Notification

×

Iklan

Iklan

Penguatan Karakter Anak Usia Dini Melalui Bimbingan Konseling

Senin, 03 Juli 2023 | Juli 03, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-07-03T07:46:09Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Penguatan Karakter Anak Usia Dini Melalui Bimbingan Konseling (Foto : IST)

Usia dini yaitu merupakan masa perkembangan dan pertumbuhan yang sangat menentukan perkembangan masa selanjutnya. Berbagai studi yang dilakukan para ahli menyimpulkan bahwa pendidikan anak sejak usia dini dapat memperbaiki prestasi dan meningkatkan produktivitas kerja masa dewasanya, masa anak-anak merupakan gambaran manusia sebagai manusia, perilaku yang berkelainan pada masa dewasa dapat dideteksi pada masa anak-anak. 


Peranan orang tua dalam membentuk karakter anak adalah dengan memberikan dasar pendidikan, sikap, dan keterampilan dasar, seperti pendidikan agama, budi pekerti, sopan santun,kasih saying, dasar-dasar untuk mematuhi peraturan, dan menanamkan kebiasaan-kebiasaan. Dengan demikian, dalam membentuk karakter anak usia dini, orang tua mengajarkan nilai-nilai dan tingkah laku yang sesuai dengan norma adat, agama, dan hukum.


Keberadaan Bimbingan dan Konseling dalam lingkungan anak usia dini sangat diperlukan, karena banyak perilaku bermasalah muncul pada peserta didik saat dewasa diakibatkan oleh masa lalunya di waktu kecil. Hal ini menunjukkan bahwa pada masamasa awal anak belum ada tindakan pencegahan terhadap munculnya perilaku bermasalah di masa yang akan datang, dengan memperhatikan permasalahan tersebut, maka pelayanan bimbingan konseling untuk anak usia dini sangat diperlukan. 


Masalah sosial yang dialami anak usia dini pada dasarnya tergolong tingkah laku yang wajar, sebagai seorang anak sedang tumbuh dan berkembang semakin kuat, kecenderungan ini akan hilang, menetap atau akan berkembang semakin kuat bergantung pada tiga hal; pertama, seberapa kuat keinginan anak untuk diterima secara sosial, kedua, pengetahuan mereka tentang cara memperbaiki perilaku, dan ketiga, kemampuan intelektual yang semakin berkembang yang memungkinkan pemadaman hubungan antara perilaku mereka dan penerimaan sosial .


Sasaran pendidikan anak prasekolah dalam aspek sosial dan keterampilan meliputi hal berikut:  1) Membantu anak mempelajari cara penyesuaian diri dengan anak, guru dan dewasa lainnya; 2) Membantu anak cara membantu orang lain dan mengembangkan sikap peduli; 3) Mengajarkan anak cara memenuhi kebutuhan pribadi seperti mengancingkan baju dan memilih pakaian yang tepat; 4) Keterampilan makan dan menggunakan peralatan makan; 5) Ketrampilan menjaga kesehatan seperti gosok gigi dan mandi, dan 6) Ketrampilan berdandan, seperti manyisir rambut dan memotong kuku. 


Tugas-tugas tersebut akan tercapai dengan sempurna bila anak mempunyai kemampuan mengendalikan dirinya, kemampuan mengendalikan diri anak diperlukan agar anak dapat berinteraksi dengan teman sebayanya dengan harmonis, menunjukkan perasaan dengan cara tepat, dan kemampuan mengendalikan diri memudahkan anak menjalankan tugas belajarnya dan membuat anak mampu menepati jadwal rutin sehari-hari dengan disiplin, seperti kapan anak harus bangun pagi, kapan anak harus mandi, kapan anak harus makan dan sebagainya. 


Kemampuan anak mengendalikan diri sangat diperlukan agar anak dapat menjalankan tugas sehari-hari yang berkaitan dengan bina diri seperti memakai baju sendiri, memakai sepatu dan kaos kaki. Kesuksesan anak untuk belajar di sekolah, memanjat, meniti, melompat, melempar, belajar mengenal huruf dan angka, belajar mengenal waktu dalam jam, belajar mengenal macam-macam binatang dan tumbuhan, memerlukan perhatian khusus dan ketekunan dari anak, karena kemampuan mengendalikan diri sangat diperlukan .


