Notification

×

Iklan

Iklan

Analisis Kegagalan dan Ketahanan Struktur Bangunan Pada Gempa

Minggu, 09 Juli 2023 | Juli 09, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-07-09T10:45:33Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Annastasya Dewinta Supriyadi (Foto : IST)

Struktur bangunan adalah bagian-bagian dari sebuah bangunan yang membentuk bangunan tersebut. Bagian struktur bangunan tersebut mulai dari pondasi, balok, kerangka, pelengkung, dinding dan lain-lainnya. Struktur ini berfungsi untuk mendukung elemen-elemen konstruksi lain seperti interior dan arsitektur bangunan. Elemen-elemen struktur rangka bangunan memang memiliki fungsi berbeda, tetapi tujuannya tetap sama. Struktur bangunan memiliki peran yang penting dalam dunia konstruksi. 


Keselamatan orang sangat tergantung oleh kekuatan susunan bangunan. Secara harfiah, struktur bangunan dapat diartikan sebagai bagian-bagian yang membentuk berdirinya sebuah bangunan, mulai dari pondasi, sloof, dinding, kolom, ring, kuda-kuda, hingga atap. Setiap bagian struktur bangunan tersebut juga mempunyai fungsi dan peranannya masing-masing. Pada dasarnya, struktur bangunan bawah ialah komponen yang bersentuhan langsung dengan permukaan tanah. Umumnya, di bagian struktur bangunan bawah terdapat pondasi dan struktur basemen yang membuat bangunannya lebih kuat. Kelemahan atau kerusakan bisa menyebabkan cedera atau pun kematian. Karena itu, susunan itu tidak boleh sembarangan dibangun.


Kerusakan bisa terjadi karena beberapa hal seperti yang telah disebutkan di atas dan berikut ini adalah beberapa kerusakan yang bisa saja terjadi. Kerusakan bangunan adalah tidak berfungsinya sebagian atau keseluruhan komponen bangunan yang disebabkan seperti, gempa. akibat gempa tak satupun rumah yang berdiri utuh.. Bangunan dikatakan sudah runtuh adalah pada saat terjadi deformasi elemen struktur tak terbatas tanpa ada peningkatan beban yang bekerja. Kegagalan dalam kerusakan struktur bangunan bisa disebabkan antara lain oleh kesalahan perhitungan dalam perencanaan, tidak sesuainya perencanaan dengan implementasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan, perubahan fungsi bangunan, bencana alam seperti gempa bumi kuat dan lainnya. Kerusakan karena guncangan gempa bumi seharusnya bisa dihindarkan jika struktur bangunan mengikuti standar.


Kegagalan yang dimaksud adalah suatu keadaan keruntuhan bangunan atau tidak berfungsinya bangunan setelah penyerahan akhir hasil jasa konstruksi. Kegagalan perkerjaan konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan konstruksi yang tidak sesuai dengan spesifikasi pekerjaan sebagaimana disepakati dalam kontrak kerja konstruksi baik sebagian maupun keseluruhan sebagai akibat kesalahan pengguna jasa atau penyedia jasa. Struktur bawah kerusakan bangunan struktur atas akibat kegagalan pondasi atau penurunan pondasi yang tidak merata. Kegagalan konstruksi terjadi akibat soft story effect dikarenakan kegagalan lentur dan geser kolom pada lantai 1. terutama desain kolom yang tidak memadai dan struktur yang kelebihan berat merupakan penyebab kegagalan bangunan yang fatal, keruntuhan dan korban manusia yang terkait. Untuk menghindari kegagalan gempa bumi pada bangunan adapun Bangunan tahan gempa yang akan memperkecil kerugian yang di derita, ketika bencana terjadi dan memberikan keamanan lebih.


Prinsip dasar bangunan tahan gempa yang bisa dijadikan acuan atau konsep pembangunan rumah di daerah rawan gempa, yaitu Denah dan struktur bangunan yang sederhana dan simetris. Tinggi bangunan tidak melebihi empat kali lebar bangunan. Selama ini, sebagian besar rumah yang rusak akibat gempa dikarenakan konstruksinya tidak berdasarkan pedoman bangunan anti gempa. Untuk membangun rumah anti gempa sangat tidak ekonomis, sehingga lahirlah konsep rumah tahan gempa yang diharapkan dapat menurunkan kerentanan akibat gempa. Untuk bangunan gedung dan rumah tinggal yang masuk dalam kategori bangunan tahan gempa adalah yang memenuhi syarat tertentu. Yang paling penting, bila terkena gempa bumi yang sangat kuat, bangunan tersebut tidak boleh runtuh baik sebagian atau seluruhnya, bangunan tersebut tidak boleh mengalami kerusakan yang tidak dapat diperbaiki, Bahan bangunan atau material yang dipergunakan dalam pembangunan rumah tahan gempa harus berkualitas baik dan proses pengerjaan yang benar. Sejumlah material tersebut adalah beton, mortar, batu pondasi, batu bata, dan kayu. Batu Pondasi sebaiknya terbuat dari batu kali atau batu gunung yang keras dan memiliki banyak sudut agar tangguh gempa. Maka perlunya membangun rumah sederhana tahan gempa.


Gempa sesungguhnya tidak secara langsung membunuh manusia tapi kegiatan manusia yang mendesain dan membangun  dengan kurang cermat yang mengakibatkan terjadinya korban. Pembangunan yang tidak cermat seperti membangun di lokasi yang berbahaya (di lereng, dibawah lereng, di daerah patahan, pada daerah lunak, di pantai), membangun tanpa merencana yang baik, membangun dengan material yang kurang baik, membangun dengan spesifikasi dibawah standar, membangun tanpa memperhatikan bahaya sekitar, membangun oleh yang bukan ahlinya. Membangun khususnya rumah yang berhubungan dengan bahaya gempa yaitu membangun dengan konsep tahan gempa. Adapun material yang digunakan agar tahan gempa. 


