Masyarakat turut andil dalam pembangunan peradaban bangsa (Foto : IST) |
Ilmu sosial merambah ke berbagai aspek. Ilmu sosial dapat diartikan sebagai semua bidang ilmu mengenai manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai anggota masyarakat. (MacKenzie, dalam Sumaatmadja, 1986: 22). Ilmu sosial merupakan hal yang dasar sekaligus hal pokok dalam berinteraksi. Nyatanya berinteraksi pun memerlukan ilmu. Sebagaimana diketahui banyak orang, ilmu sosial diajarkan di segala jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar ,menengah,maupun tingkat universitas.
Banyak orang di zaman sekarang melupakan betapa pentingnya interaksi dalam pergaulan. Bukan tanpa alasan, gawai yang mereka bawa kerap jadi faktor utama yang menjadi tembok antar individu, sehingga lupa caranya berkomunikasi yang baik. Perkembangan teknologi memang bagus,namun juga ada dampak tajam yang ditimbulkan, yakni melunturnya interaksi antar individu maupun kelompok.
Dalam konteks warganegara, kita tentu selalu bersinggungan dengan ilmu sosial dan juga peranannya dalam kehidupan. Sebagaimana contoh di daerah pedesaan warganya selalu menjaga budaya dan tata krama terhadap siapapun. Tidak terkecuali kepada pendatang baru,para warga selalu membuka tangan dengan ramah dan siap siaga mengulurkan tangan mereka kepada sesama. Tradisi merti dusun juga termasuk ke dalam budaya sosial yang harus dijaga dan tetap dilestarikan keberadaannya. Sebagai mana diatur dalam UUD 1945 pasal 18 B ayat 2 yang berisi tentang pengakuan dan penghormatan budaya oleh negara.
Namun demikian, tidak selamanya kenyataan itu indah. Terdapat berbagai permasalahan yang juga ditimbulkan oleh ilmu sosial. Salah satunya yang paling penting adalah tata krama. Tata krama anak zaman sekarang sangatlah kurang bahkan tidak ada. Bahasa kasarnya anak muda zaman sekarang kurang ajar dan tidak beradab. Melansir dari Kumparan.com survei menunjukkan bahwa 70% anak muda Indonesia tidak tahu sopan santun dibanding dengan orang-orang zaman dahulu. Ada minimal hal yang harus diterapkan oleh setiap orang yaitu: Maaf, tolong dan terima kasih. Kenyataanya orang-orang zaman sekarang terlanjur gengsi terhadap orang lain dan lebih enjoy dengan bahasa kasar mereka yang sebenarnya tidak pantas untuk mereka katakan.
Zaman sekarang merupakan masa dimana tongkat pegangan moral dibutuhkan. Ilmu-ilmu sosial yang baik harus digemparkan. Jangan sampai ilmu sosial hanya mampu menghambat perkembangan dan bukannya membangun perkembangan. Diperlukan langkah-langkah jitu juga pasti untuk mewujudkan generasi emas di era sekarang. Berikut penulis torehkan beberapa upaya atau cara membangun peradaban bangsa dengan perantara ilmu sosial.
Jangan Lupakan Sejarah
Walaupun kita telah hidup di masa kini,bukan berarti hal-hal di masa lalu menjadi tidak ada artinya. Tentu tidak demikian, sepantasnya kita harus selalu mengigat sejarah yang menjadi tonggak sekaligus awal mula Indonesia ada. Menurut data yang dikemukakan oleh Kompasiana.com, dilihat dari 100 responden tingkat pendidikan menengah hingga atas, 75 persen diantaranya tidak ada yang mengenal siapa saja pahlawan revolusi. Tidak bermaksud mengkritik,namun apa jadinya jika generasi sekarang lupa atau bahkan lebih parahnya tidak tahu menahu tentang negaranya sendiri?
Optimalkan Sumber Daya Alam
Pasca pandemi,memang tidak mudah untuk memulihkan upaya yang dulu pernah dilakukan. Pemanfaatan sumber daya di Indonesia nyatanya belum optimal. Menurut Menteri Arifin Indonesia tercatat memiliki potensi sumber daya EBT lebih dari 400 GW, dari jumlah tersebut baru dimanfaatkan sebesar 2,5% atau 10 GW. Hal tersebut harus segera dioptimalkan agar perkembangan di Indonesia semakin maju.
Pererat Hubungan Kekerabatan
Kita merupakan makhluk sosial dan sudah sepantasnya saling bergantung dengan manusia yang lain. Dengan eratnya suatu hubungan lebih besar kemungkinan untuk memunculkan perubahan dengan kebersamaan tanpa ada konflik yang menjadi penghalang sekaligus penghambat.
Peran Politik
Politik sama seperti sistem dalam sebuah negara. Jika sistemnya baik ,maka akan mudah untuk menerapkan ide-ide,melakukan perubahan,serta membangun peradaban. Lalu apakah politik di Indonesia sudah baik? Bukankah kalimat tersebut retoris? Orang awam politik saja akan memberikan jawaban lugas apabila berkenaan dengan hal tersebut.
Sebenarnya, masih banyak cara dan juga langkah berkelanjutan yang dapat dilakukan. Akan tetapi, seberapapun banyak cara dan inovasinya,jika hanya segelintir orang yang memiliki kesadaran tentu akan sulit membangun peradaban. Maka diperlukan kesatuan langkah ,kesadaran,serta kemauan dari setiap elemen agar peradaban di Indonesia dapat melangkah maju bahkan menyaingi negara lain yang sudah maju.[]
Pengirim :
Devita Anggraeni, mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial, Hukum dan Ilmu Politik, Departemen Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum, Universitas Negeri Yogyakarta, e-mail: devitaanggraeni1111@gmail.com