Endang Aldilla, S.Pd dan Jufiani Ulfa, S.Pd (Foto : Ist) |
Pusat Riset Pendidikan Badan Riset dan Inovasi Nasional menggagas program sekolah atau madrasah berbasis riset dan inovasi. Program ini diharapkan mengembangkan potensi siswa dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta menumbuhkan kultur riset di satuan pendidikan (Hidayati, 2019). Potensi itu perlu dikembangkan agar lebih menyeluruh sehingga meningkatkan mutu pendidikan bangsa. Fokus program ini mendorong siswa berpikir kritis dan menghasilkan karya ilmiah dari riset-riset di sekolah atau madrasah.
Program ini memberikan kebebasan berkreasi untuk mengeksplorasi riset dan inovasi dalam kehidupan. Membiasakan anak-anak mencari proyek- proyek riset yang kecil-kecil, menumbuhkan minat anak pada riset dan inovasi perlu diperkenalkan sejak dini. Salah satu kunci utama yang diperlukan untuk belajar riset dan inovasi adalah rasa ingin tahu yang besar. Hal ini sejalan dengan memberikan keleluasaan dan kebebasan anak-anak dalam merancang kegiatan riset dan inovasi yang berkaitan dengan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di sekolah.
Berbagai macam poster riset dan inovasi yang berisikan kreativitas siswa beradu keunikan, keindahan, dan tentunya kejelian dalam menggali konsep- konsep riset dan dan inovasi yang ada di lingkungan mereka. Benar, untuk menggalakkan kecintaan anak-anak pada dunia riset dan inovasi, dimulai dengan memperkenalkan anak-anak pada proyek-proyek riset dan inovasi yang sederhana namun menantang bagi mereka.
Riset merupakan proses penyelidikan atau pencarian yang saksama untuk memperoleh fakta baru dalam cabang ilmu pengetahuan sehingga riset merupakan konsep yang tepat untuk diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar di madrasah. Dengan penerapan pendekatan pembelajaran berbasis riset di sekolah, diharapkan jiwa saintis dapat terbentuk dalam diri peserta didik. Sikap tersebut ditandai dengan sikap rasa ingin tahu yang tinggi dan mampu menyelesaikan setiap permasalahan dengan sikap berpikir sistematis, objektif, dan ilmiah.
Kegiatan belajar mengajar yang dapat diterapkan guru adalah Pembelajaran Berbasis Riset (PBR). PBR adalah model pembelajaran yang berpusat pada siswa yang mengintegrasikan penelitian ke dalam proses belajar. Proses belajar adalah pelaksanaan penelitian kombinasi dan pembelajaran yang bermakna. Pembelajaran berbasis penelitian bersifat multifaset, mengacu pada berbagai pembelajaran metode, sehingga semua hasil belajar siswa berasal dari penelitian sederhana yang mereka lakukan, untuk contoh melalui percobaan dan studi lapangan (Usmeldi, 2018).
Langkah (syntax) utama dalam PBR yaitu Problem Statement, Data Collection, Analysis, dan Conclusions. Melalui PBR, terlihat antusiasme murid dalam belajar karena mereka bebas memilih topik riset yang sesuai minat mereka. Antusias murid ini sebanding dengan hasil pembelajaran yang ditunjukkan dengan kenaikan nilai akhir dari sebuah proyek proposal penelitian dibandingkan dengan nilai awal murid saat mengerjakan LKPD sebagai gambaran awal murid tentang riset.
Sebagai seorang pendidik, kita harus memiliki keinginan untuk bisa melaksanakan tugas utama dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi murid secara komprehensif. Oleh karena itu, kita harus memulai dengan suatu perencanaan pembelajaran yang tepat sesuai kebutuhan murid dalam mempersiapkan diri di era perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan informasi yang menuntut keterampilan abad 21.
Namun sayangnya, murid belum terbiasa dilatih untuk memiliki keterampilan abad 21 dalam proses pembelajaran. Disinilah peran penting seorang pendidik dengan mengenali 4C, empat keterampilan abad 21 yang harus dimiliki murid, yaitu Critical Thinking, Collaboration, Communication, dan Creativity. Oleh karena itu, saya mencoba mendesain sebuah pembelajaran yang mengakomodir 4C ini melalui model Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) (Jaziroh, 2021).
Dalam mendesain sebuah pembelajaran, seorang guru harus memahami dengan baik tugas pokok guru yang meliputi Merencanakan Pembelajaran, Melaksanakan Pembelajaran, Menilai Pembelajaran, Membimbing dan Melatih murid. Mulai dari tahap perencanaan, kita harus mencoba merancang sebuah Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) untuk meningkatkan keterampilan abad 21 yang dibutuhkan murid. PBR adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan riset di dalam proses pembelajaran dalam rangka membangun pengetahuan dengan cara merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis, membuat kesimpulan dan menyusun laporan (Salimi, dkk. 2017).
Untuk melatih keterampilan abad 21 tersebut dibutuhkan suatu pendekatan pembelajaran yang kontekstual dan sesuai minat belajar murid. Oleh karena itu, kita dapat membebaskan murid untuk memilih topik riset apa yang diminati mereka dan dibutuhkan sebagai pemecahan masalah di lingkungan sekitar. Agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, tentunya kita harus membuat syntax utama dalam PBR yaitu Problem Statement, Data Collection, Analysis, dan Conclusions.
Dengan Pembelajaran Berbasis Riset (PBR), murid dapat menggali keterampilan abad 21 yang meliputi keterampilan 4C yaitu Critical Thinking, Collaboration, Communication, dan Creativity. Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) dapat dilakukan pada mata pelajaran apapun, tidak hanya mata pelajaran IPA. Hal ini dikarenakan dalam model PBR yang ditekankan adalah keterampilan ilmiah dalam memecahkan suatu masalah yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.[]
*Penulis adalah Mahasiswa Magister Pendidikan Fisika Universitas Negeri Padang, email : jufianiulfa@gmail.com