Notification

×

Iklan

Iklan

Tahun 2023 Dunia akan "Gelap" Dilanda Resesi Ekonomi, Apakah Indonesia bisa Selamat?

Jumat, 19 Mei 2023 | Mei 19, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-05-19T10:06:00Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Aqif Abi Aufa (Foto : IST)

Apa yang dimaksud resesi, Resesi adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan dimana perputaran ekonomi suatu negara berubah menjadi lambat atau buruk. Bank Dunia dalam laporannya yang berjudul “Is a Global Recession Imminent?” memprediksi kemungkinan terjadinya resesi ekonomi global pada tahun 2023 mendatang. Prediksi tersebut, terasa semakin nyata dengan beberapa indikasi yang sudah mulai terjadi, seperti kenaikan suku bunga acuan secara agresif yang dilakukan bank sentral berbagai negara dalam upaya meredam laju inflasi.


Presiden Jokowi menyebutkan bahwa ketidakpastian global saat ini sangat mengkhawatirkan banyak negara, termasuk Indonesia. Akibat kenaikan harga energi hingga suku bunga acuan di berbagai negara, inflasi menjadi melonjak. Beliau menyebut sudah terdapat 5 negara dengan lonjakan inflasi hingga di atas 80%. Sementara inflasi Indonesia per November 2022 mencapai 5,42% dan diprediksi tembus 6 persen di akhir tahun ini.


Apa dampak jika negara terkena resesi? nah sederhananya jika suatu negara terkena resesi maka akan membuat harga barang-barang di negara tersebut menjadi semakin mahal Selain itu mencari pekerjaan baru juga akan lebih sulit karena perusahaan banyak yang melakukan efisiensi atau pengurangan karyawan.


Kenapa negara-negara di seluruh dunia dapat mengalami resesi apa penyebabnya?


Ada beberapa factor pemicu resesi ekonomi global yang akan terjadi di tahun 2023 ini yaitu : 

1. Pandemic covid-19, pada saat awal meluasnya wabah covid-19 sampai saat ini, mengakibatkan penurunan aktivitas ekonomi secara derastis, termasuk kegiatan ekonomi. Ini megakibatkan pertumbuhan ekonomi global menurun. Pada saat yang sama, banyak negara melakukan proteksi atas hasil pangan untuk mengantisipasi wabah covid-19 ini. Ini mengakibatkan meningkatkan harga pangan karena kurangnya suplai. 

2. Perang Rusia-Ukraina, perang rusia-ukraina telah menghilangkan PDB global hingga USD2,8 triliun. Perang rusia-ukraina mengganggu rantai pasok global sehingga menyebabkan krisis terutama di sector pangan dan energi. Ini adalah factor utama yang menyebabkan resesi global tahun 2023.

3. Peningkatan suku bunga, ini di sebabkan karena Sebagian besar negara meningkatkan suku bunga secara bersamaan sehingga berimplikasi pada krisis pasar keuangan dan pelemahan ekonomi.


Dari data yang telah di jelaskan di atas bahwa resesi akan melanda beberapa negara didunia jadi pertanyannya adalah apakah Indonesia dapat selamat dari resesi 2023?


Pakar ekonomi Universitas Muhammadiyah Jakarta Dr. Luqman Hakim, M.Si., Ak., membagikan hasil analisisnya.Luqman menyebut bahwa Indonesia akan selamat dari jurang resesi jika berkaca pada hasil IMF yang mempertahankan proyeksi ekonomi Indonesia pada tahun 2022 sebesar 5,3% namun pada tahun 2023 akan turun menjadi 5%, artinya tidak terlalu berdampak signifikan karena angka tersebut masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi negara-negara maju.


Lebih lanjut, Luqman menegaskan bahwa hasil analisisnya dibenarkan oleh Cheng Hoon Lim yang merupakan Indonesia Mission Chief, Asia and Pacific Department IMF. Menurutnya memang benar Indonesia akan lebih tinggi dibandingkan negara lain karena melihat di waktu yang sama ekonomi Indonesia ditopang oleh konsumsi dan investasi, kondisi ini dapat dicapai berkat kebijakan ekonomi pemerintah yang hati-hati dan berkelanjutan.


Ekonom Muhammad Chatib Basri juga berpendapat sama dan memastikan bahwa Indonesia tidak masuk dalam jurang resesi tahun 2023. Akan tetapi Chatib mengingatkan bahwa Indonesia akan tetap terkena dampaknya, pertumbuhan ekonomi nasional akan melambat. Pada acara Daily Summit 2022 Chatib mengatakan jika ditanya terkait Indonesia akan resesi atau tidak, jawabannya tidak. Sebab menurutnya dampak negatif dari pelemahan ekonomi global hanya akan dirasakan oleh negara-negara dengan kontribusi ekspor terhadap PDB negara lebih dari 200%, sehingga ekonomi global melemah perekonomian negara seperti Singapura akan terpengaruhi. Menteri Keuangan Sri Mulyani pun pengubah pesannya menjadi “Indonesia aman tetapi tetap waspada”.


Namun jika negara sudah terlanjur terkena resesi ekonomi, apa yang harus di kita lakukan sebagai masyarakat? Jadi berikut adalah hal yang harus di lakukan jika resesi ekonomi sudah terlanjur terjadi :


1. Mempersiapkan Dana Darurat

Dana darurat atau simpanan keuangan guna masa depan merupakan hal wajib dipersiapkan dan dimiliki oleh semua orang. Dengan demikian, ketika resesi ekonomi terjadi, diharapkan Anda tidak mengalami kesulitan besar.


Sebagai salah satu cara menghadapi resesi ekonomi, dana darurat berperan besar untuk menjaga kestabilan keuangan keluarga maupun perusahaan saat terjadi Pemotongan Hubungan Kerja (PHK) atau hal yang tidak diinginkan lainnya.


2. Mencari Passive Income

Saat ini sudah banyak tersedia lapangan kerja yang bisa dijadikan penghasilan tambahan atau passive income. Untuk menjaga kestabilan ekonomi, Anda bisa memilih salah satu pekerjaan online guna mendukung keuangan.


Melalui cara menghadapi resesi ekonomi berikut, Anda tidak hanya bisa mendapatkan penghasilan tambahan di luar gaji pokok tapi juga mengamankan dana darurat guna keperluan masa depan sekaligus mencegah adanya hutang.


3. Meminimalisir Pengeluaran dan Hutang

Cara menghadapi resesi ekonomi berikutnya adalah dengan meminimalisir pengeluaran guna pembelanjaan barang yang tidak diperlukan. Untuk mengaplikasikan langkah berikut, Anda bisa mulai membuat skala prioritas keuangan.


4. Miliki asuransi sebagai proteksi 

Satu hal lain yang tidak boleh ketinggalan saat menghadapi resesi adalah asuransi sebagai proteksi. Saat situasi ekonomi sulit, biaya perawatan atau pengobatan merupakan fasilitas mahal yang sulit didapatkan. Asuransi juga bukan sekadar melindungi diri sendiri, terlebih bagi kepala keluarga, karena ada nasib orang-orang tercinta yang menggantungkan hidupnya kepada Anda. Usahakan untuk memiliki beberapa jenis asuransi agar kesehatan dan keamanan finansial tetap terjaga, di antaranya asuransi kesehatan dan asuransi jiwa.


5. Susun ulang daftar pengeluaran

Tahukan Anda kalau daftar pengeluaran ternyata harus disusun ulang setidaknya satu tahun sekali? Selain di momen awal tahun dan akhir tahun, waktu yang tepat untuk melakukan penyusunan ulang daftar pengeluaran ini adalah di masa menjelang kritis, seperti isu resesi 2023. Pilih dan kategorikan mana saja kebutuhan primer atau sekunder yang mungkin budget-nya bisa ditekan lebih ketat atau bahkan ditiadakan karena perlu memprioritaskan hal yang lebih penting. Adapun beberapa daftar pengeluaran yang mungkin bisa dikurangi atau dihilangkan adalah, memberhentikan langganan aplikasi streaming musik/film/sejenisnya, mengurangi frekuensi nonton bioskop, makan di luar rumah, naik kendaraan online, atau belanja di e-commerce.[] 

 

Pengirim :

Aqif Abi Aufa,  mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung

×
Berita Terbaru Update