Keberadaan bimbingan dan konseling di PAUD sangat dibutuhkan, mengingat banyaknya perilaku bermasalah yang dihadapi anak yang perlu memperoleh bantuan untuk penyelesaian, tujuan utama penyelenggaraan bimbingan dan konseling di PAUD adalah mengantisipasi atau mengambil tindakan preventif munculnya perilaku bermasalah. Dengan demikian maka layanan bimbingan dan konseling tidak hanya diberikan kepada anak yang bermasalah, melainkan anak yang tidak bermasalah. 


Guru PAUD bertanggung jawab besar dalam memahami anak didiknya serta membantu perkembangan fisik-motorik, sosio-emosional, kognitif, dan mental spiritualnya, tanggung jawab inilah yang mendorong keharusan akan adanya bimbingan konseling di lembaga PAUD, terutama Taman Kanak-kanak (TK). Perkembangan masyarakat, pendidikan dan ilmu pengetahuan dewasa ini membawa fakta bahwa program bimbingan konseling di PAUD sama pentingnya dengan bimbingan konseling di sekolah menengah, hanya saja, tekanan di antara keduanya berbeda, tekanan masing-masing bimbingan dan konseling selalu disesuaikan dengan taraf atau jenjang pendidikan anak didik yang bersangkutan. 


Program bimbingan dan konseling dan konseling di berbagai lembaga pendidikan (termasuk di dalamnya PAUD) merupakan program bimbingan yang bermanfaat secara positif, tidak sekedar reaktif dan korektif. Terlebih lagi, jika program bimbingan ini bersifat kontinu, berkelanjutan dan terus menerus mulai PAUD hingga perguruan tinggi, bahka sampai di masyarakat, tentu hasilnya akan jauh lebih baik dari pada bimbingan yang sifatnya eksidental semata. 


Tetapi, penekanan bimbingan dan konseling dapat diubah-ubah, sesuai dengan kebutuhan anak didiknya atau sesuai dengan taraf perkembangannya, atas dasar ini, maka bimbingan dan konseling di PAUD tidak boleh hanya terfokus pada tumbuh kembangnya anak secara normal dan kompetensi calistung semata, melainkan juga harus menemukan jati diri anak didik yang unik dank has, sesuai dengan kepribadiannya. Petualangan pencarian jati diri anak didik harus dimulai sejak usia dini atau lembaga PAUD. Sebab, penemuan dan pemahaman akan dirinya sendiri akan sangat membantu mereka dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan-lingkungan baru yang akan dihadapi. 


Disamping itu, penemuan jati diri atau kepribadian anak didik dapat membantu mereka dalam mengembangkan bakat, minat, dan potensinya. Perlu ditegaskan disini bahwa bimbingan dan konseling di lembaga PAUD tidak hanya diberikan kepada mereka yang mempunyai perilaku bermasalah, melainkan juga harus diberikan kepada mereka yang sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya. Dengan demikian, konseling bukan hanya untuk mengatasi perilaku bermasalah pada anak didik, melainkan juga tindakan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembangnya anak secara maksimal. 


Pandangan ini menitikberatkan pada bimbingan yang bersifat preventif, kesehatan mental, dan pengembangan diri dari pada bimbingan yang menitikberatkan pada psikoterapi maupun diagnosis terhadap perilaku bermasalah. Kegiatan layanan bimbingan dan konseling di PAUD harus dilaksanakan secara optimal oleh guru PAUD yang sekaligus sebagai konselor anak, ini tentunya dibekali dengan kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang konselor melalui pendidikan dan latihan, diharapkan pelaksanaan bimbingan dan konseling di PAUD berjalan dengan arah pedoman bimbingan melalui integrasi kegiatan pembelajaran.[]


Pengirim :

Desi Putri Cahyani,  mahasiswi Prodi PIAUD INISNU Temanggung Jawa Tengah  

×
Berita Terbaru Update