Foto : ILUSTRASI |
Kemajuan teknologi informasi memberikan kemudahan untuk mengakses berbagai informasi. Namun, kemajuan teknologi informasi jika tidak digunakan dengan baik akan menimbulkan dampak negatif. Misalnya, para remaja yang menyalahgunakan kemajuan teknologi informasi untuk mengakses berbagai informasi mengenai hal-hal yang berbau pergaulan bebas. Oleh karena itu, orang tua mempunyai peranan untuk membentuk perkembangan, kepribadian dan sebagai pengontrol bagi anak remajanya, serta memberikan batasan-batasan dalam menjalani kehidupan sosial.
Dalam rentang waktu terakhir, pergaulan bebas yang merupakan kenakalan remaja semakin menunjukkan peningkatan yang sangat memprihatinkan. Diantaranya yaitu: seks bebas, kasus tawuran dan pecandu alkohol. penyebab utama yaitu kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan dan ketidakstabilan emosi remaja. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tidak terkendali, seperti pergaulan bebas dan penggunaan narkoba yang berujung kepada penyakit seperti HIV & AIDS ataupun kematian.
Pergaulan bebas merupakan perilaku yang menyimpang dan melanggar norma-norma agama dan tidak ada batasannya. Masalah pergaulan bebas ini sering kita dengar, baik di lingkungan masyarakat maupun melalui media massa. Ada dua faktor yang menyebabkan remaja melakukan pergaulan bebas, yakni faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal merupakan faktor yang muncul karena adanya dorongan dan kemauan dari individu itu sendiri, seperti tingkat kecerdasan, usia, jenis kelamin dan kedudukan anak dalam keluarga. Sedangkan, faktor eksternal merupakan faktor yang datang dari luar individu itu sendiri, seperti kehidupan keluarga, lingkungan, pendidikan di sekolah, pergaulan, dan media massa.
Pergaulan bebas dapat menyebabkan berbagai dampak negatif pada kesehatan, psikis dan masyarakat. Pada kesehatan, akan menimbulkan berbagai penyakit, seperti sifilis, gonore, reiter, dan lain sebagainya. Pergaulan bebas dapat menyebabkan konsekuensi psikologis dan resiko-resiko kejiwaan yang sulit diobati dengan terapi teknologi kesehatan. Selain itu, pergaulan bebas dapat menimbulkan keserakahan seks dan keonaran dalam suatu masyarakat.
Maka dari itu, diperlukan peran orang tua, masyarakat dan pendidikan untuk menghindari dan mencegah terjadinya pergaulan bebas anak remaja. Peran orang tua dalam mencegah terjadinya pergaulan bebas remaja. Diantaranya adalah memberikan pendidikan agama sedini mungkin, melakukan pengawasan terhadap anak dan lingkungan sekitarnya, memberikan contoh yang baik kepada anak, serta melakukan komunikasi yang baik dengan anak remajanya. Harapannya, dapat menimbulkan rasa saling pengertian antara anak dan orang tuanya, serta dapat memecahkan atau mencari solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi oleh anak remajanya.
Sedangkan, masyarakat berperan untuk menyediakan lingkungan yang baik, melakukan pengawasan, melakukan sosialisasi mengenai pergaulan bebas, memberikan sanksi yang tegas yang bersifat mendidik dan lain sebagainya. Di lingkungan masyarakat, remaja bisa mengikuti organisasi atau berbagai kegiatan sosial yang ada ataupun kegiatan-kegiatan positif lainnya.
Selain itu, peran pendidikan sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya pergaulan bebas remaja. Salah satunya dapat dilakukan dengan cara menstimulasi perkembangan karakter remaja. Pada intinya berkaitan dengan segala sesuatu yang berkenaan dengan norma dan nilai yang berkaitan dengan pembentukan moral.
Pendidikan yang berorientasi pada anak remaja, hendaknya berupa aktivitas belajar yang tidak hanya melibatkan aspek kognitif saja, melainkan juga melibatkan aspek afektif, serta sosial dan moral. Salah satu tujuan pendidikan adalah untuk membentuk karakter anak remaja. Karena karakter merupakan wadah dari berbagai karakteristik psikologis yang dapat membantu anak remaja untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang dihadapi, serta untuk menghindari pergaulan bebas.
Selain pendidikan yang berfokus pada pembentukan karakter, juga diperlukan pendidikan yang berbasis gender untuk mengantisipasi anak remaja pada pergaulan bebas. Dengan terwujudnya pendidikan berbasis gender, perempuan tidak lagi menjadi korban perilaku pergaulan bebas. Selain itu, perempuan dapat mendapatkan kesetaraan non kodrati, yang dapat meningkatkan perlindungan, pelayanan dan kesejahteraan kaum perempuan yang rentan sebagai pihak yang paling dirugikan dalam pergaulan bebas pada anak usia remaja.
Orang tua, masyarakat dan pendidik dapat mengajarkan kepada anak remaja bagaimana cara menyelesaikan masalah yang tepat, yakni dengan cara mempertimbangkan apa yang mungkin terjadi, memberi solusi terhadap permasalahan yang dihadapi, dan mengevaluasi solusi yang dipilih. Sehingga remaja dapat meningkatkan kemampuan dalam berpikir mengenai berbagai alternatif strategi pemecahan masalah.
Pergaulan bebas remaja perlu dicegah karena menimbulkan banyak dampak negatif, baik terhadap pelakunya maupun lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, dibutuhkan peran orang tua, masyarakat dan pendidikan untuk mencegah terjadinya pergaulan bebas remaja, karena remaja merupakan penerus bangsa dimasa depan yang diharapkan dapat membawa perubahan yang lebih baik kedepannya.[]
Pengirim :
Farhatul Uyun, Mahasiswa Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta