Foto : ILUSTRASI |
Semakin berkembangnya zaman, teknologi informasi juga semakin berkembang. Hal ini secara nyata membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia, adanya smartphone menjadi salah satu bukti bahwa teknologi informasi secara nyata mengalami proses perkembangan dan kemajuan. Munculnya smartphone sebagai alat komunikasi dan media informasi membuat zaman sekarang sudah serba digital, contohnya yaitu literasi digital atau digital literacy.
Istilah literasi mungkin sudah tidak asing lagi untuk kita dengar, Indonesia merupakan negara dengan golongan literasi yang terbilang masih sangat rendah, hal ini dilansir dari data UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Orgnanization) yang menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara dengan minat baca yang sangat rendah yakni 0,001% dan berdasarkan data PISA 2018, Indonesia menempati peringkat 70 dari 80 negara dengan tingkat literasi yang rendah itu artinya bahwa Indonesia merupakan peringkat ke-10 terbawah dengan daya minat baca yang sangat rendah.
Rendahnya minat literasi di Indonesia menciptakan sebuah inovasi yang baru yaitu berliterasi dalam bentuk digital atau dikenal dengan istilah digital literacy. Literasi digital berarti memanfaatkan media digital dalam penerapannya. Kegiatan literasi tidak harus selalu membaca buku nonfiksi atau buku yang berbasis akademik.
Namun, membaca cerita fiksi juga dapat dikategorikan dalam kegiatan berliterasi, kebanyakan orang menyangka bahwa berliterasi berarti kita harus membaca cerita dengan tema atau topik yang berat, pada kenyataan nya hal tidaklah benar, karena budaya literasi dapat dimulai dari hal-hal sederhana yaitu membaca cerita yang menurut kita menyenangkan dan ringan, contohnya yaitu Alternative Universe.
Alternative universe atau yang dikenal dengan istilah AU merupakan salah satu jenis fanfiction, sebagai fanfiction AU dikemas dalam bentuk digital, Alternative Universe sendiri diciptakan oleh seorang penggemar yang dikenal dengan istilah author, kebanyakan dari author Alternative Universe sendiri merupakan seorang kpopers yang menjadikan idol favorit nya sebagai karakter tokoh atau sebagai pemeran aktif dalam ceritanya.
Namun, dalam pembuatan cerita kehidupan tokoh di dalam Alternative Universe bertolak belakang dengan kehidupan asli tokoh pemeran, yang berarti seorang author dapat berimajinasi secara bebas mengenai karakter serta genre seperti apa yang ingin diciptakan dalam cerita tersebut, yang tentunya cerita dibuat dengan alur yang menarik agar para pembacanya dapat menikmati setiap part dalam cerita.
Akses untuk membaca Alternative universe sendiri kebanyakan dipublikasikan di aplikasi X atau dulunya kita kenal dengan aplikasi twitter, aplikasi X dapat membantu Author dalam mempublikasikan cerita dengan susunan yang rapi dan runtut dengan fitur kutip atau quote sehingga memudahkan orang untuk membacanya. Sasaran utama dibuatnya cerita alternative ini yaitu zoomer generation atau sering kita kenal dengan istilah Gen Z, dengan tujuan meningkatkan budaya literasi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi, karena kebanyakan dari Gen Z sangat akrab dengan perkembangan teknologi.
Kepopuleran Alternative Universe ternyata menarik banyak perhatian para publisher atau penerbit buku, biasanya beberapa dari penerbit akan mengajak author bekerjasama dalam menerbitkan AU menjadi sebuah novel. Tentunya dengan diterbitkan nya AU menjadi sebuah novel, maka novel akan memuat banyak cerita-cerita menarik serta keseruan-keseruan yang tidak diceritakan dalam Alternative universe sehingga membuat para penggemarnya sangat excited untuk open pre-order ketika cerita AU sudah resmi dijadikan sebagai sebuah novel.
Beberapa karya yang sangat populer sehingga dijadikan sebagai novel yaitu ada Hello cello bye nadia ristivani dengan jumlah like 221 ribu dan 96 ribu retweet, Malioboro at Midnight by skyspire dengan jumlah 100 ribu like dan 20,4 ribu retweet, Alster lake by auresia dengan jumlah like 47 ribu likes dan 18 ribu retweet.
Ketiga cerita Au ini berhasil dijadikan sebagai sebuah novel dikarenakan kualitas ceritanya yang membuat pembacanya menyukai karya tersebut. Oleh karena itu alternative universe berperan dalam meningkatkan literasi generasi muda khususnya Gen Z, tidak hanya meningkatkan literasi namun memberikan kebahagian tersendiri bagi peminatnya, hal ini dikarenakan cerita fiktif dianggap sebagai hiburan yang dapat meredakan stress dan mengurangi rasa penat.[]
Pengirim :
Gita Esra, mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta, email : gitaesra240@gmail.com