Notification

×

Iklan

Iklan

5 Fakta Menarik tentang Sejarah Kuda, Menonton Kuda Harus Pakai Baju Rapi

Senin, 05 Juni 2023 | Juni 05, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-06-05T10:40:47Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Ian Aerleo Prasetyo, Perawat Kuda Universitas Airlangga (Foto : IST)

Kuda dari genus Equus merupakan hewan mamalia yang sangat istimewa, banyak sekali fakta menarik mengenai kuda. Peranan kuda dalam kehidupan sehari - hari sangatlah penting baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan kemampuan kuda berlari mencapai ±60km/jam maka tidak perlu diragukan manusia jaman dahulu menggunakanya untuk kendaraan utama harian. Zaman sekarang, berkuda juga termasuk bagian dari cabang olahraga international (Olimpic) yang digemari kaum elite, Karena tak dapat disangkal harga kuda yang bombastis, yakni mencapai puluhan hingga ratusan juta.


Penggunaan kuda yang pertama kali didokumentasikan untuk olahraga dimulai pada 800 SM ketika balapan kereta berlangsung, dan pada abad-abad berikutnya, orang Romawi memacu kuda selama acara-acara penting di arena yang dibangun khusus. Pada akhir abad ke-11, kuda mulai digunakan olahraga balap di inggris. Lalu, berkuda menjadi olahraga formal di inggris pada abad ke-16, dan pengembangan kuda pacuan dapat sengaja ditelusuri ke pemerintah raja Charles II dari inggris abad ke-17 dengan klub joki didirikan 1750. 


Selanjutnya, popularitas balap tumbuh, baik untuk peserta maupun penonton, dibantu oleh komersialisasi dan taruhannya :

1. Sejarah kuda pacuan, Bahkan untuk menghadiri acara harus menggunakan seragam tertentu


Melihat pada zaman dahulu, kuda merupakan hewan transportasi yang memiliki keccepatan menembus 60 km/jam. Sebagai hewan tercepat semasanya dan bisa dilatih kuda dijadikan sebagai olahraga pada abad-11 hingga sekarang. Mayoritas penonton pacuan kuda/equestrian adalah kaum bangsawan sehingga pemakaian seragam menonton pacuan kuda/equestrian pun tidak sembarangan. Fakta menarik lainya, lomba pacuan kuda/equestrian pada zaman dahulu konon dijadikan juga sebagai politik dan taruhan. Tantangan khusus keamanan pada lomba ini ialah aksi pencurihan uang taruhan dan kriminalitas pembunuhan. Sebagai visualisasi anda bisa menonton serial Peaky Blinder’s.


2. Kuda mempunyai passport

Sebagai hewan yang memiliki historical yang kuat, kuda harus diberlakukan secara istimewa. Hal ini juga berlaku untuk beberapa hewan lain. Kuda tidak boleh dipindahkan dengan cara yang dapat menyebabkan bahaya atau kerusakan. Terdapat peraturan kesejahteraan khusus untuk mengangkut hewan hidup. Anda harus mempunyai paspor kuda Anda dengan kuda, termasuk kuda poni dan keledai. 


3. Kuda dianggap menjadi bagian dari keluarga


Untuk menilainya secara bermakna, Penting mengetahui definisi dari kesejahteraan. Kesejahteraan adalah keadaan hewan sehubungan dengan upaya untu mengatasi lingkungan yang menggabungkan Kesehatan fisik serta mental. 


Kuda dianggap menjadi bagian keluarga karena secara historis kuda menjadi olahraga paling keren pada zamanya. Sehingga harus diberikan perawatan penuh serta ketulusan merawat kuda. Merawat kuda diperlukan intensitas yang tinggi. Seperti : Menggosok tubuhnya setiap hari, Mengajak kuda untuk berjalan serta merumput, dan membersihkan kandang agar terhindar dari berbagai penyakit. Dengan intensitas yang berturut-turut akan membuat pemilik memiliki ikatan emosional yang kuat sehingga menganggap kuda menjadi bagian keluarga sendiri. Meninjau Aspek yang lain ialah Kuda secara turun temurun berhubungan erat dengan manusia sehingga sudah menjadi budaya dan mendarah daging pada kalangan tertentu.


4. Harga kuda melebihi mobil sport

Beberapa jenis kuda harganya memang sangat mahal, menyaingi mobil dan rumah. Maka, tak sembarang orang bisa memelihara kuda, belum lagi urusan perawatannya. Setidaknya, pemilik kuda harus mempunyai halaman sangat luas, juga orang yang khusus merawat hewan peliharaan itu.


Harga kuda bergantung pada Spesies, Genetik, Prestasi saat lomba, dan Menyangkut kualitas fisik tubuh termasuk riwayat sakit. Harga kuda sendel/kuda Indonesia berkisar Rp 7 juta-Rp 15 juta per ekor. Sedangkan, untuk indukan mulai dari Rp 12 juta-Rp 30 juta per ekor. Kuda perkawinan silang antara kuda sandel dengan kuda seperti crossbreed, Thorough breed, Warmblood, Lusitano akan menghasilkan anakan yang diberi nama kuda Generasi Indonesia. Hal ini dilakukan dengan bertujuan memperbaiki kualitas kuda Indonesia. Kuda G1 berkisar di harga 20 juta-40 juta per ekor. Sekarang mari kita bandingkan dengan kuda berskala internasional. 


Kuda thoroughbred terkenal dengan kecepatan berlarinya. Keistimewaan tersebut yang membuat kuda ini termasuk jenis termahal di dunia. kuda pacuan Amerika Thoroughbreed yang bernama Fusaichi pegasus berhasil memenangkan Kentucky Derby pada 2000. Kuda itu dijual secara lelang, kemudian laku 70 juta USD (Rp996 miliar). Markas kuda pacu ras murni terbesar di dunia, Coolmore Stud yang berhasil mendapatkan fusaichi Pegasus


Bahkan, Di indoensia sendiri terdapat kuda berharga fantastis yaitu kuda larasati gading yang disewakan berasal dari jerman berkisar 350.000 euro atau Rp. 5 miliar. Karena kuda ini sudah memiliki berbagai prestasi seperti pada SEA Games.


5. Hewan kuda harus diberi perhatian serta perawatan ekstra


Tubuh kuda yang besar belum tentu kuda memiliki imun yang kebal dan tidak mudah terserang penyakit. Pada kuda import harus dilakukan setting kendang sesuai dengan asalnya untuk menghindari stress pada kuda dan memyebabkan performa dan produktivitas kuda menurun. Bagian tubuh kuda yang sering terserang penyakit ialah pada lambung dan kuku, perlu perawatan ekstra seperti : perawatan harian, pemotongan kuku pada kuda, mengajak jalan kuda, membiarkan kuda merumput, dll.


Alasan lain kenapa kuda harus dirawat dengan ekstra ialah untuk menjadi peserta equestrian harus memiliki Dokter Hewan serta Paramedik Veteriner/Perawat hewan sebagai syarat untuk menjadi peserta balap equestrian. Apabila kuda terkena penyakit dan menimbulkan Riwayat penyakit tentu akan mempengaruhi performa tubuh hal ini bisa menjadikan harga kuda yang fantastis menjadi turun drastis.


Penulis : 

Ian Aerleo Prasetyo, Mahasiswa D3 Paramedik Veteriner Universitas Airlangga 

×
Berita Terbaru Update