perubahan iklim mengacu pada perubahan jangka panjang dalam pola cuaca rata-rata di Bumi. Ini termasuk peningkatan suhu global, perubahan dalam pola hujan, serta peningkatan frekuensi dan intensitas peristiwa cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan.

 

Salah satu penyebab utama perubahan iklim adalah aktivitas manusia, terutama melalui emisi gas rumah kaca. Proses seperti pembakaran bahan bakar fosil untuk energi, industri, dan transportasi menghasilkan gas-gas yang memperkuat efek rumah kaca, menyebabkan peningkatan suhu global. Deforestasi dan perubahan penggunaan lahan juga berkontribusi pada perubahan iklim dengan mengurangi penyerapan karbon oleh tanaman.

 

Dampak perubahan iklim dirasakan di seluruh dunia, mulai dari kenaikan permukaan air laut yang mengancam pulau-pulau kecil hingga perubahan pola hujan yang mempengaruhi pertanian dan ketahanan pangan. Kenaikan suhu juga dapat menyebabkan kerusakan habitat dan hilangnya keanekaragaman hayati. Peristiwa cuaca ekstrem seperti badai dan banjir juga dapat menyebabkan kerugian ekonomi dan dampak sosial yang serius.

 

Politik Lingkungan di Negara Maju

 

Negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang, telah merespons perubahan iklim dengan berbagai kebijakan dan tindakan. Amerika Serikat menerapkan kebijakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memajukan energi terbarukan. Di samping itu, beberapa negara bagian, termasuk California, telah mengambil langkah progresif dengan menetapkan standar ketat untuk emisi kendaraan dan mendukung industri energi terbarukan.



Uni Eropa menetapkan target ambisius untuk mengurangi emisi karbon hingga 55% pada tahun 2030, dibandingkan dengan level tahun 1990, serta melakukan investasi besar dalam energi terbarukan dan menerapkan teknologi ramah lingkungan di sektor transportasi dan industri.



Jepang juga mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan efisiensi energi dan mengadopsi energi terbarukan, dengan komitmen mencapai target emisi karbon nol pada tahun 2050. Seluruh negara maju, termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang, juga berpartisipasi dalam Perjanjian Paris untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memberikan dukungan finansial kepada negara-negara berkembang.



Dengan demikian, negara-negara maju telah menunjukkan komitmen mereka dalam menghadapi perubahan iklim melalui kebijakan, target emisi karbon, investasi dalam energi terbarukan, dan partisipasi aktif dalam perjanjian internasional.

 

Politik Lingkungan di Indonesia

 

Indonesia menghadapi serangkaian tantangan kompleks dalam pengembangan kebijakan lingkungan. Pertama-tama, pertumbuhan ekonomi yang pesat menjadi fokus utama dalam pembangunan negara. Namun, sementara pertumbuhan ekonomi penting, dapat menimbulkan tekanan tambahan pada lingkungan seperti deforestasi, kerusakan lahan, dan pencemaran.

 

Selanjutnya, keragaman geografis Indonesia menambah tingkat kompleksitas dalam manajemen lingkungan. Dari sabang hingga merauke, Indonesia memiliki beragam ekosistem, masing-masing dengan tantangan dan kebutuhan unik dalam pengelolaan lingkungan.

 

Selain itu, politik dalam negeri yang kompleks juga memengaruhi pembuatan kebijakan lingkungan. Persaingan antar kepentingan antara pemerintah pusat dan daerah, sektor-sektor ekonomi, dan antara pembangunan dan konservasi lingkungan menjadi penghalang utama dalam pembentukan kebijakan yang efektif.

 

Tantangan dalam pembuatan kebijakan lingkungan mencakup mencapai keseimbangan antara pembangunan ekonomi untuk mengentaskan kemiskinan dan perlindungan lingkungan yang berkelanjutan, koordinasi antar-sektor dan antar-pemerintah, penegakan hukum terhadap pelanggaran lingkungan serta perlindungan para pembela lingkungan, serta respons terhadap perubahan iklim yang memerlukan kebijakan yang responsif dan terkoordinasi.

 

Dalam menghadapi tantangan ini, Indonesia perlu meningkatkan koordinasi antar-sektor, meningkatkan partisipasi masyarakat, memperkuat penegakan hukum, dan meningkatkan kapasitas pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan. Dengan demikian, Indonesia dapat mencapai pembangunan yang berkelanjutan tanpa mengorbankan lingkungan hidup kita.

 

Negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang, telah menetapkan tujuan yang jelas dalam mengurangi emisi karbon dan mempromosikan energi terbarukan, serta aktif berpartisipasi dalam perjanjian internasional seperti Perjanjian Paris. Mereka juga memiliki peraturan ketat terkait konservasi lingkungan dan penegakan hukum untuk melindungi sumber daya alam dan ekosistem mereka.



Di sisi lain, Indonesia masih memprioritaskan pertumbuhan ekonomi daripada perlindungan lingkungan, dengan tetap mengandalkan investasi dalam sektor energi fosil dan industri berat. Ketergantungan pada eksploitasi sumber daya alam menimbulkan tekanan besar pada lingkungan. Kompleksitas politik dalam negeri dan kurangnya koordinasi antar-sektor dan antar-pemerintah juga menghambat implementasi kebijakan lingkungan yang efektif di Indonesia.

 

Perbedaan ini berpengaruh pada upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim serta menimbulkan tantangan yang berbeda dalam mengimplementasikan kebijakan lingkungan. Di negara-negara maju, kebijakan lingkungan yang lebih progresif dan terkoordinasi mendukung upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim secara lebih efektif, sementara Indonesia masih menghadapi tantangan dalam mengimplementasikan kebijakan lingkungan yang efektif.

 

Kesimpulan dan Rekomendasi

 

Menurut opini saya negara-negara maju memiliki kebijakan lingkungan yang lebih maju daripada Indonesia, yang masih mengalami tantangan dalam mengimplementasikan kebijakan yang efektif. Namun, Indonesia dapat belajar dari negara-negara maju dengan meningkatkan kesadaran lingkungan, diversifikasi energi, perkuat kerja sama antar-sektor, dan inovasi teknologi. Dengan langkah-langkah tersebut, Indonesia dapat memperkuat responsnya terhadap perubahan iklim dan berkontribusi pada upaya global dalam melawan tantangan lingkungan.[]

 

Pengirim :

*Penulis berdomisili di Kel/Desa Lambah Kecamatan Ampek Angkek Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat, email : arivalaryadi24@gmail.com

×
Berita Terbaru Update