Foto : ILUSTRASI |
Atap memenduduki peran penting dalam suatu bangunan. Hal ini dikarenakan atap berpengaruh terhadap jangka waktu layak huni dari suatu bangunan. Penutup atas bangunan ini melindungi bangunan bagian dalam dari cuaca maupun benda luar yang mengganggu. Selain sebagai perlindungan, atap juga menentukan estetika suatu bangunan sehingga terlihat indah dan menarik. Atap terdiri atas beberapa komponen pembangun.
Komponen pembangun atap sangat penting karena menjadikan bangunan kuat secara struktural. Komponen yang pertama adalah kuda-kuda, berbentuk balok kayu yang berfungsi sebagai penopang rangka atap. Komponen selanjutnya yaitu reng, kayu melintang sebagai penahan penutup atap. Gording merupakan komponen berikutnya, berbentuk balok kayu terletak di atas kuda-kuda sebagai penyangga komponen atap. Komponen penting setelah gording adalah usuk, berbentuk balok melintang terletak di atas gording. Lisplang tritisan merupakan komponen pendukung berbentuk papan tegak, terletak di bawah kasau agar susunannya konstan. Komponen terakhir yang tidak kalah penting adalah lisplang ujung gevel, berbentuk papan tegak untuk melindungi gording dari cuaca. Dalam penyusunan komponen pembangun atap, tentu harus memenuhi beberapa persyaratan.
Adapun beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar struktur atap kuat. Persyaratan yang pertama adalah atap konstruksi harus kuat, tujuannya agar mampu menahan tekanan, baik tekanan dari beban berat maupun tiupan angin. Berkaitan dengan estetika, persyaratan yang harus dicapai adalah menyesuaikan desain atap dengan desain hunian. Selanjutnya persyaratan yang tidak kalah penting yaitu kemiringan atap harus disesuaikan dengan jenis penutup atap. Persyaratan sebagai proses finishing, ditandai dengan memberikan cat pelapis anti bocor dan anti rayap agar atap tahan lama. Sebagai langkah lanjutan dari pemenuhan persyaratan yaitu memilih bahan material pembuat atap, salah satunya adalah genteng.
Genteng merupakan jenis atap yang terbuat dari tanah liat. Jenis atap ini dibuat dengan cara mencetak tanah liat, kemudian dibakar dengan suhu yang tinggi hingga tekstur menjadi kering. Atap genteng satu ini memiliki jumlah peminat yang tinggi. Alasannya, karena harga yang relatif terjangkau dan proses pemasangan genteng ini mudah. Pemasangan genteng tergolong mudah karena menggunakan metode interlocking. Selain genteng, ada jenis material atap yang lain yaitu genteng keramik.
Jenis atap ini juga terbuat dari tanah liat. Namun, yang membedakan dari genteng yaitu genteng keramik dapat memantulkan sinar matahari. Selain itu, atap ini memiliki lapisan glazur. Lapisan glazur memiliki fungsi untuk menutup pori-pori keramik agar lebih kedap air. Mengingat dibuat menggunakan teknologi tinggi, maka kerapian dan kepresisisan genteng keramik lebih baik jika dibandingkan dengan genteng. Oleh sebab itu, harga genteng keramik lebih mahal ketimbang atap genteng. Bergeser dari genteng keramik, ada jenis atap lainnya yaitu atap beton.
Banyak yang menyebut atap beton dengan istilah dak beton. Jenis atap ini dibuat dengan campuran pasir, semen, dan air. Atap beton dapat menghalau panas, sehingga suhu dalam ruangan terasa sejuk. Sifat dak beton yang mampu menghalau panas ini, menyebabkan kelembaban di dalam ruangan menjadi tingggi. Hal ini menimbulkan lumut mudah tumbuh jika dak beton jarang dibersihkan. Dak beton memiliki posisi yang lebih rata, maka perlu adanya talang air. Fungsi dari talang air untuk jalannya air sehingga air tidak menggenang di atas dak beton. Meskipun proses pemasangan atap jenis ini terbilang rumit, namun memiliki masa pakai yang tahan lama. Selain atap beton, atap genteng metal bisa dijadikan sebagai pilihan dalam memilih bahan material pembuat atap.
Genteng metal merupakan atap bangunan yang terbuat dari logam. Jenis atap ini dipakai pada gedung bangunan bertingkat, perumahan maupun gudang. Kelebihan yang dimiliki dari genteng metal yaitu ringan, tahan karat, tahan rayap, dan mudah dipasang. Penggunaan jenis atap ini dapat memberikan kenyamanan bagi penghuni dari kebocoran dan ambruknya genteng. Beralih dari genteng metal, atap bitumen bisa menjadi referensi dalam memilih bahan material atap.
Banyak orang menyebut atap bitumen dengan sebutan genteng aspal. Bitumen terbuat dari serat organik, resin, bubuk kertas, dan lapisan aspal. Bentuk dari jenis atap ini yaitu lembaran. Atap ini memiliki ketebalan 0,5-1,0 cm. Kuat dan dapat meredam suara dari luar merupakan kelebihan yang dimiliki jenis atap ini. Proses pemasangan atap bitumen membutuhkan kecakapan, sehingga atap tersusun rapi dan memiliki usia pakai yang panjang. Selain atap bitumen, ada jenis bahan material pembuat atap lain yaitu asbes.
