Notification

×

Iklan

Iklan

Sejarah dan Perkembangan Bahasa Arab di Indonesia

Senin, 18 Desember 2023 | Desember 18, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-12-18T07:35:47Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Foto : ILUSTRASI

Bahasa Arab adalah salah satu bahasa tertua dan terkenal di dunia disebabkan banyaknya mufrodat (kosa kata). Bahasa Arab juga disebut dengan bahasa lughotud dhot yaitu suatu bahasa yang mengalir, yang cakupannya sangat luas dan penjelasannya secara jelas. Bahasa Arab termasuk rumpun semit atau semitik. Bahasa semit adalah bahasa yang dipakai oleh orang-orang atau bangsa yang tinggal di sekitar sungai Trigis dan Eufrat, dataran Syiria dan Jazirah Arabia (Timur Tengah), seperti bahasa Finisia, Asyiria, Ibrani, Arabia, Suryania, Babilonia. Dari sekian banyak bahasa tersebut, yang dapat bertahan sampai sekarang adalah Ibrani. 


Sebenarnya bahasa Arab muncul sejak abad sebelum Islam. Sebab bukti peninggalan bahasa Arab baru dapat dicatat hanya mulai sejak dua abad sebelum Islam. Bahasa Arab memiliki keistimewaan dan keunggulan dari bahasa lainnya seperti menjadi bahasa yang abadi karena bahasa Arab menjadi bahasa Al-Quran yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW. Bahasa Arab terbagi menjadi dua, yaitu bahasa Arab Fushah dan Amiyah. Bahasa Arab Fushah bisa dikatakan dengan bahasa yang fasih atau baku yang menggunakan suatu kaidah dan biasa digunakan ketika di sekolah, universitas, media, suatu acara dan lainnya. Sedangkan bahasa Amiyah adalah bahasa yang digunakan sehari-hari dan tidak menggunakan kaidah. Dalam perkembangannya. Dr. Basuni Imamuddin dalam makalahnya tentang sejarah bahasa Arab menjelaskan tentang pembagian bahasa Arab sebagai berikut, Bahasa Arab terbagi menjadi dua yaitu bahasa Arab Selatan dan bahasa Arab Utara. Bahasa Arab Selatan disebut juga bahasa Himyaria yang dipakai di Yaman dan Jazirah Arab Tenggara. Bahasa Himyaria ini terbagi dua yaitu bahasa Sabuia dan bahasa Ma’inia. Tentang bahasa ini telah ditemukan artefak-artefak yang merujuk pada abad ke 12 SM sampai abad ke 6 M. Sedangkan bahasa Arab Utara merupakan bahasa wilayah tengah Jazirah Arab dan Timur Laut. 


Bahasa ini dikenal dengan bahasa Arab Fusha yang hingga kini dan masa-masa yang akan datang tetap dipakai karena al-Qur`an turun dan menggunakan bahasa ini dan mengalami penyebaran yang demikian luas bukan hanya di kalangan bangsa Arab saja tetapi juga di kalangan kaum muslimin di seluruh dunia. Perkembangan bahasa Arab semakin melebarkan sayapnya pada semua aspek, misalnya tarjamah, mufrodat, kebahasaan dan kesusastraan. Sehingga dibutuhkan adanya metode terbaru sesuai perkembangan zaman agar bahasa Arab dipelajari sebagai tujuan belajar yang ditempuh untuk menyajikan bahan-bahan pelajaran agar mudah diterima, diserap dan dikuasai anak didik dengan baik dan menyenangkan.


Sejarah Bahasa Arab 


Dalam buku “al-Wasith fil Adabil Araby wa Tarikhuhu” yang diterjemahkan oleh Departemen Bahasa dan Sastra Arab, umat Arab terbagi menjadi dua golongan.

Pertama, Arab kuno; Ialah mereka yang tinggal di Semenanjung Arab dan berbahasa Arab secara naluri. Mereka ini ada tiga generasi : 

1. Arab al-Ba’idah: berita tentang mereka ini yang sampai kepada kita hanya terdapat pada kisah dalam Al-Qur’an dan hadist Nabi. Kabilah yang terkenal diantaranya kabilah Thasm, Jadis, ‘Ad, Tsamud, ‘Imlik, Abdu Dhahm. 

2. Arab al-Aribah: mereka ini keturunan Bani Qahthan yaitu pendatang dari sepanjang sungai Ifrat dan menetap di Yaman, sehingga terjadi pencampuran bahasa dan keturunan dengan penduduk asli Yaman. Dari situ tersebar ke seluruh penjuru semenanjung Arab. Diantara induk kabilah yang terkenal adalah Kahlan dan Himyar. 

