Notification

×

Iklan

Iklan

Model Evaluasi Pengelolaan Pondok Pesantren

Rabu, 11 Oktober 2023 | Oktober 11, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-10-11T00:40:50Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah, salah satu Pesantren terbaik di Yogyakarta (Foto : pesantrenterbaik.com)

Pondok   pesantren   merupakan  sebuah lembaga   pendidikan   tertua   dalam   perjalanan kehidupan  Indonesia  sejak  enam  abad  yang lalu  hingga  sekarang.  Pondok  pesantren  di Indonesia   dikenal   sebagai   tempat   belajar mengajar  yang  intensif  dan paling  sesuai dengan  kultur  masyarakat  Islam  Indonesia. Pendidikan   dan   pengajaran   di   pesantren berurat  akar  ke  bawah,  mendapatkan  dukungan  dari  masyarakat,  dan  hidup  di  tengah  masyarakat  serta  mengabdi  pada  kepentingan rakyat.


Ditinjau   dari   perspektif   manajerial, landasan   tradisi   dalam   mengelola   suatu lembaga,  termasuk  pesantren  menyebabkan produk  pengelolaan  itu  asal  jadi,  tidak  memiliki  fokus  strategi  yang  terarah,  dominasi personal  terlalu  besar  dan  cenderung  eksklisof  dalam  pengembangannya.  Pada  segi pendidikan, banyak pesantren yang  belum memiliki  standar   kurikulum   dan   pengawasan mutu.


Selain itu pendidikan pesantren masih memerlukan kajian dari sistem belajarnya  dan  cakupan  materi  ajar,  karena tidak  ada  standar kurikulum  dan  pengawasan mutu. Di bidang agama pesantren belum tentu   dapat menjamin   lulusan   pesantren menjadi  ulama,  sebaliknya  di  bidang  umum pun pengetahuan yang dimiliki santri sangat minim.  Asumsi  ini  muncul  karena  ada  ang-gapan bahwa ilmu-ilmu keduniaan tidak terlalu penting karena tidak dibawa ke akhirat. Kesan  seperti  ini  terdengar eksklusif,  namun  ini  adalah  realita  secara  umum  pada pesantren.


Berdasarkan temuan-temuan tersebut, untuk  mewujudkan  pondok  pesantren  yang memiliki  pola  manajemen  yang  baik    perlu diawali  dengan  pelaksanaan  evaluasi. Evaluasi  pengelolaan  pondok  pesantren  sangat penting  dilakukan  untuk  memperoleh  satu kriteria   tentang mekanisme   pengelolaan pondok pesantren yang terstandar.


Terkait dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah model evaluasi pengelolaan pondok pesantren yang tepat untuk mengevaluasi semua tipe pondok pesantren dan mendeskripsikan: (1) kriteria model evaluasi pengelolaan pondok pesantren yang baik, (2) efektivitas penggunaan model evaluasi pengelolaan pondok pesantren, (3) pengelolaan di pondok pesantren.


pondok pesantren meliputi aspek input, proses dan output. Aspek input merupakan segala sesuatu yang menjadi dasar pelaksanaan pengelolaan pondok pesantren meliputi visi, misi, tujuan,kurikulum, sarana prasarana maupun sumber daya manusia yang terdiri dari ustaz, santri bahkan seorang kiyai. Aspek lain yang terkait dalam pengelolaan sebuah lembaga pendidikan adalah proses. Aspek proses di sini ditekankan hanya pada kegiatan proses pembelajaran dan penilaian hasil belajar. Dengan melihat karakteristik ustaz, santri dan sarana prasarana yang tersedia akan berdampak pada proses pembelajaran yang berlangsung. 


Semua pondok pesantren menerapkan sistem penilaian untuk mengetahui kemampuan santri dalam memahami materi. Hanya saja mekanismenya yang sedikit berbeda. Aspek berikutnya adalah output. Output santri setelah belajar dari pondok pesantren adalah menjadi seorang santri yang memiliki kemampuan memahami ilmu agama dengan baik (tafaqquh fi addin) dan berakhlak karimah


instrumen evaluasi pengelolaan pondok pesantren terdiri dari aspek input, proses, dan output. Aspek input meliputi komponen kiyai, ustaz, santri, perencanaan, kurikulum, sarana prasarana, dan pembiayaan.


Contoh saja seperti komponen kiyai atau ustadz,. Menurut Mudistaruna seorang ustadz di pondok pesantren Jawa Timur bahwa evaluasi pengelolaan pondok pesantren sangat perlu dilakukan. Menurutnya manajemen pengelolaan perlu mengikuti perkembangan tuntutan zaman sehingga mampu beradaptasi bersaing dengan lembaga pendidikan formal yang cenderung dinamis.


Fajar Shodiq seorang dosen IAIN Surakarta mengatakan bahwa semua lembaga termasuk pondok pesantren harus dievaluasi. Hal ini bertujuan untuk kemajuan pesantren sekaligus meminimalisi kekurangan dan meningkatkan mutu serta menghilangkan citra negatif tentang pesantren. 


Menurut Subandji (Dosen dan pengelola pondok pesantren) bahwa evaluasi pengelolaan pondok pesantren sangat perlu dilakukan, terutama bagi pesantren tradisional. Karena manajemen di pesantren salafiah selama ini masih top down, statis dan kurang terbuka dengan pengaruh perkembangan lembaga dan santri. Lebih-lebih di era globalisasi yang penuh persaingan dan tantangan, pengelolaan perlu dikembangkan menjadi lebih demokratis, progressif, dan terbuka dengan dunia luar.


Komponen kriteria kiyai yang perlu dievaluasi dengan indikator “ahli agama”, sementara untuk komponen kriteria ustaz ditambah dengan indikator “keluarga kiai atau alumni”. Menurut Subanji, indikator dari kriteria kiai perlu ditambah dengan indikator “keilmuan, dan kepemimpinan”, sedangkan untuk komponen kriteria ustadz ditambah dengan ”loyalitas atau kesetiaan”, ”kesalehan”, dan ”keilmuan. Menurut Jakfar Assagaf, untuk komponen kriteria kiai perlu ditambah dengan indikator ”keilmuan”, komponen metode pemilihan kiai ditambah dengan indikator ”penunjukan”, dan untuk komponen kritria ustaz perlu ditambah dengan indikator ”alumni”. Menurut Sutrisno, aspek keteladanan perlu masuk sebagai salah satu kriteria kiai. Untuk menilai perilaku santri diperlukan pengamatan. Untuk kinerja alumni ditambah dengan kesesuaian pekerjaan dengan ilmu yang dipelajari di Pesantren.[]


Pengirim :

Tyan Rahayu, mahasiswi STITMA Yogyakarta, Email : ikutialqurancs@gmail.com

×
Berita Terbaru Update