Notification

×

Iklan

Iklan

Belajar dari Permasalahan Sosial yang Terdapat di Dalam Cerpen “Rumah Gadang” Karya Ismailinar

Sabtu, 17 Juni 2023 | Juni 17, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-06-17T09:43:11Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Foto : Rumah Gadang (gurusiana)

Peristiwa kehidupan yang digambarkan dalam cerpen merupakan peristiwa budaya dimana subjek tersebut menjadi hal yang menarik untuk digambarkan dalam cerpen. Cerpen dapat mengungkapkan kehidupan yang dialami pengarang, pengarang dapat menyusun konflik-konflik yang menarik melalui tokoh-tokohnya. Konflik sering muncul dalam masyarakat, yang semuanya disebut fenomena sosial.  Masalah atau kejadian sosial juga bisa terkait dengan tradisi dan budaya. 


Salah satunya adalah tradisi dan budaya di Minangkabau. Cerpen bertema Minangkabau biasanya terkait dengan tradisi dan budaya. Tema tradisi dan budaya menjadi daya tarik tersendiri ketika sebuah cerita pendek diciptakan, selain menghadirkan estetika dalam cerpen,  hal lain yang ditemukan ialah dapat mengetahui tradisi atau budaya apa yang dimiliki suatu daerah dan apa yang dapat pembaca pelajari dari cerpen tersebut. Tradisi dan budaya Minangkabau yang masih kental menarik perhatian pengarang lau dituangkan dalam bentuk cerpen.


Salah satu cerpen yang menceritakan tentang adat dan budaya Minangkabau adalah cerpen Ismalinar yang berjudul Rumah Gadang. Ismalinar Lahir dan lulus dari Lubuk Basung, Sumatera Barat. Kuliah di Depok dan Serang. Sekarang tinggal di Tangerang dan mengajar di UMT. Ismalinar telah menerbitkan berbagai cerpen di berbagai media yang mana ceritanya berkaitan dengan Minangkabau. Tidak hanya cerpen Ismalinar juga menciptakan karya sastra tulis lainnya yang di publikasikan di media cetak maupun di media online. 


Salah satu cerpennya yang menarik untuk dibaca ataupun dikaji ialah, cerpen yang berjudul Rumah Gadang, yang memungkinkan pembaca untuk merenungkan secara kritis persoalan-persoalan sosial yang muncul antara masa lalu dan masa kini.  Pengarang menunjukkan kreativitas dan mampu menghidupkan tokoh-tokoh yang ada pada cerpen Rumah Gadang. Cerpen tersebut berlatang belakang di Rumah Gadang dan budaya Minangkabau. 


Pada bagian awal cerpen telah menunjukkan konflik utama yang akan terjadi dalam cerpen yang berjudul “Rumah Gadang”. Dimana diawali dengan kalimat “Gadih, amak dan mamak-mu sudah putuskan, kau tidak boleh tinggal di rumah gadang ini. ” Tek Sani berbicara dengan tegas di hadapan Gadih Ranti. Cerpen ini menceritakan tentang seorang anak perempuan yang ingin tinggal dan menetap di rumah gadang. Perempuan tersebut merasa pantas menduduki rumah gadang karena ia adalah seorang perempuan yang akan diwarisi rumah gadang karena sesuai dengan sistem matrilineal di Minangkabau, bahwasanya perempuanlah yang akan bisa menempati pusako tinggi salah satunya rumah gadang. 


Namun hak perempuan tersebut tidak disetujui oleh amak dan mamaknya karena perempuan tersebut sudah tidak beragama islam lagi. Terjadi percecokan yang cukup rumit dalam cerita ini antara amak, mamak, dan gadih. Di satu sisi amak dan mamak sangat menentang gadih untuk menetap di rumah gadang, namun menurut gadih tersebut amak dan mamak tidak memiliki rasa toleransi beragama karena tega mencampakkan anaknya yang tidak lagi beragama islam.


Perdebatan kian memuncak ketika amak merasa gagal menjadi orang tua karena tidak mengajarkan tentang adat dan agama kepada anaknya. Sudah menjadi kewajiban bagi amak untuk mengajarkan bagaimana adat di Minangkabau dan seberapa pentingnya agama Islam di Minangkabau. Amak dan mamak menjelaskan seberapa sakralnya filosofi orang Minangkabau yaitu, adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah. Sang gadih tidak menggubris sedikit pun ia tetap kokoh dengan pendiriannya bahwa dia pantas dan patut untuk menduduki rumah gadang tersebut. 


Keputusannya pindah agama karena cinta dan mengikuti suaminya dianggap tidak salah karena setiap manusia memiliki HAM untuk dirinya sendiri. Pada bagian akhir cerita gadih teringat pada ayahnya yang meninggal karena mengetahui dia telah menikah digereja, namun itu hanya jadi bahan renungan saja bagi si gadih. Namun, tiba-tiba, Gadih Ranti teringat suami dan anak-anaknya. Sejak pindah ke kota Padang, keluarga kecilnya tinggal di rumah kontrakan.  Entah mengapa, hatinya lebih condong pada mereka. Hatinya menjadi panas. “Mak, Ambo pulang dulu. Mulai besok  Ambo dan keluarga Ambo akan tinggal di rumah gadang,” ultimatumnya..  


Perihal toleransi yang dibahas dalam cerpen tersebut dapat dijadikan bahan pembelajaran bahwasanya tidak semua toleransi dapat dipergunakan dalam bermasyarakat. Adat Minangkabau berlandaskan pada ajaran agama islam, maka tidak ada toleransi dibalik masyarakat yang tidak beragama islam untuk menduduki rumah gadang atau ketentuan adat Minangkabau lainnya. Memang setiap insan yang bernyawa memiliki HAM untuk dirinya masing-masing namun perihal adat sudah beda lagi bahasannya, karena adat sudah ada aturannya yang telah diberlakukan sejak dahulunya. 


Dengan permasalahan sosial yang terdapat pada cerpen tersebut dapat dijadikan sebagai bahan renungan untuk anak-anak generasi milenial bahwasanya jangan mudah terpengaruh dengan arus globalisasi pada zaman sekarang ini. Meskipun pengaruh globalisasi memberikan dampak positif dan negatif namun pada cerpen tersebut dampak negatiflah yang dihadirkan dalam ceritanya yang mana anak perempuan tersebut memilih jalannya untuk pindah agama dari agama Islam ke Kristen. 


Amak sebagai orang tua hendaknya mengajarkan ajaran-ajaran agama kepada anaknya agar kelak tidak melakukan penyimpangan yang cukup krusial. Makna yang cukup dalam dapat dipraktekkan dalam cerpen ini karena mempertegas maksud dari “adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah” yang mana dari kalimat ini menegaskan bahwa orang Minangkabau sudah tentu muslim. Ajaran orang tua perihal adat dan agama sangat dituntut untuk diajarkan kepada anak agar kelak tidak terjadi permasalahan yang sama persis dengan cerpen yang berjudul Rumah Gadang tersebut.[] 


Pengirim :

Maisya Kartika, Mahasiswa Sastra Minangkabau Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas - Padang 

×
Berita Terbaru Update