Notification

×

Iklan

Iklan

Pagelaran Wayang Golek Sebagai Wujud Melestarikan Kebudayaan di Era Modern

Sabtu, 10 Juni 2023 | Juni 10, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-06-10T05:15:03Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Wayang golek sebagai kesenian rakyat (Foto : IST)

Kebudayaan di Indonesia sangatlah bermacam serta berbeda beda. Bhineka Tunggal Ika berbeda beda tetapi tetap satu jiwa, istilah tersebut menjadi simbol persatuan Indonesia yang dimana di negara Indonesia ini beragam dari mulai etnis, suku, budaya, serta agama. 


Tanah air Indonesia dengan pesona keindahan alam serta sejuta kearifan lokal mengenai kebudayaan yang beragam rupanya. Kebudayaan merupakan suatu peninggalan orang zaman dahulu yang diwariskan secara turun temurun yang mengandung makna tersendiri. Tidak semua peninggalan kebudayaan zaman dahulu berbau dengan aliran anismisme dan dinamisne yang ada. 


Jawa yang akan kentalnya kebudayaan serta tradisi yang bermacam. Salah satunya kesenian rakyat wayang golek yang terbuat dari bahan utama kayu yang dibentuk seperti manusia.  Pagelaran wayang golek dijadikan sebuah tradisi di Kabupaten Pekalongan khusunya di Desa Podo, Kecamatan Kedungwuni, Jawa Tengah. 


Tradisi merupakan suatu kegiatan yang diselenggarakan berulang karena mempuyai makna baik yang bisa diambil. Pandangan orang awam mengenai pagelaran wayang golek pasti bersangkutan dengan hal mistis atau hal mengenai aliran animisme dan dinamisme padahal sejatinya pagelaran wayang golek itu merupakan kebudayaan yang mengandung makna postif dalam setiap tutur kata yang diperankan oleh para lakon wayang. 


Pada kenyataanya pagelaran wayang golek digelar sebagai wujud melestarikan budaya jawa serta bentuk slametan atau tolak balak dalam rangka sedekah bumi (wujud terimaksih kepada bumi). Wayang golek digelar pada bulan legeno (istilah kalender jawa). 


Sebelum pagelaran wayang golek digelar ada runtutan acara yang di laksanakan terlebih dahulu. Acaranya yaitu doa istighosa, sambutan dari ketua pelaksana serta kepala desa dan ditutup dengan doa bersama. Runtutan acara tersebut guna untuk memperlancar jalannya pagelaran wayang golek di sore hari hingga pagi hari sekitar jam 3 pagi. 


Dana yang digunakan untuk pagelaran tersebut yaitu dari dana desa serta dana iuaran per rumah.  Tradisi pagelaran wayang golek ini sebagai wujud bahwasanya kebudayaan jawa masih bisa dipertahanan serta salah satu bukti media komunikasi yang dibawa oleh salah satu walisongo yaitu sunan kalijaga dalam menyebarkan ajaran agama Islam di tanah jawa. Walisongso merupakan wali-wali Allah yang diutus untuk menyebar luaskan ajaran agama Islam di nusantara. 


Wayang golek sebagai peninggalan media penyebaran ajaran agama Islam di tengah kemajuan zaman dalam bidang teknologi yang semakin modern menjadi daya tarik dikalangan masyarakat khususnya anak muda sekarang. Zaman bisa semakin berkembang semakin maju akan tetapi jiwa rasa memiliki kebudayaan Indonesia harus tetap melekat di dalam jiwa raga generasi sekarang. 


Wayang golek mempunyai nilai keindahan dari segi bentuk serta kain yang dikenakan para tokoh wayang. Alur cerita yang menghibur  serta mempunyai nilai tersirat yang dibawakan oleh dalang, nilai tersebut diantaranya nilai agama, nilai sosial, dan nilai kebangsaan. Pagelaran wayang golek dijadikan wadah silaturahmi antar warga karena pagelaran tersebut diselenggarakan secara umum sehingga banyak masyarakat berdatangan untuk menyaksikan pagelaran wayang golek.


Banyaknya minat para warga untuk menyaksikan pagelaran wayang golek mulai dari kalangan anak-anak, kalangan anak muda sampai kalangan orang tua karena pagelaran tersebut hanya diselenggarkan satu tahun sekali dibulan legono. Dari adanya pagelaran tersebut membuka kesempatan untuk berdagang disekitar area pagelaran.[]


Penulis : 

Dzikronah, Mahasiswa UIN K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan 

×
Berita Terbaru Update