Notification

×

Iklan

Iklan

Tanggung Jawab dari Responsible Consumption and Production

Sabtu, 10 Juni 2023 | Juni 10, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-06-10T05:23:35Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Foto : ILUSTRASI

Responsible Consumption and Production (Sustainable Development Goals) atau Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab. Salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Program ini bertujuan untuk mempromosikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan, efisien dalam penggunaan sumber daya, serta mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Dalam konteks ini, pengelolaan sampah menjadi elemen kunci dalam mencapai tujuan tersebut. 


Kali ini saya akan membahas beberapa solusi dalam pengelolaan sampah, dalam responsible consumption and production. Ada beberapa kegiatan yang bisa menjadi suatu jalan untuk melakukan pengelolaan sampah tersebut. Seperti, pemilahan sampah - sampah dan daur ulang, kompos dan pengomposan, reduksi sampah dan pengemasan berkelanjutan. Kampanye dan edukasi juga bagi setiap orang dalam rangka melaksanakan tugas dari Responsible Consumption and Production ini. 


Responsible Consumption and Production merupakan aspek penting dalam pembangunan berkelanjutan. Pengelolaan sampah yang efektif memainkan peran penting dalam mencapai praktik Responsible Consumption and Production. Pengelolaan sampah mencakup sampah rumah tangga, sampah sejenis yang dihasilkan oleh rumah tangga, dan kategori sampah tertentu. Pengelolaan sampah yang tidak tepat dapat menyebabkan beberapa dampak negatif. Selain itu, proses produksi yang tidak bertanggung jawab dapat menghasilkan limbah kimia yang mencemari tanah dan sungai di sekitarnya.


Pengelolaan sampah yang berkelanjutan merupakan bentuk tanggung jawab dari kegiatan konsumsi dan produksi. Yang termasuk dalam kategori Responsible Consumption and Production. Konsumsi yang berlebihan juga pasti akan menghasilkan limbah yang berlebihan, sehingga mempengaruhi kapasitas tempat pembuangan limbah yang ada. Menurut Waste Management (2021), pengelolaan sampah merupakan aktivitas untuk mengelola sampah dari awal hingga pembuangan, meliputi pengumpulan, pengangkutan, perawatan, dan pembuangan, diiringi oleh monitoring dan regulasi manajemen sampah.


Sebagai contoh pada laporan CNN Indonesia. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mencatat terdapat kenaikan kegiatan belanja daring selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahun 2020. Dari 1-5 kali sebulan menjadi 1-10 kali sebulan, dengan 96% dari hasil belanja daring (online) masyarakat dibungkus plastik. Pasalnya, Indonesia memegang rekor sebagai penyumbang sampah plastik nomor dua terbesar di dunia setelah China. Tentunya ini menjadi suatu hal yang seharusnya tidak dibanggakan melainkan membuat malu negara kita. 


Di Bangka Belitung, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terus gencar melakukan aksi pengurangan sampah. Salah satunya dengan mendirikan Bank Sampah “El Ha Ka”. Bank sampah "El Ha Ka" yang bertujuan untuk menanggulangi urusan sampah pada perkantoran tetapi juga urusan di lingkungan sekitarnya. Ada juga cara penanggulangan sementara, contohnya tempat pembuangan sampah sementara di tempat - tempat umum yang memiliki potensi buangan sampah. Contohnya seperti pada gambar di bawah ini. 


Pada gambar tersebut berlokasi di daerah ketapang, pelabuhan pangkal balam disuatu pasar Bangka Belitung. Yang dimana di gambar tersebut tertera tidak adanya tempat penampungan untuk sampah yang menjadi limbah dari pasar tersebut. Meskipun begitu, sekarang pada setiap beberapa jarak rumah sudah ada tong sampah umum yang menjadi tempat sampah umum "sementara". Nantinya sampah - sampah tersebut akan diambil oleh mobil sampah setiap beberapa hari. 


Ada juga beberapa upaya yang dapat menjadi dasar praktik pencegahan pada sistem operasi pengelolaan sampah berkelanjutan. Seperti, 

1. Pemilahan Sampah dan Daur ulang

Salah satu praktik paling umum dalam pengelolaan sampah adalah pemilahan sampah dan daur ulang. Melalui pemilahan yang efektif, sampah dapat dipisahkan menjadi fraksi yang berbeda. Seperti plastik, kertas, logam, dan bahan organik. Setiap fraksi kemudian dapat diolah kembali melalui proses daur ulang yang tepat. Pemilahan sampah dan daur ulang ini membantu mengurangi jumlah sampah yang dikirim ke tempat pembuangan akhir (TPA) dan mengurangi kebutuhan akan bahan baku baru.


2. Kompos dan Pengomposan

Pengelolaan sampah organik melalui pengomposan juga merupakan langkah penting dalam responsible consumption and production. Sampah organik seperti sisa makanan dan limbah tumbuhan dapat diolah menjadi kompos melalui proses pengomposan. Kompos ini dapat digunakan sebagai pupuk alami untuk meningkatkan kesuburan tanah dan mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berpotensi merusak lingkungan.


3. Reduksi Sampah dan Pengemasan Berkelanjutan

Selain pemilahan dan daur ulang, pengelolaan sampah juga melibatkan upaya untuk mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan. Konsep reduksi sampah melibatkan perubahan pola konsumsi, seperti memilih produk dengan pengemasan minimal, menggunakan botol air minum reusable, dan menghindari produk sekali pakai. Pengemasan berkelanjutan juga diperhatikan dengan mendorong penggunaan bahan kemasan yang ramah lingkungan, seperti plastik biodegradable atau bahan daur ulang.


4. Kampanye dan Edukasi

Kesadaran masyarakat tentang pentingnya responsible consumption and production juga merupakan elemen penting dalam pengelolaan sampah. Kampanye dan edukasi yang efektif dapat membantu meningkatkan pemahaman masyarakat tentang manfaat pemilahan sampah, daur ulang, pengomposan, dan praktik pengelolaan sampah lainnya. Melalui pemahaman yang lebih baik, masyarakat dapat berpartisipasi secara aktif dalam upaya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.


Jadi, pada dasarnya pengelolaan sampah memainkan peran penting dalam mencapai tujuan responsible consumption and production. Dengan praktik seperti pemilahan sampah dan daur ulang yang tepat guna kelancaran pengelolaan sampah berkelanjutan. Upaya - upaya lain juga telah dilakukan demi menjaga apa yang seharusnya terjaga. Pelaku ataupun pelopoer yang menjadi kunci dalam hal ini tentunya, adalah manusia itu sendiri yang akan menjadi tanggung jawabnya.[] 


Pengirim :

Akrom Irvandi, mahasiswa Universitas Bangka Belitung, email : akromirfandy@gmail.com 

×
Berita Terbaru Update