3. Arab al-Musta’ribah: mereka dari keturunan Ismail yang tercampur dengan keturunan Qahthan dari bidang keturunan dan bahasa mereka yang kemudian terkenal dengan keturunan Adnaniyyin. Induk kabilah mereka yang terkenal adalah Rabi’ah, Mudhar, Iyad dan Anmar. 


Kedua, Arab Baru; Mereka adalah keturunan Arab kuno yang bercampur dengan keturunan bangsa lain yang tersebar sesudah datangnya Islam keseluruh penjuru dari lautan Atlantik sampai ke belakang Laut Persi, sungai Dajlah dan Udik kedua sungai Eufrat dan Dajlah sampai ke Jawa dan Sumatera.


Periode Bahasa Arab


Para ahli bahasa Arab membagi sejarah perkembangan bahasa Arab atas enam priode:


1) Periode Jahiliyyah

yang merupakan periode pembentukan dasar-dasar bahasa Arab. Pada periode ini ada kegiatan-kegiatan yang dapat membantu perkembangan bahasa Arab, yakni di Suq (pasar) Ukaz, Zu al Majaz, dan Majannah yang merupakan festival dan lomba bahasa Arab antara Quraisy dan suku-suku lain yang datang ke Mekah untuk berbagai keperluan, yang dapat membentuk suatu kesustraan yang baku. 


2) Periode Permulaan Islam

yaitu mulai datangnya Islam sampai berdirinya Bani Umayyah. Setelah Islam berkembang luas, terjadilah perpindahan orang-orang Arab ke daerah-daerah baru. Mereka tinggal dan menetap di tengah-tengah penduduk asli, sehingga mulailah terjadi asimilasi dan pembauran yang memperkuat kedudukan bahasa Arab. 


3) Periode Bani Umayyah

yang ditandai dengan intensifikasi percampuran orang-orang Arab Islam dengan penduduk asli. Pada masa pemerintahan Bani Umayyah orang Arab merupakan kelompok aristokrat yang mempunyai ambisi besar untuk mengembangkan kebudayaan mereka dengan cara menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa negara, bahasa pergaulan, dan bahasa agama. Dengan jalan lain, sejak sepertiga kahir abad pertama Hijriah bahasa Arab telah mecapai posisi yang tinggi, terhormat, dan kuat dalam wilayah Islam.


4) Periode Abbasiyyah

Selama periode II pengembangan bahasa Arab tetap mendapat perhatian. Bahasa Arab Badui masih tetap dipandang sebagai bahasa yang bermutu tinggi dan murni yang harus dikuasai. Karena itu, pada abad ke-2 H orang-orang Badui didatangkan ke Baghdad untuk menjadi guru-guru bahasa Arab. Namun dominasi bahasa Arab amiyah dalam bahasa percakapan tidak dapat dihindari. Pada abad ke-4 H, bahasa Arab fusha sudah menjadi bahasa tulisan bagi keperluan administrasi, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan. Bahasa fusha juga mulai berkembang luas. 


5) Sesudah Abad ke-5 H 

Bahasa Arab hanya menjadi bahasa agama semata. Hal ini terjadi setelah dunia Arab terpecah dan diperintah oleh penguasa politik non Arab. Bani Seljuk mengumumkan bahasa Persia sebagai bahasa resmi negara Islam di bagian Timur, sementara Turki Usmani (Kerajaan Ottoman) yang menguasai dunia Arab lainnya mengumumkan bahasa Turki sebagai bahasa administrasi pemerintahan. Sejak itulah sampai abad ke-7 H bahasa Arab semakin terdesak dan digunakan sebagai bahasa agama. Pada abad ke-8 dan ke-9 H, ketika Mesir mengalami kejayaan, kehidupan bahasa Arab akhirnya bangkit dan mengalami kemajuan dan memelahirkan perkembangan di Mesir dan Suriah. 


6) Periode bahasa Arab di zaman baru

Mulai bangkit kembali yang ditandai dengan adanya usaha-usaha intelektual Mesir yang mendapat pengaruh dari golongan intelektual Eropa yang datang bersama dengan serbuan Napoleon. Usaha-usaha yang dilakukan untuk pengembangan bahasa Arab pada masa ini adalah: 

a) Bahasa Arab dijadikan bahasa pengantar di sekolah yang baru dibuka di Mesir dan di negeri negeri lainnya. 

b) Kuliah-kuliah yang diberikan oleh para guru besar asing disampaikan dengan bahasa Arab (setelah melalui penerjemahan). 

c) Munculnya gerakan menghidupkan warisan kebudayaan lama dan menghidupkan penggunaan kata-kata asli bahasa Arab yang berasal dari bahasa fusha. 