Sebagai tempat berlindung, tentu semua orang menginginkan bangunan yang aman, nyaman, dan tahan lama. Namun, bencana alam seperti gempa dapat menimbulkan kerusakan pada bangunan yang tidak dapat dihindari. Untuk mengurangi risiko kerusakan, adapun bahan yang dapat digunakan untuk tahan gempa yaitu Bambu dan Kayu Banyak orang menganggap bahwa bambu dan kayu adalah material yang kuno dan rapuh. Namun faktanya, material bangunan ini cukup kuat dan tahan terhadap gempa. Banyak rumah tradisional telah memakai material ini sejak dulu karena material ini terbukti kekuatannya. Dengan menggunakan material bangunan tahan gempa, dapat meminimalkan risiko bahaya dan kerusakan pada bangunan. Selain material di atas, juga perlu memperhatikan material utama yang digunakan, salah satunya adalah semen. Menurut Hoedajanto dan Imran, ada beberapa prinsip perencanaan struktur bangunan tahangempa yang harus diperhatikan. 


Bangunan yang bisa merespon gempa, dengan sikap bertahan dari keruntuhan dan bersifat fleksibel untuk meredam getaran gempat. sistem struktur yang digunakan harus sesuai dengan tingkat kerawanan (resiko gempa) dimana bangunan tersebut didirikan. pendetailan penulangan, sambungan-sambungan, unsur-unsur bangunan harus terikat secara efektif menjadi satu kesatuan. material beton dan baja harus memenuhi syarat bangunan tahan gempa. unsur-unsur arsitektural yang memiliki massa yang besar harus terikat dengan kuat pada sistem portal utama. karakteristik bangunan sangat berpengaruh terhadap gaya gempa yang akan diterima bangunan. Bentuk denah bangunan yang simetris dan tidak terlalu panjang dapat mengurangi beban gempa yang diterima bangunan, selain itu massa bangunan sebisa mungkin dibuat seringan mungkin. Adapun karakteristik desain modern memanfaatkan kesederhanaan bentuk sebuah bangunan. 


Konsep arsitektur modern lebih menjuru pada karakteristik dan ciri-ciri tertentu yang menciptakan nuansa bangunan masa depan. Misalnya, rumah sederhana berisi furnitur kayu tradisional. Walaupun konsepnya sederhana, elemen kayu bergaya tradisional tidak masuk ke dalam desain modern sama sekali. Rumah modern harus tetap terlihat asri. Menambahkan beberapa tanaman di dalam rumah atau memasang jendela besar adalah salah beberapa karakteristik utama desain modern yang perlu diingat. Bangunan sejak awal perencanaan, pelaksanaan hingga masa pakainya memiliki potensi untuk mengalami kerusakan, adapun berbagai macam faktor penyebab kerusakan pada bangunan dan salah satu nya adalah faktor umur bangunan.


Adapun faktor kerusakan pada bangunan yaitu, dengan bertambahnya usia bangunan, terjadi penurunan kualitas dan kemampuan untuk menahan beban atau pengaruh luar, bila tidak dilakukan pemeliharaan secara teratur, secara singkat dapat dikatakan bahwa kerusakan bangunan tergantung pada waktu. Pengaruh gaya dalam untuk jangka panjang dapat menimbulkan proses rangkak (creep). Getaran yang terjadi secara terus menerus dapat menimbulkan efek kelelahan (fatigue) terhadap bahan bangunan. Pengaruh luar, baik secara fisik maupun non fisik dapat mengurangi kualitas bangunan, seperti, gesekan atau benturan. Pengaruh gesekan yang terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan aus pada komponen bangunan. Pengaruh radiasi matahari dan hujan yang silih berganti dapat menyebabkan terjadinya proses dekarbonasi pada bahan bangunan, yang berakibat pada penurunan kualitas bangunan. Prinsip yang harus dilakukan untuk dapat meminimalisasi terjadinya kerusakan dan bencana gempa pada struktur bangunan


Prinsip utama untuk mengurangi beban gempa adalah dengan pengurangan berat masa bangunan karena itu perlu kemampuan memilih bahan bangunan seringan mungkin tetapi kekuatan cukup. Ini adalah salah satu cara untuk mengantisipasi kerusakan bangunan akibat gaya gempa. Untuk itu sedapat mungkin dihindari adanya material dan benda yang memiliki massa berat pada bangunan terutama pada bangunan bagian atas. Bangunan harus memiliki kekakuan yang cukup, sehingga tidak terjadi simpangan antar tingkat yang melebihi batas izin akibat gaya inersia. 


Apabila kekakuan bangunan kecil, maka ketika ada getaran gempa percepatan bangunan akan kecil artinya bangunan tidak ikut bergerak sesuai dengan gerak tanah. Bangunan akan bergerak elastis karena memiliki fleksibilitas besar akibatnya respon bangunan terhadap gempa menjadi kecil. Apabila kekakuan bangunan besar, maka massa bangunan akan dipaksa mengikuti pergerakan tanah, sehingga percepatan yang dialaminya akan mendekati sama dengan percepatan tanah. Bangunan seperti ini akan mempunyai respon besar terhadap gempa. Bangunan tahan gempa idealnya adalah gabungan dari kedua prinsip tersebut diatas yaitu berada pada batas yang diizinkan dengan tidak terlalu kaku dan tidak terlalu lentur.[]


Pengirim :

Annastasya Dewinta Supriyadi, Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tidar, email : asyadew17@gmail.com 

×
Berita Terbaru Update