Asbes memiliki bentuk yang bergelombang. Keunggulan dari asbes yaitu memiliki ketahanan terhadap api. Kekurangan dari atap ini adalah sifatnya cenderung mudah sobek dan rapuh. Selain itu, asbes terbuat dari partikel mikro yang bisa memicu kanker ovarium dan kanker paru-paru. Menilik dari kekurangan atap asbes dirasa kurang nyaman, atap sirap bisa dijadikan pertimbangan dalam memilih bahan material atap.
Atap sirap dibuat dengan cara memotong kayu tipis-tipis berbentuk persegi panjang dengan salah satu ujung dibuat lancip. Kayu yang dipakai untuk atap ini adalah jenis kayu keras seperti kayu ulin. Alasan menggunakan kayu ulin pada atap sirap karena jenis kayu ini memiliki karakter yang sangat kuat. Selain itu, atap sirap kayu ulin ini tahan terhadap cuaca sampai 25 tahun. Tidak heran jika harga atap sirap relatif mahal. Beralih dari atap sirap dalam memilih bahan dan material pembuat atap, atap juga memiliki bentuk yang beragam.
Pemilihan bentuk atap merupakan hal penting dalam merancang desain eksterior bangunan. Atap memiliki bentuk yang bervariasi. Bentuk atap yang bervariasi tentu memiliki keunggulan tersendiri. Pemilihan desain bentuk atap rumah memengaruhi konsep dari suatu bangunan. Salah satu bentuk atap bangunan yaitu atap datar.
Atap datar memiliki desain bentuk yang paling sederhana dari atap-atap lainnya. Umumnya, atap jenis ini dipakai pada bangunan rumah maupun bangunan bertingkat. Atap datar harus memiliki kemiringan agar air hujan yang tertampung dapat mengalir. Biasanya atap ini dibuat miring ke satu sisi. Tingkat kemiringan atap satu ini kurang dari Image derajat, sehingga seolah-olah terlihat landai. Selain atap datar, adapun model atap sandar yang bisa dijadikan sebagai pilihan dalam merancang model atap.
Atap sandar sering disebut dengan nama atap tempel atau shed roof. Hal ini dikarenakan model atap ini menempel pada dinding atap rumah. Biasanya model atap ini digunakan sebagai bangunan tambahan seperti selasar. Di masa sekarang, model atap sandar sudah banyak dipakai dengan nuansa modern. Di samping itu, atap ini biasanya dipadukan dengan atap bermodel pelana. Desain atap yang sederhana serta waktu pemasangan yang cepat, membuat harga atap ini relatif murah. Selain atap sandar, ada juga model atap lainnya yakni atap pelana.
Atap pelana merupakan salah satu model atap yang populer di Indonesia. Jenis atap ini banyak digunakan untuk hunian masyarakat Indonesia. Sangat mudah mengenali jenis atap ini, sebab memiliki model yang simpel. Model atap ini memiliki dua sisi yang bersobok pada satu garis pertemuan atau sering disebut dengan nama bubungan. Keunggulan dari model atap ini yaitu mudah dideteksi apabila terjadi kebocoran, karena memiliki bentuk yang paling aman. Kemiringan dari atap ini memiliki sudut sebesar 30-45 derajat. Beralih dari atap pelana, terdapat juga model atap limasan.
Atap limasan merupakan bentuk penyempurnaan dari atap pelana. Jenis struktur atap ini cukup sederhana yakni seperti piramida. Beberapa orang menyebut atap ini dengan nama atap perisai. Dimana dua bidang atap ini bersobok pada satu garis bubungan jurai sedangkan dua bidang lainnya bertemu pada garis bubungan atas. Tidak dimungkiri jika atap limasan terlihat dari gabungan dua bidang trapesium dan dua bidang segitiga. Selain atap limasan, ada juga model atap mansard yang bisa dijadikan sebagai pilihan model atap bangunan.
Bentuk atap mansard sekilas terlihat seperti dua atap yang bertingkat. Di Indonesia atap ini jarang dipakai sebagai hunian. Pasalnya, penerapan model atap ini bertujuan agar salju bisa langsung turun sehingga tidak mengendap di atap. Umumnya, atap mansard dipakai oleh bangunan Belanda pada masa kolonial. Jika atap mansard dirasa kurang cocok untuk hunian, maka atap gergaji bisa dijadikan sebagai referensi model atap.
Atap gergaji banyak digunakan pada bangunan pabrik, bengkel, maupun gudang. Atap ini memiliki dua bidang sisi atau lebih. Selain itu, jenis atap ini memiliki lereng yang tidak sama, sehingga seolah-olah mirip dengan gergaji. Di masa sekarang model atap ini semakin diminati. Khususnya atap ini memberikan bentuk rumah tinggal dengan gaya rumah industrial. Atap gergaji maupun model atap yang sudah dijelaskan bisa dijadikan referensi, namun dalam merencanakan pemilihan atap harus tepat.
Dalam pemilihan atap harus direncanakan dengan matang. Pemilihan atap juga harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Penting juga, dalam pemilihan atap melihat dari segi estetika dan dari segi perlindungan bangunan. Selain itu, pemilihan atap juga harus memperhatikan bahan yang tepat, kualitas yang baik, dan cara pemasangan yang benar. Sesuai pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulam bahwa pemilihan atap yang tepat dapat menjamin kenyamanan serta keamanan penghuni.[]
Pengirim :
Siska Aziza, mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Tidar Magelang, email : siskaziza96@gmail.com