Perkembangan Bahasa Arab di Indonesia 


Di masa lampau, bahasa Arab sangat mendapatkan tempat di hati kaum muslimin. Ulama dan bahkan para khalifah tidak melihatnya dengan sebelah mata. Fashahah (kebenaran dalam berbahasa) dan ketajaman lidah dalam berbahasa menjadi salah satu indikasi keberhasilan orang tua dalam mendidik anaknya saat masa kecil. Populernya bahasa Arab seiring dengan perkembangan Islam. Bahasa Arab dan Islam tidak bisa dipisahkan karena adanya Al-Qur’an yang merupakan kitab suci Agama Islam, agama terbesar dan paling banyak pengikutnya di dunia ini. Menggunakan bahasa Arab seperti ditegaskan dalam surat Yusuf ayat 2, yang artinya :


“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya”. (Q.S. Yusuf: 2).


Ibnu Katsir berkata ketika menafsirkan surat Yusuf ayat 2 di atas: “Yang demikian itu (bahwa Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab) karena bahasa Arab adalah bahasa yang paling fasih, jelas, luas, dan maknanya lebih mengena dan cocok untuk jiwa manusia. Oleh karena itu kitab yang paling mulia yaitu Al-Qur’an diturunkan kepada rasul yang paling mulia yaitu Rasulullah, dengan bahasa yang termulia yaitu Bahasa Arab, melalui perantara malaikat yang paling mulia yaitu malaikat Jibril, ditambah kitab inipun diturunkan pada dataran yang paling mulia di atas muka bumi yaitu tanah Arab, serta awal turunnya pun pada bulan yang paling mulia yaitu Ramadhan, sehingga Al-Qur’an menjadi sempurna dari segala sisi.” (Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir surat Yusuf). 


Dengan demikian, Al-Qur’an telah membawa dampak dalam perkembangan penelitian bahasa Arab yang untuk pertama kalinya dikenal dengan madrasah Ibnu Abbas (68 H). Madrasah ini penelitiannya terfokus pada Tafsir Al-Qur’an dan mewariskan satu buku penting bagi kita, yaitu Gharib Al-Qur’an. Kemudian atas berkat penelitian al-Khalil Ibnu Ahmad al-Farahidi (100- 175 H) lahirlah kamus bahasa Arab pertama, yaitu “Mu’jam al-‘Ain”. Atas kegigihan mahasiswa alKhalil, bersama Sibawaihi (180 H) menulis buku Nahwu dan al-Kitab sebagai Ilmu Tata Bahasa Arab pertama. Kemudian kaum Muslimin terus mengadakan penelitian berbagai disiplin ilmu pengetahuan, termasuk kebahasaan dan Kesusastraan. Abu Hilal al-Askari (396 H), Abdul Qahir al-Jurjani (471 H) kedua tokoh ini bersama tokoh-tokoh lainnya membukukan Ilmu Balaghah.


Tidak mengherankan kalau bahasa Arab merupakan salah satu bahasa yang banyak dipergunakan oleh bangsa-bangsa lain sebagai bahasa Internasional. Bahasa Arab adalah salah satu bahasa mayor di dunia yang dituturkan oleh lebih dari 200.000.000. umat manusia. Bahasa ini digunakan secara resmi oleh kurang lebih 20 negara.


Melihat begitu pesatnya perkembangan bahasa Arab maka tidak heran jika akhirnya berhasil terbentuk ahli-ahli bahasa Arab dan menghasilkan alumni yang mampu menggunakan bahasa Arab aktif untuk berkomunikasi. Sehingga jelas bahwa bahasa Arab bukan hanya alat melainkan juga perlu dipelajari dari segi kebahasaannya. 


Para ahli bahasa arab di Indonesia akhirnya terdorong untuk segera mengajarkan bahasa Arab melalui metode terbaru dan paling sesuai agar bahasa Arab dipelajari juga sebagai tujuan belajar layaknya bahasa Asing lain seperti bahasa Inggris. Pengajaran bahasa Arab di Indonesia dimaksudkan untuk mencapai dua tujuan, yaitu sebagai alat untuk mempelajari dan memperdalam pengetahuan Islam dan sebagai tujuan belajar untuk membentuk tenaga-tenaga ahli bahasa Arab atau lulusan yang mampu menggunakan bahasa Arab secara aktif dalam berkomunikasi di berbagai keperluan yang secara otomatis mengetahui tentang kaidah-kaidah serta keterampilan-keterampilan berbahasa Arab yang meliputi keterampilan istima’ (mendengar), kalam (berbicara), Qiro’ah (membaca) dan Kitabah (menulis).


