Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, mencakup prinsip-prinsip yang mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satu aspek penting yang tercakup dalam Pancasila adalah nilai-nilai keagamaan. Namun dalam praktik atau penerapan ke dalam kehidupan sehari-hari, pemuda masa kini seringkali memiliki miskonsepsi terkait nilai-nilai keagamaan tersebut.
Salah satu miskonsepsi yang sering terjadi adalah pemahaman sempit terhadap nilai-nilai keagamaan, di mana pemuda cenderung memposisikan agama mereka sebagai yang paling benar atau unggul dalam penerapannya di kehidupan sehari-hari. Dalam sudut pandang Pancasila, keberagaman agama harus dipahami sebagai anugerah yang harus diperlakukan dengan rasa hormat dan toleransi.
Pancasila menekankan persatuan dan kesatuan, dan nilai-nilai keagamaan harus menjadi perekat bukan pemisah ataupun pemecah persatuan bangsa. Pancasila juga mengajarkan pentingnya toleransi dan pentingnya dialog antaragama.
Namun, pemuda masa kini seringkali terjerat dalam sikap fanatisme dan ketidakadilan terhadap agama lain. Miskonsepsi ini melanggar nilai-nilai Pancasila yang menekankan persatuan dan persaudaraan. Penting bagi pemuda masa kini terutama gen z ataupun generasi milenial untuk membuka pikiran mereka, menggali lebih dalam pengetahuan tentang agama-agama lain, dan terlibat dalam dialog yang bermakna.
Dalam dialog tersebut, pemahaman yang lebih baik tentang nilai-nilai agama dapat diperoleh, dan mereka dapat memperkuat persatuan dalam keragaman diikuti perkembangan dunia yang modern ini. Pemuda masa kini juga seringkali mengaitkan nilai-nilai keagamaan hanya dengan ritual atau praktik keagamaan yang terbatas pada tempat ibadah saja, akan tetapi di luar itu mereka masih bahkan sering melakukan perbuatan yang tidak terpuji.
Miskonsepsi ini mengabaikan pentingnya bagaimana pengamalan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari yang baik dan benar. Pancasila mengajarkan pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan ke dalam perilaku sosial, seperti kejujuran, empati, dan keadilan.
Pemuda perlu menyadari bahwa nilai-nilai keagamaan harus tercermin dalam sikap dan tindakan mereka dalam hubungan dengan sesama manusia dan lingkungan di dunia nyata maupun virtual.
Oleh karena itu, pemuda masa kini perlu memperbaiki miskonsepsi mereka terhadap nilai-nilai keagamaan dengan melihatnya dari sudut pandang Pancasila. Keberagaman agama harus dipahami sebagai kekayaan yang harus dihormati dan diperkuat, bukan sebagai sumber konflik maupun sumber pemecah suatu bangsa. Toleransi, dialog antaragama, dan pengamalan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari merupakan komponen penting dalam membangun bangsa yang berkeadilan dan bermartabat.
Dengan memahami sudut pandang Pancasila terhadap nilai keagamaan, pemuda masa kini dapat berkontribusi dalam memperkuat persatuan dan menjaga keragaman sebagai bagian integral dari identitas bangsa Indonesia.[]
Pengirim :
Iqbal Maulana Saputra, mahasiswa prodi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta, email : iqbalmaulana.2022@student.uny.ac.id