Foto : ILUSTRASI |
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum Nasional yang telah dikembangkan bertahun-tahun dan telah memenuhi dua dimensi kurikulum, yaitu rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Beberapa manfaat dari Kurikulum 2013 diantaranya:
Menuntut Siswa Lebih Mandiri, Kreatif dan Inovatif
Dibandingkan dengan kurikulum yang lama, kurikulum 2013 melatih siswa untuk lebih mandiri, kreatif, dan inovatif. Siswa tak hanya mendapatkan informasi dan materi dari guru, melainkan juga dilatih untuk mencari informasi di luar kelas secara aktif.
Melalui konsep 5 M, siswa dididik untuk dapat mencari sendiri informasi, menemukan, menyampaikan pendapat di depan kelas, mengevaluasi, dan menarik kesimpulan secara aktif dan mandiri. Dengan begitu, kurikulum ini juga kembali mengajak anak-anak untuk membudayakan membaca, salah satu kebiasaan yang mulai menurun pada generasi saat ini.
Proses Penilaian Dilakukan Dari Semua Aspek
Dalam kurikulum 2013, sikap siswa di dalam kelas juga termasuk salah satu aspek yang dinilai. Karena itu penerapan kurikulum 2013 juga memiliki tujuan yang baik yaitu mendorong anak untuk memiliki sikap yang lebih baik di sekolah, pada teman sejawat, dan terhadap lingkungannya.
Jika pada kurikulum sebelumnya penilaian hanya dilakukan dari sisi intelektual siswa, maka kurikulum 2013 ini juga membuat suatu indikator penilaian dari aspek yang lainnya. Di antaranya adalah dari sisi kecerdasan, sikap dan karakter, sosial bahkan aspek religius.
Menekankan Kepada Pendidikan Karakter
Kelebihan kurikulum 2013 lainnya adalah menekankan pada pendidikan karakter. Hal ini memberikan kesempatan bagi lembaga pendidikan untuk lebih maksimal dalam membentuk karakter peserta didik. Upaya pembangunan karakter dan juga budi pekerti luhur ini ditekankan pada semua program studi yang ada. Sehingga, memungkinkan karakter anak bangsa semakin terbentuk.
Sedangkan beberapa Kerugian kurikulum 2013 di antaranya:
Sistem penilaian yang terlalu rumit
Guru harus melakukan tiga set penilaian terhadap siswa, antara lain penilaian sikap, penilaian kognitif, dan penilaian keterampilan. Masing-masing set penilaian masih dijabarkan lebih banyak, misalkan set penilaian sikap yang terdiri atas penilaian observasi (kedisiplinan, kejujuran, peduli lingkungan, dsb), penilaian diri, penilaian teman sejawat, dan penilaian jurnal.
Sistem penilaian yang banyak dan rumit tersebut harus diterapkan guru pada masing-masing siswa, per mata pelajaran, dan per kompetensi dasar.
Sri berpendapat bahwa sistem penilaian ini yang paling rumit dibandingkan dengan sistem penilaian pada kurikulum-kurikulum sebelumnya. Menurutnya, semestinya sistem penilaian lebih disederhanakan.
Sarana yang belum memadai dan merata
Kekurangan kurikulum 2013 selanjutnya adalah kurangnya sarana dan prasarana yang belum memadai dan merata untuk menjalankan kurikulum 2013. Tak semua siswa dan sekolah memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk mengajarkan siswanya belajar secara aktif dan mandiri. Terutama jika kurikulum ini akan diterapkan di daerah-daerah yang terpencil.[]
Pengirim :
Nauroh Salsabilla, Mahasiswa Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, email : naurohsalsabilla06@gmail.com