Pembelajaran dan pendidikan bahasa Arab mulai berkembang seiring perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan. Banyak Perguruan Tinggi mulai membuka prodi-prodi dan jurusan-jurusan bahasa Arab baik bidang linguistik, sastra, terjemah, bahkan kebudayaan Arab, khususnya perguruan tinggi Islam. Banyak madrasah-madrasah juga mulai memasukkan bahasa Arab sebagai mata pelajaran yang diajarkan kepada para siswa bahkan di sekolah-sekolah SMP, SMA atau SMK.


Bahasa Arab juga mulai ditanamkan dan di ajarkan sejak usia dini. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya anak-anak usia dini yang sudah mulai banyak belajar mengaji di TPQ / RTQ terdekat, selain itu bahasa Arab juga di ajarkan di sekolah taman kanak-kanak bahkan tingkat PAUD / Pra TK. 


Para ahli bahasa Arab juga selalu mengembangkan berbagai metode, media, strategi pengajaran bahasa Arab, sehingga bahasa Arab lebih mudah diserap, diterima, dan dipahami oleh masyarakat. 


Mereka juga membentuk badan khusus sebagai wadah meningkatkan kualitas pengajar bahasa Arab yang dinamakan IMLA (Ittihad Mudarris Al-Lughoh Al-Arabiyyah / Himpunan Pengajar Bahasa Arab) yang terdiri dari para pengajar dan penggiat bahasa Arab. Tak hanya para pengajar bahasa Arab saja, namun ada juga wadah bagi para mahasiswa bahasa Arab Indonesia agar saling bertukar pengalaman, menambah wawasan, serta menciptakan para mahasiswa yang kreatif, inovatif dan mahir berbahasa Arab yang dikenal dengan nama ITHLA’ (Ittihad Tholabah Al-Lughotul Arobiyah Indonesia) Dengan adanya wadah-wadah bagi para pengajar serta pembelajar bahasa Arab maka diharapkan pembelajaran bahasa Arab dapat semakin berkembang dan juga dapat menumbuhkan motivasi belajar bahasa arab bagi yang lainnya. 


Karena mengingat betapa pentingnya bahasa arab. Bahasa Arab dipandang sebagai salah satu bahasa Asing yang yang banyak digunakan oleh masyarakat Internasional. Oleh karena itu, banyak penelitian di Indonesia yang meneliti tentang penerapan strategi belajar bahasa Asing, pengembangan metode-metode belajar, bahkan media-media belajar bahasa Asing ke dalam pembelajaran bahasa Arab. Hal ini sebagai upaya pengembangan bahasa Arab di Indonesia.


Kesimpulan


Bahasa arab adalah bahasa tertua dan juga merupakan peletak dasar keilmuan, karena banyak karya-karya yang diterjemahkan kedalam bahasa arab. Lahir dan berkembang bahasa Arab tidak akan terlepas dari naungan Al-Qur’an. Dalam rentang waktu yang cukup panjang itulah, bahasa Arab telah menjadi bagian yang sangat penting dalam ekspresi budaya suku-suku bangsa di nusantara. Masuknya bahasa Arab ke Indonesia yang akhirnya dipelajari sebagai salah satu alat yang dapat digunakan untuk memperdalam pengetahuan Agama Islam. 


Di Indonesia bahasa Arab tidaklah asing dalam kehidupan umat Islam karena motif keagamaan. Bahasa Arab di Indonesia sama dikenalnya dengan agama Islam, atau dengan kata lain bahasa Arab sama tuanya dengan agama Islam. Namun bahasa Arab tetaplah bahasa asing bagi orang Indonesia. Jadi dalam belajar dan mengajar bahasa Arab terdapat kesulitan dan permasalahan baik itu secara linguistik maupun non- linguistik. Bahasa Arab di Indonesia sudah mulai berkembang, hal ini dapat dilihat dengan mulai banyaknya para pengajar serta para pembelajar bahasa Arab, bahkan di usia dinipun bahasa Arab sudah mulai di ajarkan. Sehingga tidak diragukan lagi bahasa Arab yang merupakan bahasa Asing mampu bersaing dengan bahasa Asing lainnya.[]


Pengirim :

Anisa', Olivia Ardhya H dan Uswatun Khasanah, mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Aram STITMA Yogyakarta, email : annisasidik0@gmail.com 

×
Berita Terbaru Update