 |
| Foto : ILUSTRASI |
Pada era digital, informasi dapat diakses kapanpun dan dimanapun dengan mudah. Dengan kemajuan teknologi ini dapat memudahkan siswa dalam memperoleh informasi dari media sosial. Kemudahan ini dapat menimbulkan permasalahan yang serius, karena banyak siswa yang menerima informasi secara mentah-mentah. Sebagai contoh yaitu situs pornografi yang dapat diakses melalui internet.
Remaja cenderung mendapatkan informasi tentang seks melalui teman-temnanya, membaca buku, bahkan dari melakukan percobaan dengan jalan masturbasi, onani, bercumbu atau berhubungan seksual. Hal ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mental remaja yang seharusnya aktivitas remaja dilalukan melalui kegiatan-kegiatan positif.
Pornografi merupakan salah satu penyebab penyimpangan perilaku pada remaja. Pornografi dapat didefinisikan sebagai gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi atau pertunjukan dimuka umum yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat.
Minimnya pendidikan seksual terhadap remaja menimbulkan penyimpangan tingkah laku seksual pada remaja. Pemahaman dan pengetahuan remaja akan masalah seksual pada dasarnya telah tumbuh dalam kehidupan di lingkungan keluarga. Namun, seringkali karena remaja masih malu membicarakan seks kepada orang tuanya, remaja sering mencari informasi dari media ataupun dari orang lain. Terlebih lagi, berbagai informasi, pengertian-pengertian, serta konsep-konsep pengetahuan tentang seks dapat diperoleh melalui media masa seperti televisi, video, radio, dan film yang semuanya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan para remaja sekarang. Apabila orang tua jarang mengawasi anak-anak remajanya, kurang memberi dukungan, dan menerapkan pola disiplin secara tidak efektif, maka akan menyebabkan terjadinya penyimpangan tingkah laku pada remaja.
Pornografi dapat mengakibatkan perilaku negatif seperti remaja yang meniru untuk melakukan tindakan seksual, menyebabkan sulit berkonsentrasi saat belajar sehingga mengganggu jati dirinya, menjadi pribadi yang tertutup, minder, dan tidak percaya diri, melakukan tindak kriminal dan penyimpangan seksual seperti lesbianisme, homoseksual, sodomi, dan pedophilia.
Adapun solusi agar remaja dapat mengendalikan kenalalan remaja antara lain remaja harus pandai dalam memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.[]
Pengirim :
Herdina Suci Arta, mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, email : herdinasuciarta@gmail.com
