Foto : Ilustrasi |
Masyarakat Desa Air nyatoh yang berada di kawasan pesisir Kabupaten Bangka Barat kehidupannya termasuk rentan secara sosial ekonomi karena tidak memiliki penghasilan yang tetap, mayoritas sebagai nelayan dengan penghasilan tidak menentu. Secara kultural sikap masyarakat nelayan pesisir pantai biasanya dipengaruhi oleh gaya hidup yang pasrah dan kurang motivasi. Situasi ini yang menyebabkan tidak mampunya masyarakat pesisir pantai dalam memenuhi kebutuhannya seperti pendidikan dan kesehatan, khususnya dalam ketidakmampuan melakukan kegiatan usaha produktif, serta tidak mampunya dalam mengakses sumber daya sosial dan ekonomi.
Salah satu wilayah pesisir di kawasan Bangka Barat adalah Desa Air Nyatoh luas wilayahnya adalah 7.10 km², terbagi menjadi 3 dusun. Bagian sebelah utara berbatasan dengan Sungai Kampak, Bagian sebelah selatan berbatasan dengan Desa Peradong. Lalu di bagian sebelah barat berbatasan dengan Laut Natuna. Sementara sebelah timur berbatasan dengan desa Tugang Kecamatan Kelapa. Jumlah penduduk di Desa Air Nyatoh pada tahun 2019 sebanyak 2.781 jiwa. Sebanyak 1.413 orang atau 50,81% adalah laki-laki dan sebanyak 1.368 orang atau 49,19% adalah perempuan.
Sebagian besar penduduk di Desa Air Nyatoh bekerja sebagai buruh harian lepas. Produk lokal yang dihasilkan di Desa Air Nyatoh adalah hasil olahan laut yaitu, cumi kering asin, ikan labak asin dan teri nasi. permasalahan sulitnya memperoleh penghasilan bagi nelayan menjadi faktor yang harus dipikirkan masyarakat bagaimana menggali potensi hasil olahan laut di kawasan tersebut agar masyarakat mendapatkan penghasilan tambahan.
Pemberdayaan dapat dilakukan dengan upaya pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat secara sinergis dalam bentuk pengembangan usaha terhadap usaha mikro dan Menengah sehingga tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang mandiri dan kontinu.
Tujuan dengan adanya pemberdayaan usaha mikro dan menengah adalah (1) Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang dan berkembang (2) Menumbuhkan dan mengembangkan usaha mikro dan menengah menjadi usaha yang mandiri dan kontinu (3) Meningkatkan peran pelaku usaha mikro dan Menengah dalam pembangunan daerah, menciptakan lapangan pekerjaan, pemerataan pendapatan, dan pertumbuhan ekonomi. Manfaat dari usaha mikro dan menegah dapat dilihat dari beberapa faktor berikut (1) Penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan mikro dan menengah untuk mengelola secara mandiri (2) Perwujudan kebijakan publik secara transparan (3) Peningkatan daya saing usaha mikro dan menengah.
Berdasarkan hasil observasi perlu formulasi konsep pemberdayaan dan pemahaman tentang karakteristik sosial masyarakat Pesisir sebagai kelompok yang akan diberdayakan (1) membentuk kelompok usaha kecil yang memanfaatkan hasil olahan laut berupa ikan japuh, cumi dan udang ebi sebagai bahan baku utama kemplang (2) merintis usaha secara berkelompok dan bekerjasama dalam membuat kelompok usaha kecil hasil (3) membuat kemplang dengan kualitas baik sehingga mempunyai nilai jual (4) membuat kemplang dengan skala kecil/industri rumahan (5) dipasarkan ke konsumen agar mendapatkan penghasilan untuk kesejahteraan masyarakat.
Masyarakat pesisir sangat berpotensi untuk berwirausaha seperti contohnya Desa Air Nyatoh Kecamatan Simpang teritip pesisir Kabupaten Bangka Barat. Mereka perlu pendampingan dalam mengelola produk khas olahan laut seperti kemplang yang berbahan dasar ikan japuh, cumi dan udang ebi. Aktivitas pemberdayaan ditengah masyarakat pesisir perlu yang namanya strategi pemberdayaan masyarakat sebagai upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau merubah pola pikir atau perilaku individu, organisasi dan sistem yang ada masyarakat itu untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.
Strategi pendampingan dianggap efektif dan efisien dalam melakukan pemberdayaan masyarakat, dengan adanya pendampingan pengetahuan dan kapasitas masyarakat dapat di kembangkan untuk memenuhi kebutuhannya dengan memanfaatkan hasil olahan laut. Dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat bisa mengombinasikan unsur potensi masyarakat, kelompok serta peranan pendamping sebagai pemandu pemberdayaan disesuaikan dengan situasi dan kondisi dilapangan.
Pendamping merupakan upaya untuk menyertakan masyarakat dalam pengembangan berbagai potensi sehingga mampu mencapai kehidupan yang lebih baik, memfasilitasi proses pengambilan keputusan terkait dengan kebutuhan masyarakat, membangun kemampuan dalam meningkatkan pendapatan. Pendampingan dapat dilaksanakan sebagai kegiatan dengan menempatkan tenaga pendamping sebagai fasilitator, komunikator, motivator dan dimanisator. Kegiatan pemberdayaan jika dilaksanakan secara terstruktur dan mendapat respon yang positif dari masyarakat akan berpotensi meningkatkan kesejahteraan maysarakat.
Hal yang demikian menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diukur dari produktivitas usaha masyarakat itu sendiri, termasuk pengembangan potensi yang ada sehingga dapat meningkatkan penghasilan yang layak bagi keluarga di pesisir pantai.
Penulis:
Aswandi, mahasiswa Prodi Ekonomi Universitas Bangka Belitung